Pendidikan
Persiapan
“ Belajarlah menunjukkan dirimu sendiri berkenan kepada Allah. ”
Ibu adalah guru pertama sang anak. Selama masa yang sangat mudah terpengaruh dan perkembangan yang paling cepat, pendidikannya terutama terletak di tangan ibu. Kepadanyalah kesempatan pertama untuk membentuk tabiat menjadi baik atau menjadi jahat. Ia harus mengerti nilai kesempatannya, dan di atas setiap guru yang lain, ia harus mampu memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Namun tidak ada orang lain yang kepadanya begitu sedikit penelitian pendidikan diberikan seperti kepada anak. Orang yang pengaruhnya dalam pendidikan sangat menentukan dan jauh jangkauannya ialah orang yang baginya begitu sedikit bantuan dan usaha sistematis diadakan. Pd 212.1
Orang-orang, yang kepadanya diberi kepercayaan mengasuh anak-anak kecil seringkali tidak mengetahui keperluan jasmaninya; mereka sedikit saja mengetahui hukum kesehatan atau prinsip perkembangan. Juga mereka tidak begitu cocok untuk memelihara pertumbuhan pikiran dan kerohaniannya. Mereka mungkin mampu menjalankan usaha atau menon jol dalam masyarakat; mungkin mereka dapat membuat hasil-hasil yang dapat dibanggakan dalam kesusastraan dan ilmu pengetahuan; tetapi untuk mendidik anak, pengetahuan mereka cuma sedikit. Jadi, terutama oleh sebab kekurangan ini, teristimewa oleh sebab kelalaian yang pertama dalam perkembangan jasmani, sehingga sebagian besar umat manusia mati ketika masih bayi, dan bagi mereka yang mencapai kedewasaan banyak sekali yang kehidupannya, yang hanya menjadi beban. Pd 212.2
Kepada para ayah, sama seperti kepada para ibu, tanggung jawab pendidikan untuk anak pada permulaan sama seperti pada akhirnya, dan untuk kedua orang tua tuntutan persiapan dengan berhati-hati dan ketelitian merupakan suatu hal yang sangat mendesak. Sebelum mereka memangku kemungkinan menjadi ayah dan ibu, kaum pria dan wanita harus mengetahui hukum perkembangan jasmani—dengan ilmu fungsi tubuh manusia dan ilmu makanan, dengan kelakuan pengaruh sebelum lahir, dengan hukum keturunan, kebersihan, pakaian, gerak badan, dan merawat penyakit; mereka juga harus mengerti hukum perkembangan pikiran dan pendidikan akhlak. Pd 213.1
Pekerjaan pendidikan ini di mata Yang Satu tidak berkesudahan begitu penting sehingga para pesuruh dari takhtaNya telah disuruh kepada seorang calon ibu, untuk menjawab pertanyaan, “Bagaimanakah nanti cara hidup anak itu dan tingkah lakunya?” (Hakim-hakim 13:12), dan memberi nasihat seorang ayah sehubungan dengan pendidikan seorang anak perjanjian. Pd 213.2
Tidak pernah pendidikan akan rampung semua seperti seharusnya dan harus selesai sampai pentingnya pekerjaan para orang tua diketahui sepenuhnya, dan mereka menerima pendidikan untuk tanggung jawabnya yang suci. Pd 213.3
Kebutuhan persiapan pendidikan bagi guru diterima secara keseluruhan; tetapi sedikit saja yang mengetahui sifat persiapan yang sangat penting. Barang siapa yang menghargai tanggung jawab yang mencakup pendidikan bagi orang-orang muda, akan menyadari bahwa petunjuk dalam bidang ilmu pengetahuan dan kesusastraan sendiri saja tidak memuaskan. Guru memiliki pengertian pendidikan yang lebih banyak dari pada yang dapat diperoleh dengan mempelajari buku-buku. Ia harus memiliki bukan saja kekuatan tetapi nafas pikiran; bukan saja dengan segenap jiwa tetapi juga dengan segenap hati. Pd 213.4
Hanya Ia yang menciptakan pikiran dan menentukan hukum-hukumnya dapat mengerti dengan sempurna akan keperluannya, atau mengendalikan perkembangannya. Prinsip-prinsip pendidikan yang telah diberikanNya merupakan satu-satunya penuntun yang aman. Mutu yang penting bagi setiap guru ialah pengetahuan atas prinsip ini, dan penerimaan terhadap prinsip ini akan menjadi suatu kuasa yang mengendalikan dalam kehidupannya sendiri. Pd 213.5
