Pendidikan

49/55

Iman dan Doa

“ Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan.”
“Percayalah bahwa kamu telah menerimanya, . . . akan
diberikan kepadamu.”

Iman ialah percaya akan Allah—percaya bahwa Ia mengasihi kita dan mengetahui dengan sebaik-baiknya apa yang baik bagi kita. Jadi, ganti diri kita sendiri, iman itu menuntun kita memilih jalanNya. Di dalam kebodohan kita iman itu menerima hikmatNya, di dalam kelemahan kita, kekuatanNya; di dalam keadaan kita yang berdosa, kebenaranNya. Kehidupan kita, diri kita, telah menjadi milikNya; iman memaklumkan hak milikNya dan menerima berkatNya. Kebenaran, kejujuran, kesucian, telah ditunjukkan sebagai rahasia kemajuan hidup. Imanlah yang menempatkan kita supaya memiliki prinsip-prinsip ini. Pd 196.1

Setiap dorongan hati dan hasrat yang baik merupakan karunia Allah; iman menerima kehidupan dari Allah, yang sendirinya yang dapat menghasilkan pertumbuhan yang benar dan mantap. Pd 196.2

Bagaimana menjalankan iman haruslah dijelaskan. Bagi setiap janji Allah ada syarat-syaratnya. Jikalau kita mau melakukan kehendakNya, segala kekuatanNya menjadi milik kita. Apapun karunia yang dijanjikanNya, terdapat di dalam janji itu sendiri. “Benih itu ialah firman Allah.” Lukas 8:11. Sebagaimana buah pasti berada pada pohonnya begitulah kepastiannya karunia Allah itu terdapat dalam perjanjianNya. Jikalau kita menerima janji itu, maka kita memiliki karunia itu. Pd 196.3

Iman yang menyanggupkan kita menerima karunia Allah itupun sendiri merupakan suatu karunia, yang di dalam ukurannya ditempatkan pada masing-masing manusia. Iman itu bertumbuh sebagai latihan untuk memiliki firman Allah itu. Dalam rangka memperkuat iman, kita harus sering berhubungan dengan firman itu. Pd 197.1

Dalam mempelajari Alkitab murid harus dipimpin untuk melihat kuasa firman Allah itu. Dalam penciptaan, “Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada.” Ia “menjadikan dengan firmanNya apa yang tidak ada menjadi ada” (Mazmur 33:9; Roma 4:17); karena ketika Ia menjadikannya maka semuanya itupun ada. Pd 197.2

Betapa sering orang-orang yang percaya pada firman Allah, walaupun diri mereka sendiri tidak berdaya, telah menentang kuasa seluruh dunia— Henokh yang suci hatinya, kudus kehidupannya, mempertahankan dengan teguh imannya dalam sorak-sorai kebenaran melawan kejahatan dan generasi yang mengolok-olok; Nuh dan seisi rumahnya menentang orang-orang pada zamannya, orang-orang yang kekuatan tubuh dan mental mereka sangat besar dan yang akhlaknya sangat merosot; anak-anak Israel di Laut Merah, rombongan budak-budak yang ketakutan dan tidak berdaya, me - lawan pasukan tentara yang luar biasa dari bangsa yang hebat di atas bumi; Daud seorang pemuda gembala, memegang janji Allah untuk naik takhta kerajaan, melawan Saul, sang raja yang berkuasa, ingin mempertahankan kuasanya; Sadrakh dan teman-temannya di dalam api, dan Nebukadnezar di atas tahta kerajaan; Daniel di tengah-tengah singa, musuh-musuh yang tinggi dalam kerajaan; Yesus di atas salib dan para imam dan pemimpin Yahudi yang sampai memaksa gubernur Roma untuk menjalankan kemauan mereka; Paulus yang dirantai menuju kematian seperti seorang penjahat, Nero raja yang lalim dalam pemerintahan dunia. Pd 197.3

