Karunia Nubuat Dalam Alkitab Dan Sejarah

113/291

Emosi dan Pertanyaan tentang Wahyu dan Inspirasi

Pemahaman Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh tentang inspirasi berda-sarkan pada bukti alkitabiah bahwa Allah menyatakan diri-Nya secara khusus kepada individu-individu tertentu yang, pada gilirannya, mengomunikasikan pesan-pesan-Nya kepada orang lain (1 Sam. 3: 21-4: 1; Yes. 22:14; Yl. 3: 1, 2 [2: 28, 29, ET]; Mat. 11: 27; Ef. 3: 3, 4; 2 Ptr. 1: 19-21) . 22 Proses “penyingkapan diri Ilahi mencakup berbagai pengalaman pewahyuan, seperti penglihatan dan mimpi, komunikasi verbal, dan pemandangan panoramik yang menghadirkan ‘masa lalu, sekarang, dan masa depan.’” 23 Demikian pula, Peter van Bemmelen mencatat bahwa bukti alkitabiah “menunjuk kepada individu-individu tertentu, yang dipilih oleh Allah, sebagai tempat utama pekerjaan Roh Kudus.” 24 Karena kita percaya bahwa para penulis Alkitab diilhami (2 Ptr. 1:20, 21; 2 Tim. 3: 16, 17) , fokus utama dari proses wahyu dan ilham adalah nabi. KN 171.3

Inspirasi bertindak bukan atas kata-kata atau ekspresinya, tetapi pada orang itu sendiri, yang, di bawah pengaruh Roh Kudus, diilhami dengan pemikiranpemikiran. Tetapi kata-kata menerima kesan dari pikiran individu ... Pikiran dan kehendak Ilahi dikombinasikan dengan pikiran dan kehendak manusia. 25 KN 172.1

Ellen White sendiri mengklaim bahwa nabi, “di bawah bimbingan Roh Kudus, menghadirkan apa yang paling dipaksakan terkesan di benaknya.” 26 Karena hubungan erat antara pikiran dan emosi, emosi seorang nabi memainkan peran penting dalam proses inspirasional. Para nabi bukanlah medium pasif untuk suara kenabian. Mereka terlibat secara emosional dalam pemanggilan mereka dan mengalami keseluruhan emosi manusia. Pada bagian berikut, pertama-tama kami akan menawarkan tinjauan singkat dari literatur yang berhubungan dengan pengakuan dan pemahaman emosi dalam teks-teks Alkitab, diikuti dengan melihat lebih dekat pada data Alkitab terkait dengan tiga momen penting dari pelayanan kenabian, yaitu, (1) sebagai tanggapan untuk panggilan Ilahi; (2) tentang keterlibatan emosional seorang nabi dalam pesan Ilahi; dan (3) tentang reaksi manusia terhadap pesan Ilahi. KN 172.2