Pengalaman dalam kehidupan yang praktis tidak dapat dihindari. Ketertiban, ketelitian, ketepatan, sifat mengendalikan diri, pembawaan yang riang, sifat yang tidak memihak, pengorbanan diri, kejujuran, dan kesopanan merupakan kualifikasi yang penting. Pd 213.6
Karena begitu banyak tabiat yang dangkal, betapa banyak pula kepalsuan di sekeliling orang-orang muda, perlulah kata-kata, sikap dan tingkah laku guru, menunjukkan hal yang meluhurkan dan yang benar. Anak-anak cepat dapat melihat gaya atau kelemahan serta kekurangan. Guru dapat memperoleh penghormatan dari murid-muridnya tidak lain hanyalah dengan cara ia nyatakan prinsip itu dalam tabiatnya sendiri, yang diajarkannya kepada mereka. Hanyalah apabila ia melakukan hal ini dalam pergaulannya dengan mereka setiap hari ia dapat menanamkan pengaruh yang teguh kepada mereka, demi kebaikan. Pd 214.1
Karena hampir setiap kemampuan lain yang menunjang keberhasilannya sang guru sangat bergantung pada kekuatan fisiknya. Lebih baik kesehatannya, lebih baiklah pekerjaannya. Pd 214.2
Tanggung jawabnya yang meletihkan itu menuntut usaha yang istimewa untuk menjaga supaya kekuatan dan kesegaran baru diperoleh. Sering hatinya letih dan otaknya lesu, dengan kecenderungan yang hampir tak dapat menghindarkan ketegangan, acuh tak acuh atau mudah tersinggung. Kewajibannya bukan saja menghindarkan suasana demikian, tetapi untuk menghindarkan akibat yang ditimbulkannya. Ia perlu menjaga hati supaya tetap suci dan manis serta dapat dipercaya dan menaruh simpati. Agar supaya selalu teguh dan tenang serta riang, ia harus memelihara kekuatan otak dan saraf. Pd 214.3
Oleh sebab dalam pekerjaannya, mutu itu jauh lebih penting dari pada jumlahnya, ia harus waspada terhadap kerja yang berlebih-lebihan—terhadap usaha terlalu banyak di dalam bidangnya sendiri; terhadap penerimaan tanggung jawab orang lain yang akan mengurangi kesanggupannya untuk pekerjaannya sendiri; dan terhadap keterlibatannya dalam hiburanhiburan dan kesenangan sosial yang menghilangkan tenaga, bukan memberikan kesegaran. Pd 214.4
Gerak badan di luar rumah, terutama pekerjaan yang bermanfaat, adalah salah satu sarana rekreasi yang terbaik untuk tubuh dan pikiran; dan contoh guru akan memberi ilham kepada murid-muridnya dengan perhatian terhadap hal itu, dan menghormati pekerjaan yang kasar. Pd 214.5
Dalam setiap bidang sang guru harus mengamati dengan teliti prinsipprinsip kesehatan. Ia harus melakukan hal ini bukan saja sebab arahnya membawa manfaat kepadanya sendiri, tetapi juga sebab pengaruhnya kepada murid-muridnya. Ia harus bertarak dalam segala perkara, dalam hal makanan, pakaian, pekerjaan, rekreasi, ia harus menjadi contoh. Pd 214.6
Dengan kesehatan jasmani dan ketulusan tabiat ini semua harus disertai dengan kemampuan-kemampuan yang nyata-nyata luhur. Lebih banyak pengetahuan yang sejati dimiliki guru, lebih baiklah pekerjaannya. Ruangan sekolah tidak ada tempat untuk pekerjaan yang dangkal. Tidak ada guru yang puas dengan pengetahuan yang dangkal akan mencapai hasil yang setinggi-tingginya. Pd 215.1
Tetapi kegunaan guru tidak banyak bergantung atas banyaknya pengetahuannya sesuai dengan standar yang dicita-citakannya. Guru yang sejati tidak puas dengan pendapat-pendapat yang buntu, pikiran yang malas, atau ingatan yang pelupa. Ia terus-menerus mencari hasil-hasil yang lebih tinggi dan metode-metode yang lebih baik. Kehidupannya merupakan pertumbuhan yang tiada putus-putusnya. Dalam pekerjaan guru tersebut terdapat kesegaran, kuasa yang mempercepat, membangunkan dan meng-ilhami murid-muridnya. Pd 215.2