Contoh-contoh demikian tidak saja terdapat dalam Alkitab. Banyak sekali yang ada dalam setiap catatan langkah maju manusia. Orang-orang Vaudois dan Huguenots, Wycliff, dan Huss, Yerome dan Luther, Tyndale dan Knox, Zinzendorf dan Wesley, dan banyak lagi orang yang lain, telah menyaksikan kuasa firman Allah melawan kuasa dan tindakan manusia dalam menunjang kejahatan. Inilah yang menjadi kebanggaan dunia yang sebenarnya. Inilah jalur kerajaannya. Kepada jalur inilah orang-orang muda sekarang dipanggil untuk menempatkan diri mereka. Pd 197.4

Iman dibutuhkan dalam masalah kehidupan yang lebih kecil sama seperti dalam menghadapi masalah kehidupan yang lebih besar. Di dalam segala perhatian dan pekerjaan kita sehari-hari, bantuan kekuatan Allah benar-benar kita butuhkan melalui kepercayaan yang terus-menerus. Pd 197.5

Dipandang dari segi kemanusiaannya, hidup itu merupakan suatu jalan yang belum pernah ditempuh. Itulah suatu jalan dimana, sehubungan dengan pengalaman kita yang lebih dalam, masing-masing kita berjalan sendirian. Di dalam batin kehidupan kita tidak ada orang lain yang dapat masuk sepenuhnya. Bilamana anak kecil disuruh menempuh perjalanan itu dimana lebih cepat atau lebih lambat, akhirnya ia harus memilih jurusannya sendiri yang akan memutuskan jalan kehidupannya demi kekekalan, betapa sungguh-sungguh seharusnya usaha untuk mengarahkan kepercayaannya kepada Penuntun dan Penolong yang pasti! Pd 197.6

Sebagai perisai menghadapi pencobaan dan suatu ilham terhadap kesucian dan kebenaran, tidak ada pengaruh lain yang dapat menyamai perasaan akan kehadiran Allah. “Segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepadaNya kita harus memberikan pertanggungan jawab.” Ia adalah “mata yang terlalu suci untuk melihat kejahatan, dan tidak dapat memandang kelaliman.” Ibrani 4:13; Habakuk 1:13. Pikiran inilah yang menjadi perisai Yusuf di tengah-tengah kejahatan yang terdapat di Mesir. Terhadap daya pikat pencobaan jawabnya tegas: “Bagaimanakah . . . aku melakukan kejahatan yang besar ini, dan berbuat dosa terhadap Allah?” Kejadian 39:9. Perisai inilah, yaitu iman, kalau dipegang, akan melindungi setiap jiwa. Pd 198.1

Hanyalah perasaan akan kehadiran Allah yang dapat membuang ketakutan yang bagi anak yang malu-malu, akan menjadikan hidup suatu beban. Biarlah ia tanamkan dalam ingatannya perjanjian, “Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka.” Mazmur 34:8. Biarlah dia membaca cerita luar biasa mengenai Elisa di pegunungan, dan antara dia dan pasukan musuh yang bersenjata, dan bala tentara malaikat sorgawi yang mengelilinginya dengan hebatnya. Biarlah dia membaca bagaimana Petrus, yang berada di dalam penjara dan diancam kematian, malaikat Tuhan datang, bagaimana meliwati para penjaga yang bersenjata, pintu-pintu yang terkunci dan gerbang besi yang besar dengan gembok dan rintangannya, malaikat Tuhan mengeluarkan hambaNya dengan selamat. Biarlah dia membaca pemandangan di atas laut, ketika angin ribut menghempas serdadu-serdadu dan para pelaut, letih dengan pekerjaan dan berjaga-jaga serta berpuasa lama, Paulus yang tertawan itu, dalam perjalanannya menuju pengadilan dan pelaksanaan hukuman, mengucapkan kata-kata yang besar itu, yang memberikan semangat dan pengharapan: “Supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara kamu yang akan binasa. . . . Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milikNya, berdiri di sisiku, dan ia berkata: Jangan takut, Paulus: Engkau harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau.” Dengan iman terhadap janji ini Paulus memberi kepastian kepada temantemannya, “Tidak seorangpun di antara kamu akan kehilangan sehelaipun dari rambut kepalanya.” Begitulah yang terjadi. Oleh sebab di dalam kapal itu terdapat satu orang yang melalui dia Allah dapat bekerja, maka seluruh isi kapal yang terdiri dari serdadu-serdadu dan para pelaut yang kafir telah selamat. “Mereka semua selamat naik ke darat.” Kisah 27:22-24, 34, 44. Pd 198.2

