Iman dan Perbuatan
Bab 2 - Standar dari Penyucian Sejati
(Artkel Review and Herald terbitan 8 Maret 1881)
“Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus Tuhan kita” (1 Tesalonika 5:23). IP 41.1
Penyucian hanya diperoleh dari penurutan akan kehendak Allah. Banyak orang yang menginjakinjak hukum Yehova malah mengaku memiliki hati yang suci dan mempunyai kehidupan yang disucikan. Tetapi mereka tidak memiliki pengetahuan yang dapat menyelamatkan mereka mengenai Allah dan hukum-Nya. Mereka berdiri sejajar dengan para pemberontak besar terhadap Allah. Ia sedang berperang melawan hukum Allah, yang merupakan fondasi dari pemerintahan di surga dan di dunia. Orang-orang ini melakukan pekerjaan yang sama seperti dilakukan tuan mereka, untuk menghilangkan hasil yang akan timbul dari penurutan terhadap hukum Allah. Tidak ada pelanggar hukum Allah diperbolehkan memasuki kerajaan surga; karena ia yang dulu adalah seorang kerubium yang suci dan dimuliakan, dan ia dicampakkan keluar karena memberontak terhadap pemerintahan Allah. IP 41.2
Bagi banyak orang, penyucian adalah kebenaran diri sendiri. Walaupun begitu orang-orang ini tetap mengaku bahwa Yesus adalah Penyelamat dan Penyuci diri mereka. Betapa suatu khayalan! Apakah Anak Allah akan menyucikan para pelanggar hukum Bapa-Nya—hukum di mana Ia datang ke dunia ini untuk meninggikan dan memuliakannya? Ia ber saksi, “Aku telah menjaga hukum Bapa-Ku.” Allah tidak akan menurunkan standar hukum-Nya untuk menyesuaikannya dengan standar manusia yang tidak sempurna; dan manusia tidak akan bisa memenuhi hukum-Nya yang suci tanpa pertobatan pada Allah dan iman kepada Tuhan Yesus Kristus. IP 41.3
“... Jika seseorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang perantara pada Bapa, yaitu Kristus Yesus yang adil” (1 Yohanes 2:1). Tetapi Allah tidak memberikan Anaknya sebuah kehidupan dengan penderitaan dan cela dan kematian yang memalukan untuk melepaskan manusia dari penurutan terhadap hukum Ilahi. Kuasa penipuan Setan sangat besar membuat banyak orang tidak menaruh nilai pada penebusan Kristus. Kristus mati karena tidak ada lagi pengharapan bagi para pelanggar hukum. Manusia mungkin dapat memelihara hukum Allah di masa mendatang; tetapi utang dosa itu akan tetap ada, dan hukum akan menghukumnya dengan kematian. Kristus telah datang untuk membayar utang orang berdosa yang tidak mungkin dapat dibayar oleh si pelanggar hukum. Dengan demikian dengan penebusan Kristus, orang berdosa diberikan kesempatan naik banding dalam peradilan. IP 42.1