Guru harus rapi dalam pekerjaannya. Ia harus memiliki kebijaksanaan dan akal budi sebagai tuntutan dalam mengatur pikiran. Betapapun besarnya ilmu pengetahuannya, betapapun istimewanya kemampuan-kemampuannya dalam bidang-bidang yang lain, kalau ia tidak memperoleh penghormatan dan keyakinan dari murid-muridnya, maka usahanya itu siasialah adanya. Pd 215.3
Guru-guru yang diperlukan ialah yang cepat mengerti dan menggunakan setiap kesempatan untuk melakukan kebajikan, yaitu mereka yang dengan penuh semangat menggabungkan keagungan yang sejati, yang sanggup mengendalikan, dan “rapi mengajar,” yang dapat mengilhami pikiran, membangkitkan tenaga, dan menaruh keberanian dan hidup. Pd 215.4
Keuntungan yang diperoleh seorang guru mungkin terbatas, sehingga ia mungkin tidak memiliki kemampuan yang tinggi seperti yang diinginkan; namun jikalau ia memiliki pandangan sejati terhadap sifat manusia; jikalau ia memiliki kasih yang tulen untuk pekerjaannya, suatu penghargaan akan kebesarannya, dan suatu ketentuan untuk memperbaiki; jikalau ia mau bekerja dengan sungguh-sungguh dan tabah, ia akan mengerti keperluan murid-muridnya, dan dengan sifatnya yang penuh simpati, semangat ingin maju, akan mengilhami mereka untuk mengikuti yang dikehendakinya untuk memimpin mereka maju dan menanjak. Pd 215.5
Anak-anak dan orang-orang muda yang berada di bawah asuhan guru besar sekali perbedaannya dalam kedudukan, kebiasaan, dan pendidikan. Ada yang tidak mempunyai tujuan tertentu dan prinsip-prinsip yang jelas. Mereka perlu dibangunkan dalam tanggung jawab dan kesempatan mereka. Sedikit saja anak-anak yang dididik dengan betul di rumah. Ada yang hanya menjadi timangan seisi rumah. Pendidikan mereka semuanya dangkal. Mereka dibiarkan mengikuti kecenderungan hati, dan mengelakkan tanggung jawab untuk memikul beban, mereka kekurangan keteguhan, ketabahan dan penyangkalan diri. Di sini sering semua disiplin dianggap sebagai pembatasan yang tidak penting. Orang-orang lain dibatasi dan putus asa. Pembatasan yang sewenang-wenang serta kekasaran telah berkembang di dalam diri mereka menjadi keras kepala dan suka melawan. Jikalau tabiat-tabiat yang merosot ini dibentuk kembali, maka pekerjaan itu dalam banyak hal harus dilakukan oleh guru. Agar dapat menyelesaikannya dengan berhasil sebaik-baiknya, ia harus memiliki simpati dan pengertian yang dapat menyanggupkannya untuk mencari tahu sebab-musabab kesalahan dan kekeliruan mereka yang tampak pada murid-muridnya. Ia juga harus memiliki akal dan kecakapan, kesabaran dan ketegasan, yang akan menyanggupkannya memberikan pertolongan kepada masing-masing yang memerlukannya—kepada yang bimbang dan mudah mengasihi, dorongan dan bantuan demikian akan menjadi perangsang usaha; kepada orang yang kecewa, simpati dan penghargaan yang akan menciptakan keyakinan serta dengan demikian merupakan usaha yang memberi ilham. Pd 215.6
Para guru sering gagal mengadakan hubungan sosial dengan muridmurid mereka. Sedikit sekali mereka menyatakan simpati dan kelemahlembutan, dan terlalu banyak memperlihatkan kebesaran peraturan yang keras. Pd 216.1
Sementara guru itu harus tegas dan mempunyai ketetapan, ia tidak boleh banyak menuntut dan bersifat diktator. Berlaku kasar dan suka mencela, menjauhkan diri dari murid-muridnya atau membeda-bedakan mereka, berarti menutup semua jalan atas mana ia dapat mempengaruhi mereka demi kebaikan. Pd 216.2
Dalam keadaan bagaimanapun guru tidak boleh menunjukkan bahwa ia suka membeda-bedakan. Menyayangi murid yang pandai dan menarik, dan suka mengeritik, tidak sabar, dan tidak bersimpati kepada mereka yang paling perlu mendapat dorongan dan pertolongan, adalah menyatakan paham yang salah terhadap pekerjaan guru secara mutlak. Waktu menangani yang bersalah, dengan orang-orang yang tabiatnya sudah diuji, keadaan inilah akan membuktikan apakah guru itu betul-betul mampu untuk jabatannya. Pd 216.3