Perkara-perkara ini semata-mata tidak ditulis supaya kita dapat membaca dan heran terhadapnya, tetapi supaya iman yang sama yang terdapat pada hamba-hamba Allah dahulu kala dapat bekerja di dalam diri kita. Dengan tanda yang tidak kurang cara yang dipergunakanNya, begitulah Ia akan bekerja sekarang di mana saja terdapat hati orang-orang yang yang beriman yang akan menjadi saluran kuasaNya. Pd 199.1

Biarlah sikap tidak berharap pada diri sendiri, yang kurang bersandar pada diri sendiri membawa mereka lebur dari keluh-kesah dan tanggung jawab, diajar supaya bersandar pada Allah. Banyak kali seorang yang boleh dikata hanyalah nol di mata dunia, yang barangkali hanyalah merupakan beban yang tidak berdaya, akan sanggup berkata bersama rasul Paulus, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Filipi 4:13. Pd 199.2

Juga bagi anak yang cepat sakit hati bila tersinggung, iman mempunyai pelajaran-pelajaran yahg berharga. Sifat untuk menolak kejahatan atau melawan yang salah sering terdorong oleh suatu perasaan keadilan yang tajam dan dengan suatu semangat yang giat dan kuat. Biarlah anak yang demikian diajar bahwa Allah adalah penjaga kebenaran yang kekal. Dengan lembut ia memelihara makhluk-makhluk yang juga dikasihiNya sehingga memberikan anakNya yang kekasih untuk menyelamatkan. Ia akan membuat perhitungan dengan setiap orang yang berbuat salah. Pd 199.3

“Sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mataNya.” Zakharia 2:8. Pd 199.4

“Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepadaNya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang.” Mazmur 37:5, 6. Pd 199.5

“Demikianlah Tuhan adalah tempat perlindungan bagi orang yang terinjak, tempat perlindungan pada waktu kesesakan. Orang yang mengenal namaMu percaya kepadaMu, sebab tidak Kau tinggalkan orang yang mencari Engkau, ya Tuhan.” Mazmur 9:9, 10. Pd 199.6

Kesabaran yang ditunjukkan Allah kepada kita, Ia mengajak kita untuk menunjukkannya kepada orang lain. Biarlah keinginan hati, pemuasan diri, suka membalas dendam, memandang Satu yang rendah hati dan lemah lembut, yang dibawa ke tempat penyembelihan, tidak melawan seperti seekor domba yang diam di depan penggunting bulunya. Biarlah mereka memandang kepada Dia yang telah dipakukan karena dosa-dosa kita dan menanggung kesusahan kita, dan mereka akan belajar tahan, tabah, dan mengampuni. Pd 199.7

Melalui iman pada Kristus, setiap kekurangan tabiat dapat dipenuhi, setiap kenajisan dibersihkan, setiap kesalahan dibenarkan, setiap keistimewaan dikembangkan. Pd 200.1

“Kamu telah dipenuhi di dalam Dia.” Kolose 2:10. Pd 200.2

Doa dan iman bertalian erat, dan perlu dipelajari bersama-sama. Dalam doa iman terdapat ilmu ilahi; itu merupakan ilmu yang harus dikuasai oleh setiap orang yang mau menjadikan pekerjaan seumur hidupnya maju. Kristus mengatakan, “Apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” Markus 11:24. Di sini dijelaskannya bahwa permintaan kita harus sesuai dengan kehendak Allah; kita harus meminta perkara-perkara yang telah dijanjikanNya, dan apa saja yang kita terima harus dipergunakan untuk melakukan kehendakNya. Bila syarat-syarat dipenuhi, maka janji itu tiada taranya. Pd 200.3

