Pendidikan
Pekerjaan Seumur Hidup
“ Satu perkara ini aku perbuat. ”
Kemajuan dalam setiap jurusan menuntut suatu tujuan yang pasti. Barangsiapa yang ingin mencapai kemajuan yang sejati dalam kehidupan harus tetap memandang tujuan yang sepadan dengan usahanya. Tujuan yang demikianlah yang diletakkan di hadapan orang-orang muda sekarang ini. Sorga menunjukkan hasrat dengan memberikan injil kepada dunia pada generasi ini ialah yang termulia yang dapat membujuk setiap umat manusia. Hal ini membuka suatu bidang usaha kepada masing-masing orang yang hatinya telah dijamah oleh Kristus. Pd 203.1
Tujuan Allah bagi anak-anak yang sedang bertumbuh di samping hati kita diperluas, diperdalam, dipertinggi, lebih dari pada apa yang dapat dipahami oleh pandangan kita yang terbatas. Dari nasib yang terhina orang-orang yang telah dilihatNya setia pada suatu waktu dipanggil untuk bersaksi bagiNya di tempat-tempat dunia yang tertinggi. Banyak orang muda sekarang ini, bertumbuh seperti Daniel dalam rumah tangga Yudeanya, mempelajari firman Allah dan pekerjaanNya, dan mempelajari pelajaran-pelajaran pelayanan yang setia, yang nanti akan berdiri di hadapan Dewan Perwakilan Rakyat, di Mahkamah Agung, atau di istana Raja sebagai saksi bagi Raja segala raja. Orang banyak akan dipanggil kepada pekerjaan yang lebih luas. Leluruh dunia terbuka bagi injil. Etiopia sedang mengedangkan tangannya kepada Allah. Dari Jepang, Cina dan India, dari negri-negri yang masih dalam kegelapan di benua kita sendiri, dari setiap pelosok dunia kita ini, datanglah seruan orang-orang yang hatinya ditindih oleh dosa yang merindukan pengetahuan akan kasih Allah. Berjuta-juta orang yang sama sekali belum pernah mendengar darihal Allah atau kasihNya yang dinyatakan dalam Kristus. Adalah hak mereka untuk menerima pengetahuan ini. Mereka mempunyai bagian yang sama seperti kita di dalam rahmat Juruselamat. Dan terletak pada kita yang telah menerima pengetahuan itu, dengan anak-anak kita kepada siapa kita dapat memberikannya, dalam rangka menjawab seruan mereka. Kepada setiap rumah tangga dan setiap sekolah, kepada setiap orang tua, guru dan anak kepada siapa terang injil telah bersinar, akan muncul masa krisis sama seperti pertanyaan yang diajukan kepada Ester sang permaisuri pada waktu krisis yang menentukan dalam sejarah bangsa Israel, “Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu?” Ester 4:14. Pd 203.2
Orang-orang yang memikirkan hasil melekaskan pemberitaan injil atau menghalangi injil itu memikirkannya berkaitan dengan diri mereka sendiri dan dengan dunia. Hanya sedikit yang memikirkannya sehubungan dengan Allah. Sedikit saja pikiran yang dicurahkan terhadap penderitaan dosa yang menyusahkan Khalik kita. Seluruh sorga ikut menderita dalam sengsara Kristus; tetapi penderitaan itu tidak mulai atau berkahir dengan pernya-taanNya dalam kemanusiaan. Salib merupakan suatu kenyataan kepada perasaan kita yang tumpul terhadap rasa sakit tersebut yang sejak mulanya, dibawa oleh dosa kepada hati Allah. Setiap perpisahan dari kebenaran, setiap perbuatan yang kejam, setiap kegagalan manusia untuk mencapai cita-citaNya, menyebabkan kesusahan bagiNya. Ketika Israel ditimpa bahaya sebagai akibat yang pasti dari perpisahan dengan Allah-ditaklukkan oleh musuh-musuh mereka, kekejaman, dan kematian-sehingga dikatakan, “Maka berbangkitlah kasihanNya akan kelelahan Israel.” “Dalam segala kepicikan mereka itu Iapun kepicikan sertanya: . . . dan diangkatNya dan ditanggungNya mereka itu pada segala hari dari pada zaman dahulukala.” Hakim-hakim 10:16; Yesaya 63:9 (terjemahan lama.) Pd 204.1
