Nasihat Bagi Sidang
PASAL 4. - ORGANISASI SIDANG
Ada orang yang harus memenuhi perintah Kristus; ada orang yang harus melanjutkan pekerjaan yang sudah dimulai-Nya di bumi ini; dan sidanglah yang telah diserahi hak istimewa ini. Untuk maksud inilah sidang itu sudah diorganisasi.1 NBS 89.1
Para pendeta harus suka akan tata tertib, dan harus mendisiplin diri sendiri, dan dengan demikian mereka bekerja dengan serasi bagaikan sepasukan tentara yang terlatih baik-baik. Jika disiplin dan tata tertib perlu sekali untuk berhasilnya sesuatu pertempuran, hal seperti itu malah jauh lebih perlu lagi dalam pertempuran yang dalamnya kita melibatkan diri karena tujuan yang harus kita capai lebih besar nilainya dan lebih tinggi sifatnya daripada yang diperebutkan oleh pasukan-pasukan yang berperang di medan pertempuran. Dalam pertempuran yang kita ikuti kepentingan-kepentingan abadi dipertaruhkan. NBS 89.2
Malaikat-malaikat bekerja dengan serasi benar. Tata tertib yang sempurna menjadi ciri segala pergerakan mereka. Lebih dekat kita meniru keserasian dan tata tertib bala tentara malaikat, lebih berhasil pula usaha wakil-wakil surga ini untuk kepentingan kita. Mereka yang mempunyai semangat dari atas, akan menunjukkan tata tertib, disiplin, dan persatuan dalam segala usaha mereka. Tetapi tidak pernah para pesuruh surga itu membenarkan keadaan tidak teratur dan kekacauan. Segala keburukan ini diakibatkan oleh usaha Setan untuk melemahkan pasukan kita, untuk membinasakan keberanian, dan menghalangi pekerjaan yang berhasil. NBS 89.3
Setan mengetahui benar bahwa kemajuan dapat diperoleh hanya kalau ada tata tertib dan tindakan yang serasi benar. Ia mengetahui benar bahwa segala sesuatu yang ada sangkut-pautnya dengan surga berada dalam tata tertib yang sempurna, bahwa penurutan dan disiplin yang saksama menandai pergerakan bala tentara malaikat. Dalam usaha yang telah dipelajarinya dipimpinnya orang-orang yang mengaku Kristen sejauh-jauhnya dari peraturan yang telah ditentukan oleh surga; itulah sebabnya ia memperdayakan orang-orang yang mengaku umat Allah, dan membawa mereka kepada anggapan bahwa tata tertib dan disiplin merupakan musuh kerohanian; bahwa satu-satunya keamanan bagi mereka ialah membiarkan setiap orang mengikuti jalannya sendiri, dan tetap berbeda dengan segala rombongan orang Kristen yang bersatupadu, dan yang sedang bekerja keras untuk menegakkan disiplin dan keserasian dalam pekerjaan. Segala usaha yang diadakan untuk menegakkan tata tertib dianggap berbahaya, suatu pembatasan kebebasan yang menjadi hak seseorang, dan itulah sebabnya ditakuti sebagai suatu ajaran yang tidak disukai. Jiwa-jiwa yang sudah tertipu ini membanggakan kebebasan mereka untuk berpikir dan bertindak dengan bebasnya. Mereka tidak mau menerima apa yang diucapkan oleh orang lain. Mereka tidak mau menurut seorang jua pun. Telah ditunjukkan kepada saya bahwa pekerjaan Setanlah yang menuntun manusia kepada perasaan bahwa Allah menyuruh mereka membuat rencana sendiri, dan memilih jalan mereka sendiri, tidak bergantung kepada saudara-saudara mereka.2 NBS 89.4
Allah sudah menjadikan sidang-Nya di bumi ini suatu saluran terang, dan melalui saluran itu Ia menyampaikan segala maksud-Nya dan kehendak-Nya. Ia tidak mengaruniakan kepada salah seorang hamba-Nya suatu pengalaman yang terpisah dari atau berlawanan dengan pengalaman sidang itu sendiri. Ia pun tidak mengaruniakan kepada seorang suatu pengetahuan akan kehendak-Nya untuk segenap sidang, sedangkan sidang itu-tubuh Kristus-ditinggalkan dalam kegelapan. Dalam kebijaksanaan-Nya, Ia menempatkan hama-hamba-Nya dalam hubungan yang erat dengan sidang-Nya, supaya mereka kurang keyakinan pada diri sendiri, dan keyakinan yang lebih besar pada orang lain yang sedang dipimpin-Nya untuk memajukan pekerjaan-Nya.3 NBS 89.5