Hidup Yang Menyehatkan

3/62

Bab 2 - Tugas Mempelajari Hukum-Hukum Kehidupan

19. Adalah tugas kita mempelajari hukum-hukum yang mengatur keberadaan kita, dan menurutinya. Mengabaikan hal-hal ini adalah dosa.— U. T., 25 Agustus 1897. HM 17.1

20. Sejak mula pertama pertimbangan, pikiran manusia harus cerdas karena struktur fisiknya. Kita bisa melihat dan mengagumi karya Allah dalam dunia alam, namun tempat tinggal manusia adalah yang paling ajaib.— U. T., 11 Januari 1897. HM 17.2

Fisiologi sebagai Suatu Pelajaran

21. Pengetahuan praktis tentang ilmu pengetahuan kehidupan manusia itu perlu untuk memuliakan Allah dalam tubuh kita. Oleh sebab itu yang paling penting di antara pelajaran-pelajaran yang dipilih untuk masa kanak-kanak, fisiologi menduduki tempat paling utama.— H. R. HM 17.3

22. Baik juga bila fisiologi diperkenalkan ke dalam sekolah- sekolah umum sebagai cabang pendidikan. Semua anak harus mempelajarinya. Ini harus diterima sebagai dasar dari semua usaha pendidikan. Dan kemudian orangtua harus menambahkan praktik kebersihan lingkungan. Ini akan membuat pengetahuan mereka bermanfaat dalam praktik tentang fisiologi .— H. R HM 17.4

23. Kita memiliki tugas-tugas khusus. Kita harus mengenal struktur fisik kita dan hukum-hukum yang mengatur kehidupan alami. Sementara bahasa Yunani dan Latin, yang sebenarnya jarang berguna, dijadikan pelajaran bagi banyak orang, fisiologi dan kebersihan justru jarang dibahas. Pelajaran yang memberikan bahan pemikiran adalah yang menyangkut kehidupan alamiah, suatu pengetahuan tentang diri sendiri.... Rumah tempat di mana kita tinggallah yang perlu kita pelihara, sehingga kita dapat menghormati Allah yang telah menebus kita. Kita perlu mengetahui bagaimana memelihara mesin hidup, sehingga jiwa, tubuh, dan roh kita dapat diabdikan pada pelayanan-Nya. Sebagai makhluk rasional kita secara menyedihkan mengabaikan tubuh dan kebutuhannya. Meskipun sekolah-sekolah yang telah kita dirikan telah mempelajari fisiologi, namun mereka belum menggunakan energi seharusnya mereka miliki. Mereka tidak mempraktikkan dengan bijak apa yang mereka terima dalam pengetahuan, dan tidak menyadarinya bahwa kecuali itu dipraktikkan, maka tubuh akan rusak.... Mesin hidup ini harus dipahami. Tiap bagian dari mekanismenya yang ajaib harus secara saksama dipelajari.— U. T., 19 Mei 1897. HM 18.1

24. Kehidupan fisik tidak dapat diperlakukan dalam cara yang sembarangan. Sadari tanggung jawab Anda.— U. T., 25 Agustus 1897. HM 18.2

25. Masa bodoh dengan fisiologi dan lalai memelihara hukum- hukum kesehatan telah membawa banyak orang masuk ke liang kubur yang seharusnya masih hidup untuk bekerja dan belajar dengan cerdas.— S. T., Februari 1894 hlm. 13. HM 18.3

26. Untuk mengenal baik organisme manusia yang ajaib— tulang, otot, lambung, hati, usus, jantung, dan pori-pori kulit—dan untuk memahami ketergantungan satu organ terhadap organ lain untuk kerja yang menyehatkan dari semuanya, merupakan suatu pelajaran di mana sebagian besar ibu-ibu tidak menaruh minat.— T., jld. 3, hlm. 136. HM 18.4

27. Pelajarilah organisme yang mengagumkan itu, sistem tubuh manusia, dan hukum-hukum yang mengaturnya.— C. T., hlm. 120. HM 19.1

Bagaimana Mengurangi Mortalitas

28. Jikalau orang-orang akan mempertimbangkan penyebab sampai pada pengaruhnya, dan mengikuti alurnya, maka mereka tentu akan mengejar jalan yang akan memastikan kesehatan, dan mortalitas akan jauh berkurang.... Semua yang memiliki kemam-puan umum harus memahami kebutuhan sistem tubuh mereka sendiri.— H. to L., Bab 3, hlm. 51. HM 19.2

Belajar di Masa Muda

29. Hal yang paling penting bagi pria dan wanita adalah untuk diberi pengetahuan tentang kehidupan manusia, dan dalam cara-cara terbaik dalam memelihara dan memperoleh kesehatan fisik. Terutama masa muda merupakan suatu masa untuk diberikan pengetahuan yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari sepanjang hidup .— H. R. HM 19.3

30. Mereka yang telah menempati posisi yang memberi pengaruh tidak menghargai pekerjaan yang begitu lama telah diabai-kan.... Mereka menganggap jauh lebih penting menjadi para pelajar dari mata pelajaran yang kurang berpengaruh pada agen manusia. Beribu-ribu orang tidak mengetahui apa pun tentang tubuh, dan bagaimana merawatnya. Daud menyatakan, “Aku dijadikan secara dahsyat dan ajaib.” Dan ketika Allah telah memberikan kita tempat tinggal seperti itu, mengapa tiap bagian tidak ditelaah dengan teliti?— U. T., 11 Januari 1897. HM 19.4

31. Sebaiknya mereka yang menyatakan diri sebagai anak-anak Allah, selagi mereka bisa, menggunakan kesempatan-kesempatan yang diberikan untuk memperoleh pengetahuan tentang sistem manusia, dan bagaimana itu dapat dipertahankan dalam kesehatan.... Tuhan tidak akan membuat mukjizat mempertahankan kesehatan seseorang yang tidak akan membuat usaha memperoleh pengetahuan semampunya mengenai tempat tinggal ajaib yang telah Allah berikan ini. Dengan mempelajari bagian tubuh manusia kita harus belajar memperbaiki apa yang mungkin salah dalam kebiasaan kita, dan bila dibiarkan tak diperbaiki, pasti akan membawa akibat, penyakit dan penderitaan, yang membuat kehidupan itu suatu beban.... Hendaknya pikiran menjadi cerdas, dan kemauan ditempatkan di sisi Tuhan, dan akan ada perbaikan mengagumkan dalam kesehatan fisik. Tetapi ini tidak dapat dicapai oleh kekuatan manusia semata.—M. M., jld. 2, hlm. 216. HM 20.1

Tugas Para Pendeta

32. Para pendeta di negeri kita perlu mengenal baik ilmu pengetahuan fisiologi. Dengan demikian mereka akan cerdas mengenai hukum-hukum yang menguasai kehidupan fisik, dan pengaruhnya pada kesehatan pikiran dan jiwa. Kemudian mereka akan mampu berbicara dengan benar mengenai permasalahan ini. Dalam penurutan mereka pada hukum-hukum fisik mereka hendaknya mengedepankan sabda kehidupan kepada orang-orang, dan senantiasa menjunjungnya tinggi-tinggi dalam pekerjaan reformasi.— U. T., 11 Januari 1897. HM 20.2

33. Agar bisa menjalani perubahan, umat Allah harus mengetahui diri mereka sendiri. Mereka harus mengerti kerangka fisik mereka sendiri, sehingga mereka bisa bersama-sama pemazmur menyatakan, “Aku memuji Engkau, karena aku dijadikan dengan dahsyat dan ajaib.”— T., jld. 1, hlm. 486. HM 20.3