RohNya “berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.” Ketika “segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin” (Roma 8:26, 22), hati Bapa yang kekal itu merasa sakit dengan belas kasihan. Dunia kita merupakan sebuah rumah sakit kusta yang luas, dimana suatu pemandangan yang menyedihkan sehingga memikirkannyapun kita tidak berani lagi tinggal di dalamnya. Apakah kita menyadarinya sebagaimana adanya, yaitu beban itu akan terlalu mengerikan beratnya. Namun Allah merasakan hal itu semuanya. Dalam rangka membinasakan dosa dan akibat-akibatnya Ia menyerahkan anakNya yang kekasih, dan Ia telah menempatkannya di dalam kuasa kita, melalui kerja sama dengan Dia, untuk mengakhiri pemandangan yang menyedihkan ini. “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” Mat 24:14. Pd 204.2
Perintah Kristus kepada para pengikutnya ialah, “ Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.” Markus 16:15. Bukan saja mereka yang dipanggil menjadi pendeta atau misionaris sesuai dengan istilah perasaan biasa, tetapi semua orang dapat menjadi pekerja dengan Dia dalam memberitakan “kabar baik” kepada sesamanya manusia. Kepada semua orang, besar atau kecil, pandai atau bodoh, tua atau muda, perintah ini telah diberikan. Pd 205.1
Untuk menanggapi perintah ini, dapatkah kita mendidik anak-anak kita untuk suatu kehidupan yang terhormat, suatu kehidupan yang kristiani, tetapi tidak memiliki sifat Dia yang menyangkal diri, atau satu kehidupan, atas mana keputusan tentang Dia sebagai kebenaran seharusnya berbunyi,“Aku tidak kenal akan kamu?” Pd 205.2
Ribuan orang melakukan hal ini. Mereka merasa memberikan keamanan kepada anak-anak mereka dari manfaat injil itu sementara mereka menolak rohnya. Tetapi hal ini tidak boleh demikian. Barang siapa yang menolak kesempatan bersahabat dengan Kristus dalam pekerjaanNya, menolak satusatunya pendidikan yang memberikan kelayakan untuk memperoleh bagian dengan Dia di dalam kemuliaanNya. Mereka menolak pendidikan yang di dalam kehidupan inilah terbit kekuatan dan kemuliaan tabiat. Tidak sedikit para bapa dan ibu yang menghalangi anak-anak mereka datang ke salib Kristus, sudah terlambat ketika mengetahui bahwa dengan demikian mereka telah menyerahkan anak-anaknya kepada musuh Allah dan manusia. Mereka menentukan kehancuran mereka bukan nanti untuk kehidupan yang akan datang, tetapi sudah dengan kehidupan yang sekarang. Pencobaan mengalahkan mereka. Mereka menanamkan kutuk pada dunia, kesusahan dan malu kepada orang-orang yang menghidupi mereka. Pd 205.3
Malahan dalam usaha mengadakan persiapan untuk menghadapi pekerjaan Allah, banyak orang yang tersisih oleh metode-metode pendidikan yang salah. Telah menjadi lumrah, bahwa hidup itu dipandang sebagai pelengkap masa yang berbeda-beda, masa belajar dan masa bekerja—yaitu masa persiapan dan masa pencapaian. Dalam mempersiapkan orang muda untuk mengabdikan hidupnya, mereka dikirim ke sekolah, supaya mendapat pengetahuan dengan mempelajari buku-buku. Dengan tidak diberi tanggung jawab sehari-hari, mereka terlalu asyik belajar, sehingga sering kehilangan pandangan untuk