Kita boleh meminta pengampunan dosa, meminta Roh Kudus, meminta kelakuan yang serupa dengan Kristus, meminta hikmat dan kekuatan untuk melakukan pekerjaanNya, meminta setiap karunia yang telah dijanjikanNya, kemudian kita harus percaya bahwa kita akan menerimanya dan mengucapkan terima kasih kepada Allah bahwa kita telah menerimanya. Pd 200.4

Kita tidak perlu memandang bukti berkat secara luar. Karunia itu ada di dalam perjanjian, dan kita boleh mengerjakan pekerjaan kita dengan kepastian bahwa apa yang telah dijanjikan Allah, Ia sanggup mengadakannya, dan bahwa karunia itu yang kita telah miliki, akan disadari bilamana kita sangat memerlukannya. Pd 200.5

Untuk hidup oleh firman Allah seperti itu berarti penyerahan seluruh kehidupan kepadaNya. Nanti akan terasa suatu perasaan membutuhkan dan ketergantungan yang terus-menerus, yaitu pembawaan hati kepada Allah. Doa merupakan suatu kebutuhan; karena itu adalah nafas jiwa. Doa keluarga, doa umum, ada tempatnya; tetapi merupakan hubungan ra-hasia dengan Allah yang menunjang nafas jiwa. Pd 200.6

Di gunung bersama Allah, Musa memandang pola bangunan yang luar biasa yang akan menjadi tempat tinggal kemuliaanNya. Di gunung dengan Allah-di tempat mengadakan hubungan secara rahasia-membuat kita dapat merenungkan cita-citanya yang gilang gemilang bagi umat manusia. Dengan begitu kita disanggupkan sedemikian rupa untuk membentuk pembangunan tabiat kita sehingga kita dapat memenuhi janjiNya. “Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umatKu.” II Korintus 6:16. Pd 200.7

Dengan doa dan percakapan sendirian Yesus dalam kehidupanNya di dunia menerima hikmat dan kuasa. Biarlah orang-orang muda mengikuti teladanNya dalam mencari saat yang tenang pada waktu senja dan hampir siang untuk berhubungan dengan Bapa mereka yang di sorga. Dan sepanjang hari siang biarlah mereka mengangkat hati mereka kepada Allah. Pada setiap langkah jalan kita Ia berkata, “Sebab Aku ini, Tuhan, Allahmu, memegang tangan kananmu, .... Janganlah takut Aku yang menolong engkau.” Yesaya 41:13. Sekiranya anak-anak kita dapat mempelajari pelajaran-pelajaran ini ketika mereka masih kecil, maka betapa segar dan berkuasa, betapa kegembiraan dan kemanisan akan memenuhi kehidupan mereka! Pd 201.1

Inilah pelajaran yang hanya dapat diajarkan oleh mereka yang telah mempelajarinya sendiri. Ini disebabkan oleh banyak sekali orang tua dan guru yang mengaku percaya akan firman Allah sedangkan kehidupan mereka menolak kuasanya, sehingga pengajaran Kitab Suci tidak mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap orang-orang muda. Sewaktu-waktu orang-orang muda harus dibawa untuk merasakan kuasa firman itu. Mereka melihat betapa mahalnya kasih Kristus itu. Mereka melihat keindahan tabiatNya, kemungkinannya suatu kehidupan yang diserahkan kepada pekerjaanNya. Tetapi sebaliknya mereka melihat kehidupan orang-orang yang mengaku untuk menghormati hukum-hukum Allah. Tentang berapa banyak perkataan benar yang telah disampaikan kepada nabi Yehezkiel: Pd 201.2