Besarlah tanggung jawab orang-orang yang mengaku sendiri akan membimbing jiwa manusia. Ayah dan ibu yang sejati menganggap kepunyaan mereka suatu jaminan dimana mereka sama sekali tidak boleh terlepas. Kehidupan sang anak, sejak masa kecil sampai besar, merasakan kuasa ikatan itu yang mengikatnya dengan hati orang tua; perbuatan, perkataan, tampang orang tua, membentuk sang anak untuk kebaikan atau untuk kejahatan. Guru ikut serta memikul tanggung jawab ini, ia perlu menyadari dengan tidak goyah akan kesuciannya, dan tetap memandang tujuan pekerjaannya. Ia bukan semata-mata menyelesaikan kewajibannya sehari-hari, untuk menyenangkan atasannya, untuk mencapai angka di sekolah; ia harus mempertimbangkan kebaikan tertinggi murid-muridnya sebagai pribadipribadi, kewajiban-kewajiban yang akan dibentangkan kehidupan terhadap mereka, pelayanan yang dituntutnya, dan persiapan yang diharuskan. Pekerjaan yang dilakukannya dari hari ke hari mempengaruhi muridmuridnya, dan melalui mereka kepada orang lain, suatu pengaruh yang tidak akan berhenti meluas dan menjadi kuat sampai waktu kesudahan. Buah-buah pekerjaannya harus dilihatnya pada hari yang besar ketika setiap perkataan dan perbuatan akan dihadapkan di depan pemandangan Allah. Pd 216.4
Guru yang menyadari akan hal ini tidak akan merasa bahwa pekerjaannya telah selesai apabila ia telah menyudahi cerita rutin setiap hari, dan untuk suatu waktu murid-muridnya pernah meliwati asuhannya secara langsung. Ia akan membawa anak-anak dan orang-orang muda ini kepada hatinya. Bagaimana mengusahakan untuk mereka standar yang termulia dalam pencapaian akan menjadi penyelidikan dan usahanya yang tetap. Pd 217.1
Ia yang mengerti akan kesempatan dan peluang dalam pekerjaannya tidak akan membiarkan sesuatu berdiri di jalan ketekunan usaha untuk memperbaiki diri. Ia tidak akan mempedulikan kesukaran untuk mencapai standar kesempurnaan yang tertinggi. Segala yang diinginkannya berlaku kepada murid-muridnya, akan diperjuangkannya sendiri. Pd 217.2
Lebih dalam perasaan terhadap tanggung jawab, dan lebih besar ketekunan usaha untuk memperbaiki diri, akan lebih jelas guru itu melihat dan lebih tajam menyesalkan kekurangan yang menghalangi kegunaannya. Bila ia memandang kebesaran pekerjaannya, kesulitan-kesulitan dan kemungkinan-kemungkinannya, sering hatinya akan menangis, “ Siapakah yang sanggup untuk melakukan perkara-perkara ini?” Pd 217.3
Saudara guru, bila engkau memikirkan kebutuhanmu akan kekuatan dan bimbingan—kebutuhan yang tidak dapat disediakan oleh manusia—saya mengajakmu memikirkan janji-janjiNya, Penyuluh yang ajaib itu. Pd 217.4
“Lihat,” kataNya, “Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun.” Wahyu 3:8. Pd 217.5
“Berserulah kepadaKu, maka Aku akan menjawab engkau.” “Waktu hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kau tempuh; Aku hendak memberi nasihat, mataKu tertuju kepadamu.” Yeremia 33:3; Mazmur 32:8. Pd 217.6
“Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Matius 28:20. Pd 217.7
Sebagai persiapan yang tertinggi untuk pekerjaanmu, saya menganjurkan kepadamu perkataan, kehidupan, metode-metode, dari Pangeran segala guru. Saya mohon engkau memikirkan tentang Dia. Inilah cita-citamu yang sejati. Pandanglah cita-cita itu, tinggallah di dalamnya, sampai Roh Guru ilahi itu menempati hati dan kehidupanmu. Pd 217.8
“Mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung,” engkau akan ” diubah menjadi serupa dengan gambarNya.” II Korintus 3:18. Inilah rahasia kuasa terhadap murid-muridmu. Memantulkan Dia. Pd 218.1