tujuan yang sebenarnya. Semangat mereka yang ber kobar-kobar pada permulaan lenyap, dan banyak sekali yang terjerumus kepada ambisi pribadi yang mementingkan diri sendiri. Setelah mereka tamat, ternyata beribu-ribu yang tidak dapat membina kehidupan. Mereka lama sekali berkecimpung dalam hal yang abstrak dan penuh teori sehingga ketika semua orang harus bangun untuk menghadapi perjuangan yang sesungguhnya yang sengit itu, mereka tidak siap. Gantinya pekerjaan mulia yang mereka cita-citakan, tenaga mereka hanya dihambur-hamburkan semata-mata untuk mencari nafkah. Setelah berulang-ulang mengalami kekecewaan, dalam kesusahan walaupun mengusahakan suatu kehidupan yang jujur, banyak yang hanyut dalam praktek-praktek yang tidak menentu, dan melakukan kejahatan. Dunia dirampok dari pelayanan yang sebenarnya harus diterimanya; dan Allah dirampok dari jiwa-jiwa yang ingin ditinggalkan-Nya, dipermuliakan, dan dihormati sebagai wakil-wakilNya sendiri. Pd 205.4
Banyak orang tua salah karena membeda-bedakan anak mereka dalam soal pendidikan. Mereka mengorbankan apa saja demi kemajuan satu anak yang pandai dan cerdas. Tetapi kesempatan-kesempatan ini tidak diberikan kepada mereka yang kurang trampil. Pendidikan sedikit sudah dianggap cukup untuk melakukan kewajiban hidup yang biasa. Pd 206.1
Tetapi siapakah yang sanggup memilih dari anak-anak satu keluarga satu orang yang akan memikul segala tanggung jawab yang penting? Betapa sering pertimbangan manusia di sini ternyata suatu kesalahan! Ingatlah akan pengalaman Samuel ketika disuruh untuk mengurapi salah seorang dari anak-anak Isai yang akan dijadikan raja atas bangsa Israel. Tujuh pemuda yang gagah perkasa liwat di hadapannya. Ketika ia melihat yang pertama, dalam penampilannya dengan perawakan yang baik, dan mempunyai ciri-ciri pangeran, nabi itu berkata, “Sungguh di hadapan Tuhan sekarang berdiri yang diurapiNya.” Tetapi Allah berfirman, “Jangan lah pandang parasnya atau perawakannya yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.” Begitulah bagi ketujuh pemuda itu kesaksian, “Semuanya ini tidak dipilih Tuhan.” I Sam 16:6, 7, 10. Tidak, sampai Daud dipanggil dari menggembalakan domba barulah nabi itu dapat melaksanakan tugasnya. Pd 206.2
Saudara-saudara yang lebih tua, tempat Samuel harus memilih, tidak memiliki mutu yang dilihat Allah sebagai hal yang menentukan raja bagi umatNya. Kesombongan, sifat mementingkan diri, berharap pada diri sendiri, mereka tidak dipilih karena orang yang mereka tidak perhitungkan, orang yang menunjukkan kesederhanaan dan kesungguh-sungguhan pada masa remaja, dan yang di dalam pandangannya kecil, dapat dididik oleh Allah untuk memikul tanggung jawab kerajaan itu. Begitulah pada zaman sekarang, banyak anak-anak yang tidak dihiraukan oleh orang tuanya, tetapi pada diri mereka Allah melihat kesanggupan jauh lebih besar dari yang dinyatakan oleh orang lain yang mengira memiliki talenta yang besar. Pd 206.3
Dan sehubungan dengan kemungkinan-kemungkinan hidup, siapakah yang sanggup untuk menentukan mana yang besar dan mana yang kecil? Betapa banyak pekerja yang taraf hidupnya rendah, tetapi menjadi tumpuan berkat di dunia, telah mencapai hasil-hasil yang rajapun sampai cemburu! Pd 207.1
Jadi, biarlah setiap anak menerima pendidikan untuk pekerjaan yang tertinggi. “Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik.” Pengkhotbah 11:6. Pd 207.2
