Hidup Yang Menyehatkan
Bab 3 - Sepuluh Hukum Yang Agung
Karakter Allah
34. Ia yang lapar dan haus mencari Allah akan berusaha mencari suatu pemahaman terhadap hukum-hukum yang telah Allah camkan pada ciptaan-Nya. Hukum-hukum ini adalah catatan tabiat-Nya. Hukum ini harus mengendalikan semua yang masuk ke tempat surgawi dan negeri yang lebih baik.— U. T., 30 Agustus 1896. HM 21.1
35. Hukum Allah ditulis oleh tangan-Nya sendiri atas tiap saraf, tiap otot, tiap panca indera yang telah dipercayakan kepada manusia.— U. T., 30 Agustus 1896. HM 21.2
Penurutan Terhadap Hukum
36. Allah dalam hikmat-Nya telah menetapkan hukum-hukum alam untuk pengendalian yang benar atas pakaian kita, selera kita, dan hawa nafsu kita, dan Ia menginginkan kita menurut dalam tiap hal.— R. and H., 1883, No. 41. HM 21.3
Dosa Fisik
37. Pelanggaran hukum fisik adalah pelanggaran hukum Allah. Pencipta kita adalah Yesus Kristus. Ia adalah pengarang keberadaan kita. Ia adalah pengarang hukum fisik sama halnya dengan hukum moral. Dan manusia yang ceroboh dan serampangan terhadap kebiasaan dan perbuatan yang menyangkut kehidupan fisik dan kesehatan, berdosa terhadap Allah. Allah tidak dihormati, dihargai, atau diakui. Ini ditunjukkan oleh cedera yang diperbuat pada tubuh dalam melanggar hukum fisik. —U. T., 19 Mei 1897. HM 22.1
Berkat-berkat Mengikuti Penurutan
38. Allah mengasihi ciptaan-Nya dengan suatu kasih yang lembut dan kuat. Ia telah menetapkan hukum-hukum alam; tetapi hukum-hukum-Nya tidak berubah-ubah. Tiap “Jangan kamu” entah itu dalam hukum fisik ataupun hukum moral, mengandung atau menyatakan sebuah janji. Bila dituruti, berkat akan hadir dalam langkah-langkah kita; bila tidak dituruti, akibatnya bahaya dan ketidakbahagiaan. —S. T., No. 32, hlm. 201. HM 22.2
39. Kesehatan, kekuatan, dan kebahagiaan tergantung pada hukum-hukum yang kekal; tetapi hukum-hukum ini tidak bisa dituruti tanpa ada minat untuk mempelajarinya. —H. R. HM 22.3
40. Suatu pengetahuan tentang hukum di mana kesehatan dijaga dan dipelihara merupakan hal yang sangat penting. —S. of T., 1886, No. 33. HM 22.4
41. Kelalaian dan sikap masa bodoh terhadap hukum-hukum yang menguasai keberadaan kita itu merupakan dosa yang begitu umum sehingga kita memandangnya dengan toleransi yang tak semestinya. —H. R. HM 22.5
42. Kita tidak memiliki hak untuk sewenang-wenang melanggar satu pun prinsip hukum kesehatan. —R. and H., 1884, No. 31 HM 22.6
43. Allah sangat tidak dihormati dengan cara manusia memperlakukan bagian tubuh, dan Ia tidak akan membuat mukjizat untuk meniadakan suatu pelanggaran yang jahat dari hukum kehidupan dan kesehatan. —U. T., 30 Agustus 1896. HM 23.1
44. Tuhan telah menjadikan bagian dari rencana-Nya sehingga manusia menuai sesuai dengan apa yang ditaburnya.— U. T., 19 Mei 1897. HM 23.2
Keturunan
45. Kebiasaan apa pun dari para orangtua yang bertentangan dengan hukum fisik, luka yang diberlakukan kepada diri mereka sendiri akan diulangi di generasi masa depan.— U. T., 11 Januari 1897. HM 23.3
46. Anda harus menjalankan prinsip, yang sejalan dengan hukum alam, mengesampingkan perasaan.— T., jld. 3, hlm. 76. HM 23.4
47. Untuk menjelaskan hukum alam, dan mendesak penurutan terhadapnya, adalah pekerjaan yang menyertai pekabaran malaikat ketiga untuk menyiapkan orang-orang untuk kedatangan Tuhan.— T., jld. 3, hlm. 161. HM 23.5
48. Sekuntum bunga di ladang harus memiliki akarnya di dalam tanah; harus mendapatkan udara, embun, hujan, dan sinar matahari. Bunga itu akan berkembang hanya bila menerima keuntungan-keuntungan ini, dan itu semua dari Allah. Begitu pula dengan manusia.— Special Testimony to R. and H. Office, 19 September 1895, hlm. 36. HM 23.6
49. Allah memanggil para pembaru untuk membela hukum-hukum yang telah Ia tetapkan untuk mengatur sistem manusia, dan untuk memelihara standar tinggi dalam pelatihan pikiran dan budaya hati.— S. T., No. 3, hlm. 22. HM 23.7
Ketahui Suatu Kewajiban
50.Adalah tugas dari tiap manusia, demi kepentingannya sendiri dan demi kepentingan umat manusia, untuk memberitahu dirinya sendiri mengenai hukum-hukum kehidupan organ tubuh, dan secara sadar menurutinya.... Adalah tugas dari tiap orang untuk menjadi cerdas dalam hal penyakit dan penyebabnya. Anda harus mempelajari Alkitab Anda, agar memahami nilai yang Tuhan telah tempatkan pada manusia yang telah dibeli oleh Kristus dengan harga yang tak ternilai. Lalu kita harus mengenal hukum-hukum kehidupan, sehingga tiap tindakan agen manusia dapat sejalan sempurna dengan hukum Allah. Ketika terdapat bahaya besar akibat kelalaian, tidakkah sebaiknya bijak dalam hal tubuh manusia yang telah ditentukan oleh Pencipta kita, dan di mana Ia menginginkan kita menjadi penatalayan yang setia?— U. T., 4 Desember 1896. HM 24.1