Karunia Nubuat Dalam Alkitab Dan Sejarah
Retorik
Kadang-kadang, mungkin ada kasus-kasus di mana penulis Alkitab me-nyinggung atau mengutip bahasa Alkitab tetapi tampaknya menerapkannya secara berbeda dari apa yang dapat kita simpulkan dari studi tentang latar atau konteks aslinya. Salah satu contoh yang mungkin dari hal ini adalah rujukan Paulus dalam 1 Korintus 9: 8—11 pada perintah Musa, “Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik” (Ul. 25:4) . Rasul itu tampaknya menggunakan bahasa Perjanjian Lama, tetapi menerapkannya secara berbeda dari situasi Perjanjian Lama. 40 Namun, Paulus membela haknya (dan Barnabas) untuk mendapatkan dukungan keuangan dari gereja-gereja untuk pekerjaan Injil, dengan mengutip tidak hanya “otoritas manusia” tetapi “Hukum Musa” (ayat 8, 9). Kemudian Paulus bertanya, “Lembukah yang Allah perhatikan? Atau kitakah yang Ia maksudkan? Ya, untuk kitalah hal itu ditulis, yaitu pembajak harus membajak dalam pengharapan dan pengirik harus mengirik dalam pengharapan untuk memperoleh bagiannya” (ayat 9, 10) . Sementara beberapa orang merasa terdesak untuk membuat poin yang agak jelas bahwa hukum Deuteronomis diarahkan kepada orang-orang untuk mengurangi ketegangan yang tampak antara itu dan penerapan Paulus akan hal itu, maksud asli hukum itu jelas untuk lembu. Namun Paulus tampaknya menyangkal hal ini. 41 KN 135.1
Mungkin secara implisit ada eksploitasi prinsip analog bahwa jika hewan layak mendapat perhatian seperti itu, maka manusia layak mendapat lebih. Namun, Paulus sebenarnya tidak memperdebatkan hal ini, dan, bahkan dalam kasus ini, makna teks yang dikutip harus agak bergeser untuk mengakomodasi penerapan Paulus yang berbeda, yang harus bersandar pada pengertian teologis yang diperluas untuk hukum ini secara harmonis dengan dorongan penuh belas kasihan dari undang-undang Mosaik secara keseluruhan. KN 135.2
Kemungkinan lain dan lebih mungkin, disarankan oleh referensi Paulus untuk yang “Tuhan perintahkan” (ayat 14) dan kutipannya yang lain dari hukum ini (1 Tim. 5:18), adalah bahwa rasul mengikuti aplikasi interpretatif Yesus untuk pemberita Injil (“seorang pekerja patut mendapat upahnya” [Mat. 10: 10]) .42 Dalam hal ini, bahasa hukum, sementara menentukan lembu sebagai contoh secara khusus, akan berlaku untuk “pekerja apa pun, dari spesies hewan apa pun, termasuk manusia.” 43Dalam hal ini, tidak akan hanya menjadi penggunaan retorik, tetapi aplikasi eksegesis dari bagian berdasarkan cara yang secara harfiah dipahami pada abad pertama. KN 135.3