Tempat khusus bagi kita dalam kehidupan ditentukan oleh kemampuan-kemampuan kita. Tidak semua mencapai perkembangan yang sama atau sama berhasilnya dalam melaksanakan pekerjaan yang sama. Allah tidak mengharapkan bunga hisop mencapai tinggi seperti pohon aras, atau pohon zaitun menjadi sama tinggi dengan pohon kelapa. Tetapi masingmasing orang harus bercita-cita setinggi-tingginya selaras dengan kemanunggalan manusia dengan kuasa ilahi yang memungkinkannya untuk men-capainya. Pd 207.3
Banyak orang yang tidak sampai kepada taraf yang seharusnya mereka capai, oleh sebab mereka tidak mementingkan kuasa yang ada di dalam diri mereka. Mereka tidak berlaku sebagaimana mereka harus berlaku, yaitu berpegang pada kekuatan ilahi. Banyak orang yang menyimpang dari jalur dimana mereka seharusnya mencapai keberhasilan yang paling tepat. Mereka berusaha mencari penghormatan yang lebih besar atau pekerjaan yang lebih menyenangkan, mereka mencoba melakukan sesuatu yang tidak serasi dengan mereka. Banyak orang yang mempunyai bakat yang cocok dengan panggilan lain, berambisi untuk memasuki suatu profesi; sehingga orang yang sebenarnya menjadi petani, tukang, atau perawat yang berhasil dengan baik sekali, dengan tidak tepat menduduki jabatan seorang pendeta, ahli hukum atau seorang dokter. Sama juga seperti yang lain-lain, yang seharusnya mengisi panggilan yang bertanggung jawab, yang Pekerjaannya memerlukan tenaga, penggunaan atau ketekunan, memuaskan diri mereka sendiri dengan lapangan pekerjaan yang lebih muda. Pd 207.4
Kita perlu mengikuti dengan lebih ketat rencana Allah mengenai kehidupan. Mengerjakan dengan sebaik-baiknya pekerjaan yang paling dekat, menyerahkan jalan kita kepada Allah, dan menunggu petunjuk-petunjuk dari jaminanNya-inilah peraturan yang memastikan bimbingan yang aman dalam memilih pekerjaan. Pd 207.5
Ia yang turun dari sorga untuk menjadi teladan bagi kita meliwatkan hampir tiga puluh tahun hidup seperti orang biasa, bekerja sebagai tukang, tetapi selama waktu ini ia mempelajari firman dan pekerjaan Allah, dan menolong, mengajar, orang-orang yang dapat dicapai pengaruhNya. Ketika pekerjaanNya bagi umum dimulai, Ia menyembuhkan orang-orang sakit, menghibur yang berduka, dan memberitakan kabar kesukaan kepada orang miskin. Inilah pekerjaan semua orang yang menjadi para pengikutNya. Pd 208.1
“Yang terbesar di antara kamu,” kataNya, “hendaklah menjadi yang muda dan pemimpin sebagai pelayan. Sebab. . . Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.” Lukas 22:26, 27. Pd 208.2
Kasih dan kesetiaan kepada Kristus merupakan sumber segala pelayanan yang sejati. Dalam hati yang dijamah oleh kasihNya, hanyalah kerinduan yang tunggal, ialah bekerja bagi Dia. Hendaklah kerinduan ini didorong dan dibimbing dengan benar. Apakah di dalam rumah, tetangga, atau sekolah, adanya orang-orang yang susah, yang tertindas, yang terbuang, atau yang malang haruslah dihargai bukan sebagai orang yang bernasib buruk, tetapi sebagai orang yang sanggup memperoleh kesempatan berharga untuk bekerja. Pd 208.3
Dalam pekerjaan ini, seperti pada setiap bidang yang lain, kecakapan diperoleh di dalam pekerjaan itu sendiri. Dengan latihan dalam tugas hidup yang biasa, dan di dalam pelayanan terhadap orang-orang yang kekurangan dan menderita, keberhasilan itu dapat dipastikan. Tanpa hal ini usaha-usaha yang tadinya disangka terbaik sering tidak berguna bahkan membahayakan. Manusia belajar berenang di air, bukan di daratan. Pd 208.4
