Karunia Nubuat Dalam Alkitab Dan Sejarah

112/291

Menuju Definisi Emosi: Bagaimana Emosi Bekerja

Karena emosi secara intrinsik saling berhubungan dengan sifat umum kita sebagai manusia, sering kali sulit untuk mendefinisikannya secara memadai. Memperumit masalah lebih lanjut, emosi harus dengan ekspresi dan pengalaman. Dengan kata lain, kita mengalami emosi dan kemudian juga mengekspresikan emosi. Hal itu dikomunikasikan dalam bentuk ekspresi wajah dan bahasa—dalam ekspresi verbal atau fisik, dan dalam bentuk tertulis. KN 169.1

Bidang ilmu kognitif telah mengalami pertumbuhan eksplosif dengan kemajuan dalam komputasi kekuatan dan teknologi. Bidang pemula ini terikat dalam studi rinci tentang proses neurologis dan linguistik yang terlibat dalam ekspresi emosi manusia. Ilmuwan kognitif saat ini sangat tertarik mengembangkan perangkat lunak dan perangkat keras komputer yang mampu membaca dan merespons emosi dalam teks tertulis. KN 169.2

Untuk tujuan penelitian ini, kami membedakan antara dua aliran pemikiran utama mengenai pemahaman ekspresi emosi. 8 Pemikiran pertama, sebagian besar terkait dengan psikologi budaya, menyatakan bahwa sementara ada emosi dasar manusia tertentu, seperti kemarahan, ketakutan, kegembiraan, rasa jijik, dan kekecewaan, ekspresi emosional pada dasarnya adalah spesifik budaya. 9 Dengan kata lain, ekspresi emosi tertentu akan terlihat berbeda di Asia, misalnya, bila dibandingkan dengan bagaimana seseorang dalam konteks budaya Amerika Utara mungkin memanifestasikan emosi yang sama. KN 169.3

Pemikiran lain, terkait dengan ilmu kognitif, berpendapat bahwa ekspresi emosional adalah universal dan termasuk dalam “kesatuan psikis universal dalam manusia.” 10 Setiap pemikiran menyajikan studi lapangan untuk mendukung teori mereka. Misalnya, dalam satu studi yang berfokus pada emosi kemarahan, para peneliti menemukan organisasi konseptual yang koheren yang mendasari ekspresi, yang berbagi model budaya bersama tentang efek psikologis dari kemarahan dan tidak boleh dianggap berubah-ubah, tetapi digerakkan secara fisiologis. 11 Misalnya, walaupun mungkin ada variasi dalam bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan aspek-aspek tertentu, organisasi konseptual yang mengungkapkan kemarahan ternyata sangat mirip dalam bahasa Inggris Amerika dan bahasa Ibrani alkitabiah. 12 Dalam penelitian ini kita akan berpihak pada Kruger dalam menyarankan bahwa “jawaban mungkin terletak di suatu tempat di tengah.” 13 Mempertimbangkan tugas yang sangat sulit untuk mendefinisikan emosi, mungkin lebih menolong untuk memeriksa bagaimana emosi bekerja. KN 169.4

Scherer memberikan definisi emosi yang luar biasa dan cara kerjanya. Dia mengatakan emosi adalah “sebuah episode perubahan yang saling terkait dan tersinkronisasi di semua keadaan atau sebagian besar dari lima subsistem or-ganisme dalam menanggapi evaluasi peristiwa stimulus eksternal atau internal meskipun relevan pada perhatian utama dari organisme.” 14 KN 170.1

Perlu diperhatikan bahwa emosi biasanya dipicu oleh peristiwa stimulus. Dengan kata lain, sesuatu yang terjadi yang memicu emosi seseorang. Kadangkadang emosi lain muncul atau diperkuat oleh evaluasi kita terhadap peristiwa sesudahnya. Elizabeth Phelps, seorang psikolog di New York University, mengi-ngatkan kita tentang hubungan erat antara pikiran dan emosi. 15 Emosi dihasilkan oleh pikiran dan ingatan, dan ini kemudian bereaksi terhadap proses pikiran dan memperkuat atau menghambat proses mental tertentu. Bahkan dimungkinkan untuk menghasilkan emosi dengan representasi yang dibayangkan. 16 KN 170.2

Emosi berfungsi dalam arti tertentu sebagai detektor relevansi. Kita biasanya menjadi emosional tentang orang dan hal-hal yang kita pedulikan. Telah dikemukakan bahwa emosi juga adalah pengaruh terbesar pada perilaku dan dapat mengganggu rangkaian perilaku dan berfungsi sebagai pemicu untuk menetapkan tujuan dan rencana baru. 17 KN 170.3

Emosi memengaruhi komunikasi dan interaksi sosial. Penampilan fisik, meskipun sering tanpa disadari, ekspresi wajah akan menimbulkan reaksi pada pasangan percakapan seseorang. Perubahan halus dalam ekspresi nonverbal dapat menunjukkan disonansi dari ekspresi verbal dan komunikasi. 18 KN 170.4

Mempertimbangkan penggunaan bahasa yang biasa dipakai, penting untuk membedakan antara suasana hati dan emosi. Secara umum, emosi dianggap sebagai respons berintensitas tinggi terhadap peristiwa-peristiwa stimulus, se-dangkan suasana hati “dicirikan oleh dominasi relatif bertahan dari jenis perasaan subjektif tertentu yang memengaruhi pengalaman dan perilaku seseorang.” 19 Biasanya sulit untuk mengidentifikasi pemicu khusus suasana hati. 20 Sering kali ada kombinasi faktor fisiologis dan lingkungan yang mengarah pada suasana hati tertentu. KN 171.1

Akhirnya, emosi juga lebih dari sekadar perasaan. Emosi, meskipun tam-paknya sulit dipahami dan sulit untuk didefinisikan, memang menghasilkan perbedaan terukur dalam sistem saraf pusat. 21 Mempertimbangkan hubungan yang erat antara pikiran dan emosi, kita sekarang akan mengalihkan perhatian kita pada pertanyaan tentang bagaimana emosi berinteraksi dengan konsep penting inspirasi. KN 171.2