UmatMu “berkata satu sama lain, masing-masing kepada temannya. Silahkan datang dan dengar, apa yang difirmankan oleh Tuhan! Dan mereka datang kepadamu seperti rakyat berkerumun dan duduk di hadapanmu sebagai umatKu, mereka mendengar apa yang kauucapkan, tetapi mereka tidak melakukannya, mulutnya penuh dengan kata-kata cinta kasih, tetapi hati mereka mengejar keuntungan yang haram. Sungguh, engkau bagi mereka seperti seorang yang melagukan syair cinta kasih dengan suara yang merdu, dan yang pandai main kecapi; mereka mendengar apa yang kauucapkan, tetapi mereka sama sekali tidak melakukannya.” Yehezkiel 33:30-32. Pd 201.3

Patutlah Alkitab itu diperlakukan sebagai satu buku petunjuk moral yang baik, yang perlu diperhatikan dengan tetap dengan semangat zaman dan kedudukan kita dalam dunia; adalah merupakan perkara yang lain untuk menghormati Alkitab itu sebagaimana adanya-firman Allah yang hidup, firman yang merupakan hayat kita, firman yang melicinkan per buatan kita, perkataan kita, dan pikiran kita. Memegang firman Allah sebagai suatu perkara yang kurang dari pada ini berarti menolaknya. Dan penolakan ini oleh orang-orang yang mengaku mempercayainya, adalah merupakan penyebab kebimbangan yang nomor satu di antara orang-orang yang tidak peduli di kalangan orang muda. Pd 201.4

Suatu keadaan luar biasa yang belum pernah disaksikan sebelumnya sedang berlangsung di dunia. Dalam hiburan, dalam mencari uang, dalam perlombaan kekuasaan, dan di dalam perjuangan yang sengit untuk eksistensi, terdapat suatu kekuatan yang dahsyat yang menawan tubuh, pikiran dan jiwa. Di tengah-tengah kecepatan yang edan ini, Allah sedang berbicara. Ia memanggil kita ke luar dari sana supaya bergabung dengan Dia. “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah.” Mazmur 46:11. Pd 202.1

Banyak orang, yang meskipun pada waktu kebaktian, tidak menerima berkat hubungan yang sejati dengan Allah. Mereka itu terlalu tergesa-gesa. Dengan langkah yang terburu-buru mereka memaksakan diri masuk ke dalam lingkaran hadirat Kristus yang mengasihi, mungkin berhenti Pd 202.2

sebentar pada batas-batas kesucian, tetapi tidak menunggu nasihat Mereka tidak mempunyai waktu untuk tinggal dengan Guru ilahi. Dengan masih memikul beban, mereka kembali ke pekerjaan mereka. Pd 202.3

Para pekerja ini tidak pernah akan mencapai kemajuan sampai mereka mengetahui rahasia kekuatan. Mereka harus memberi diri mereka sendiri waktu untuk berpikir, berdoa, dan menunggu Allah memperbaharui kuasa jasmani, pikiran dan rohani. Mereka memerlukan pengaruh RohNya yang meninggikan. Dengan menerima ini, mereka akan diberi semangat oleh kehidupan yang segar. Tubuh yang lemah dan otak yang letih akan disegarkan kembali, hati yang berduka akan dihiburkan. Pd 202.4

Tidak ada keragu-raguan sedikitpun akan kehadiranNya, tetapi kebutuhan kita ialah—hubungan pribadi dengan Kristus, duduk di dalam persahabatan dengan Dia. Berbahagialah anak-anak di rumah kita, dan para pelajar di sekolah-sekolah kita, apabila para orang tua dan guru akan belajar dan kehidupan mereka sendiri pengalaman yang berharga yang di gambarkan di dalam kata-kata dari Nyanyian di atas Nyanyian ini: Pd 202.5

“ Seperti pohon apel di antara pohon-pohon di hutan,
Demikianlah kekasihku di antara teruna-teruna.
Di bawah naungannya aku ingin duduk,
Buahnya manis bagi langit-langitku.
Telah dibawanya aku ke rumah pesta,
Dan panjinya di atasku adalah cinta.”
Pd 202.6

Kidung Agung 2:3, 4.