Kewajiban lain yang amat sering dianggap remeh-yaitu satu yang kepada orang-orang muda menyadarkan tuntutan-tuntutan keperluan Kristus yang harus dibuat dengan jelas—ialah kewajiban persekutuan gereja. Pd 208.5
Yang sangat erat dan kudus ialah hubungan antara Kristus dan gerejaNya —Ia selaku pengantin pria, dan gereja selaku pengantin wanita; Ia selaku kepala, dan gereja selaku tubuh. Jadi, hubungan dengan Kristus, mencakup hubungan dengan gerejaNya. Pd 208.6
Gereja diorganisir untuk pelayanan; dan dalam suatu kehidupan yang melayani Kristus, hubungan dengan gereja adalah salah satu dari langkahlangkah yang pertama. Kesetiaan kepada Kristus menuntut pelaksanaan yang setia terhadap tugas-tugas gereja. Ini merupakan suatu bagian penting dalam pendidikan seseorang; dan di dalam gereja meresap dengan kehidupan Tuhan, ini akan membawa langsung kepada usaha yang tidak ada pada dunia. Pd 208.7
Banyak bidang dimana orang-orang muda dapat memperoleh kesempatan untuk mengadakan usaha yang menolong. Hendaklah mereka diorganisir menjadi pasukan untuk pelayanan Kristen, dan kerja sama akan membuktikan sebagai pembantu dan pemberi semangat. Para orang tua dan guru, yang menaruh minat dalam pekerjaan orang-orang muda, akan sanggup memberi mereka manfaat dari pengalaman mereka sendiri yang lebih besar, dan dapat menolong mereka untuk membuat usaha mereka berhasil demi kebaikan. Pd 208.8
Telah diketahui bahwa simpati yang dibangkitkan merupakan sumber pekerjaan yang berhasil. Untuk membangkitkan pada anak-anak dan orangorang muda simpati dan roh pengorbanan bagi berjuta-juta yang sedang menderita “di daerah-daerah seberang,” biarlah mereka mengenal negri negri ini dan orang-orang di sana. Dalam bidang ini banyak yang dapat diselesaikan di sekolah-sekolah kita. Gantinya terpaut pada sejarah keberanian Alexander dan Napoleon, biarlah murid-murid mempelajari kehidupan orangorang seperti rasul Paulus dan Martin Luther, seperti Moffat dan Livingstone serta Carey, dan sejarah usaha penginjilan masa kini yang belum terungkap. Gantinya membebani ingatan-ingatan mereka dengan sederetan nama-nama dan teori yang tidak bermanfaat bagi kehidupan mereka, dan kepada apa yang kalau di luar ruangan kelas jarang mereka pikirkan, biarlah mereka mempelajari semua negri dalam terang usaha misionaris sehingga mengenal orang dan kebutuhan mereka. Pd 209.1
Pada penutupan pekerjaan injil ada ladang luas yang harus dikerjakan; dan lebih dari pada yang sebelumnya, pekerjaan itu memerlukan para pembantu yang berasal dari orang biasa. Baik orang-orang muda maupun mereka yang lebih tua dalam usia akan dipanggil dari ladang; dari kebun anggur, dan dari bengkel, dan akan disuruh oleh Tuhan untuk memberitakan pekabaranNya. Banyak dari mereka ini hanya memiliki kesempatan sedikit untuk memperoleh pendidikan; tetapi Kristus melihat dalam diri mereka kemampuan-kemampuan yang akan menyanggupkan mereka untuk memenuhi maksudNya. Jikalau mereka mencurahkan hati mereka kepada pekerjaan itu, dan terus-menerus menjadi pelajar, Ia akan melayakkan mereka bekerja bagiNya. Pd 209.2
