Iman dan Perbuatan

14/79

Cara Berpikir Setan yang Menyesatkan

Adalah cara berpikir Setan yang menyesatkan bahwa kematian Kristus membawa kemurahan untuk menggantikan posisi dari hukum. Kematian Yesus tidak mengubah atau membatalkan atau mengurangi sedikit pun dari 10 Hukum. Karunia yang besar itu ditawarkan kepada manusia melalui darah Juruselamat yang ditetapkan oleh hukum Allah. Semenjak kejatuhan manusia, pemerintahan moral Allah dan kasih karunia-Nya tak terpisahkan. Dua hal ini berjalan bersama-sama melalui semua kenyataan. “Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman” (Mazmur 85:11). IP 42.2

Yesus, pengganti kita, diizinkan untuk menanggung akibat dosa dari pelanggaran hukum Allah. Ia mengenakan Keilahian-Nya dengan kemanusiaan dan dengan demikian menjadi Anak Manusia, Juruselamat dan Penebus. Kenyataan dari kematian Anak Allah yang Ia kasihi dalam menebus manusia menunjukkan kekekalan hukum Ilahi. Betapa mudahnya, dari sudut pandang orang berdosa, Allah menghapuskan hukum-Nya, dengan demikian membuka jalan bagi manusia untuk diselamatkan dan Kristus tetap berada di surga! Doktrin yang mengajarkan tentang kebebasan, melalui kasih karunia untuk melanggar hukum adalah suatu khayalan yang fatal. Setiap pelanggar hukum Allah adalah orang berdosa, dan tidak ada orang yang dapat disucikan sementara hidup dalam dosa yang dia sadari. IP 43.1

Kerendahan hati dan penderitaan Anak Allah tidak diusahakan untuk memberi kebebasan melanggar hukum Bapa-Nya dan duduk dengan Kristus di takhta-Nya. Adalah melalui kebaikan-Nya dan melatih pertobatan dan iman maka seorang berdosa dapat memiliki pengampunan dan kuasa untuk hidup dalam penurutan. Orang berdosa tidak diselamatkan di dalam dosanya melainkan dari dosanya. IP 43.2