Nasihat Bagi Sidang

49/279

Sidang-sidang Diorganisasi oleh Nabi-nabi

Sidang diorganisasi di Yerusalem untuk menjadi suatu teladan tentang perlunya mengorganisasi sidang-sidang di setiap tempat yang lain di mana para pesuruh kebenaran harus menarik jiwa kepada Injil itu. Mereka yang diserahi tanggung jawab menjaga sidang, bukannya melakukan diri seperti pemerintah atas orang yang diserahkan kepada mereka, melainkan sebagai gembala yang bijaksana “menggembalakan kawan Domba Allah . . . menunjukkan diri menjadi teladan kepada kawan domba itu,” . . . dan diaken-diaken itu “terpuji dan penuh dengan Roh Kudus dan hikmat.” Orang-orang ini harus bersatupadu di pihak yang benar, dan mempertahankannya dengan tetap teguh. Dengan demikian mereka akan memberikan suatu pengaruh yang mempersatukan kepada segenap kawan domba.4 NBS 90.1

Sebagai suatu faktor penting dalam pertumbuhan rohani di pihak orang-orang yang baru bertobat, rasul-rasul sangat berhati-hati melingkungi mereka dengan pelindung berupa tata tertib Injil. Para pegawai ditetapkan di tiap sidang, dan tata tertib dan peraturan yang pantas ditetapkan untuk perilaku segala perkara yang ada sangkut-pautnya dengan kesejahteraan rohani orang- orang percaya. NBS 90.2

Hal ini selaras dengan rencana Injil untuk menyatukan dalam satu tubuh semua orang percaya kepada Kristus, dan rencana ini diikuti oleh Paulus dengan teliti selama masa kerjanya. Orang-orang di tempat mana pun yang oleh pekerjaannya dipimpin untuk menerima Kristus sebagai Juruselamat, pada saat yang tepat diorganisasi menjadi suatu sidang. Meskipun orang- orang percaya baru sedikit jumlahnya, hal ini dilakukan juga. Dengan demikian orang-orang Kristen diajar menolong satu dengan yang lain, dengan mengingat janji, “Karena barang di mana ada dua atau tiga orang berhimpun atas nama-Ku, di situlah Aku ada di tengah-tengah mereka itu.”5 NBS 90.3