Hidup yang Terbaik
Tanggung Jawab Gereja
Kepentingan akan minuman keras ini adalah satu kekuatan di dunia. Di pihaknya terdapat perpaduan antara kekuatan dengan uang, kebiasaan, dan selera. Bahkan kekuasaannya itu terasa dalam gereja. Orang-orang yang uangnya diinvestasikan secara langsung atau tidak di dalam perdagangan minuman keras terdapat anggota-anggota gereja “yang baik dan setia.” Banyak di antara mereka yang dengan limpah memberi bantuanbantuan yang populer. Sumbangan mereka menunjang kegiatan gereja dan menyokong para pendetanya. Mereka mengalihkan perhatian kepada kuasa uang. Gereja yang menerima anggota seperti itu sebenarnya mendukung perdagangan minuman keras. Seringkali pendeta tidak cukup berani untuk membela kebenaran. Dia tidak menyatakan kepada jemaatnya apa yang dikatakan Allah tentang pekerjaan penjualan minuman keras. Berbicara tegas bisa berarti menyinggung jemaatnya, mengorbankan popularitasnya, dan kehilangan gajinya. HT 318.2
Tapi di atas majelis gereja ada pengadilan Allah. Ia yang telah menyatakan kepada si pembunuh pertama itu, “Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah” 2 tidak akan menerima untuk mezbah-Nya persembahan dari penjual minuman keras. Amarah-Nya meluap terhadap mereka yang berusaha menyembunyikan kesalahan dalam jubah kedermawanan. Uang mereka ternoda dengan darah. Ada kutuk di atasnya. HT 318.3
“‘Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?’ firman Tuhan;...
Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku,
siapakah yang menuntut itu dari padamu,
bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku?
Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku....
Apabila kamu menadahmu tanganmu untuk berdoa,
Aku akan memalingkan muka-Ku,
bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa,
Aku tidak akan mendengarkannya,
sebab tanganmu penuh dengan darah.” 3
HT 318.4
Seorang pemabuk sanggup melakukan hal-hal yang lebih baik. Dia telah dipercaya dengan talenta-talenta untuk memuliakan Allah dan menjadi berkat bagi dunia ini; tapi sesama temannya telah memasang jerat bagi jiwanya dan membangun diri mereka sendiri dengan kemerosotannya. Mereka sudah hidup dalam kemewahan sementara korban-korban miskin yang telah mereka rampok itu hidup dalam kemiskinan dan kemelaratan. Tetapi Tuhan akan menuntut ini dari tangan orang yang mendorong pemabuk ke dalam kehancuran. Ia yang memerintah di langit tidak kehilangan penglihatan akan penyebab pertama dan akibat terakhir dari kemabukan. Ia yang memelihara burung pipit dan mendandani rumput di padang itu tidak akan melewatkan orang-orang yang telah dibentuk dalam citra-Nya sendiri, dan dibeli dengan darah-Nya sendiri, tentu memperhatikan tangisan mereka. Allah menandai semua kejahatan yang menunjang kejahatan dan kemelaratan. HT 319.1
Mungkin saja dunia dan gereja mengakui orang yang telah mendapat kekayaan dengan memerosotkan jiwa manusia. Mereka mungkin tersenyum kepada orang yang menuntun manusia selangkah demi HT 319.2
“Bebaskan mereka yang diangkut untuk dibunuh, selamatkan orang-orang yang terhuyung-huyung menuju tempat pemancungan. Kalau engkau berkata: ‘Sungguh, kami tidak tahu hal itu! ‘Apakah Dia yang menguji hati tidak tahu yang sebenarnya? Apakah Dia yang menjaga jiwamu tidak mengetahuinya, dan membalas manusia menurut perbuatannya.” 4 selangkah ke jalan kemerosotan yang memalukan. Tetapi Allah mencatat semua ini dan menjatuhkan hukuman yang adil atasnya. Penjual minuman keras mungkin disebut oleh dunia sebagai pengusaha yang sukses; tapi Tuhan berkata, “Celakalah dia.” Dia akan dipersalahkan karena keputusasaan, kemelaratan, dan penderitaan yang menimpa dunia ini akibat penjualan minuman keras. Dia harus bertanggung jawab atas kekurangan dan kesengsaraan para ibu dan anak-anak yang telah menderita karena kekurangan pangan, sandang dan papan, dan yang telah menghibur semua pengharapan dan kegembiraan. Dia harus bertanggung jawab bagi jiwa-jiwa yang sudah mati tanpa persiapan untuk keselamatan. Dan mereka yang mempertahankan penjual minuman keras dalam pekerjaannya itu juga ikut bersalah bersamanya. Kepada mereka Allah berfirman, “Tanganmu berlumuran darah.”