Ia yang mengetahui dalamnya kesedihan dan kekecewaan dunia, tahu dengan sarana apa untuk memberikan penghiburan. Ia melihat pada setiap tangan jiwa-jiwa yang berada di dalam kegelapan, merunduk dengan dosa dan kesusahan yang sakit. Tetapi juga Ia melihat kemungkinan-kemungkinan mereka; Ia melihat ketinggian yang dapat mereka capai. Meskipun umat manusia telah menyalahgunakan kebaikan mereka, menyia-nyiakan talenta mereka, dan kehilangan keagungan kedewasaan mereka yang bersifat ilahi, Khalik akan dipermuliakan dalam penebusan mereka. Pd 209.3
Beban pekerjaan bagi orang-orang yang berkekurangan ini di tempat tempat yang kasar di bumi Kristus letakkan ke atas mereka yang dapat merasa untuk orang-orang yang tidak mengetahui dan untuk hal-hal yang kelihatannya tidak pada jalan yang sebenarnya. Ia akan hadir untuk menolong yang hatinya mudah merasa kasihan, walaupun tangan mereka mungkin kasar dan tidak cekatan. Ia akan bekerja melalui orang-orang yang dapat melihat rahmat dalam kesedihan, dan memperoleh dalam kerugian. Apabila Terang dunia berlalu, kesempatan akan dilihat dalam kesusahan, ketertiban dalam kekacauan, kemajuan dalam kegagalan yang jelas. Bahayabahaya akan terlihat sebagai berkat yang berselubung; kesalahan-kesalahan, sebagai rahmat. Para pekerja dari orang-orang biasa, turut merasakan kesusahan sesamanya manusia sebagaimana Tuhan mereka ikut merasakan kesusahan dari seluruh umat manusia, dengan iman akan melihat Dia bekerja dengan mereka. Pd 209.4
“Sudah dekat hari Tuhan yang hebat itu, sudah dekat dan datang dengan cepat sekali.” Zefanya 1:14. Dan dunia harus diberi amaran. Pd 210.1
Dengan persiapan seperti yang dapat mereka capai, ribuan bahkan beriburibu orang muda dan orang yang lebih tua akan menyerahkan diri mereka kepada pekerjaan ini. Sudah banyak hati yang menyambut panggilan dari Tuhan para Pekerja, dan jumlah mereka akan bertambah-tambah. Biarlah setiap pendidik Kristen memberikan simpati dan kerja sama kepada para pekerja tersebut. Biarlah ia memberikan dorongan dan membantu orang-orang muda di bawah asuhannya dalam mengadakan persiapan untuk bergabung dengan tingkatan itu. Pd 210.2
Tidak ada bidang pekerjaan di mana terdapat kemungkinan bagi orangorang muda akan menerima manfaat yang lebih besar. Semua yang terlibat dalam pekerjaan merupakan tangan Allah yang menolong. Mereka adalah para pekerja yang bekerja sama dengan para malaikat; bahkan, mereka adalah manusia-manusia perkakas melalui siapa malaikat-malaikat menyelesaikan pekerjaan mereka. Malaikat-malaikat berbicara melalui suara mereka dan bekerja dengan alat-alat sorga, memanfaatkan pendidikan dan pengalaman mereka. Sebagai sarana pendidikan, “pelajaran universitas” apakah yang dapat menyamai ini? Pd 210.3
Dengan satu pasukan para pekerja yang demikian seperti orang-orang muda kita, yang terlatih dengan benar, yang dapat dipersiapkan, betapa segeranya pekabaran tentang Juruselamat yang disalibkan, bangkit dan akan datang kembali dengan segera dapat dibawa ke seluruh dunia! Betapa segeranya kesudahan itu tiba-kesudahan penderitaan dan kesusahan serta dosa! Betapa segera, gantinya kedudukan di sini, dengan kutuk dosa dan kesakitan, anak-anak dapat menerima warisan mereka dimana “orang-orang benar akan mewarisi negri dan tinggal di sana senantiasa,” dimana tidak seorangpun “yang tinggal di situ akan berkata, Aku sakit,” dan “di dalamnya tidak akan kedengaran lagi bunyi tangisan.” Mazmur 37:29; Yesaya 33:24; 65:19. Pd 210.4