Nasihat Bagi Sidang
Mengatur Harta Dengan Sepatutnya
Meskipun orang tua mempunyai pikiran yang sehat dan pertimbangan yang baik, namun dengan pertimbangan yang disertai doa, dan dengan pertolongan para penasihat yang sudah mempunyai pengalaman dalam kebenaran dan mempunyai pengetahuan akan kehendak Ilahi, mereka harus mengatur penggunaan harta mereka. NBS 66.3
Kalau mereka mempunyai anak yang dirundung malang atau sedang bergumul dengan kemiskinan, dan yang akan menggunakan harta itu dengan bijaksana, anak-anak itu harus dipertimbangkan. Tetapi jika mereka mempunyai anak-anak yang tidak beriman, yang kaya dalam harta dunia, dan yang sedang melayani dunia, maka orang tua itu berbuat dosa terhadap Tuhan, yang telah menjadikan mereka jurukunci-Nya, kalau mereka menyerahkan harta itu ke tangan anak-anak mereka hanya karena mereka anak-anaknya. Tuntutan Allah tidak boleh dianggap enteng. NBS 66.4
Dan sudah seharusnya dimengerti dengan jelas bahwa karena orang tua telah membuat warisan, hal ini akan menghalangi mereka dari memberikan harta kepada pekerjaan Allah sementara mereka hidup. Inilah yang harus mereka perbuat. Mereka harus mempunyai kepuasan di dunia ini, dan pahala di surga, karena mengatur penggunaan kelebihan harta itu selama mereka hidup. Mereka harus melakukan bagian mereka untuk memajukan pekerjaan Allah. Mereka harus menggunakan harta yang dipinjamkan kepada mereka oleh Tuhan untuk menjalankan pekerjaan yang perlu dilakukan dalam kebun anggur-Nya.19 NBS 66.5
Mereka yang tidak memberikan kepada perbendaharaan Allah dan menimbun harta mereka bagi anak-anak mereka, membahayakan kepentingan rohani anak-anak mereka. Mereka menempatkan harta mereka, yang menjadi batu sandungan bagi mereka sendiri, di jalan anak- anak mereka, supaya mereka terantuk atasnya sampai binasa. Banyak orang sedang melakukan suatu kesalahan besar mengenai perkara-perkara dalam kehidupan ini. Mereka menghemat, menahan dari diri sendiri dan dari orang lain kebaikan yang dapat mereka terima dari penggunaan yang betul akan harta yang telah dipinjamkan Allah kepada mereka, dan menjadi kikir dan bersifat mementingkan diri. Mereka melalaikan kepentingan rohani mereka dan menjadi kerdil dalam pertumbuhan rohani, semuanya untuk kepentingan penimbunan harta yang tidak dapat mereka pergunakan. Mereka meninggalkan harta mereka kepada anak-anak mereka, dan dari antara sepuluh ada sembilan kemungkinan harta itu menjadi suatu kutuk yang lebih besar kepada ahli waris mereka daripada yang pernah kepada diri mereka sendiri. Anak-anak, yang bergantung kepada harta orang tua, sering gagal mencapai kemajuan dalam kehidupan di dunia ini, dan biasanya gagal semata-mata mendapat hidup kekal. NBS 66.6
Warisan terbaik yang dapat ditinggalkan orangtua kepada anak-anaknya ialah suatu pengetahuan tentang pekerjaan yang berguna serta teladan suatu kehidupan yang ditandai dengan kebajikan yang tulus ikhlas. Oleh kehidupan seperti itu mereka menunjukkan nilai uang yang sebenarnya, agar uang itu hanya dihargai untuk kebaikan yang akan dilaksanakannya dalam meringankan keperluan mereka sendiri dan keperluan orang lain, dan dalam memajukan pekerjaan Allah.20 NBS 66.7
“Janganlah Kamu Sombong Apabila Hartamu Bertambah-tambah dan
Janganlah Menaruh Hatimu Padanya.”
NBS 67.1
Sistem khusus dalam pembayaran persepuluhan didirikan atas suatu prinsip yang tahan lama sebagaimana halnya dengan hukum Allah. Sistem pembayaran persepuluhan ini menjadi suatu berkat bagi orang Yahudi, kalau tidak Allah tidak akan memberikannya kepada mereka. Demikian juga hal itu akan menjadi suatu berkat bagi orang-orang yang melaksanakannya sampai kesudahan. NBS 67.2
Sidang-sidang yang paling teratur dan dermawan dalam menyokong pekerjaan Allah paling makmur kerohaniannya. Kedermawanan sejati yang ada pada pengikut Kristus sama dengan yang ada pada Tuhannya. Jika mereka yang mempunyai harta menyadari bahwa mereka bertanggung jawab kepada Allah atas setiap rupiah yang mereka belanjakan, maka akan berkuranglah kebutuhan yang mereka anggap perlu. Jika angan-angan hati tetap hidup, maka akan dibuktikannya bahwa tidaklah perlu menggunakannya untuk memuaskan nafsu makan, kesombongan, kesia-siaan, dan cinta akan kepelesiran, dan akan melaporkan pemborosan uang Tuhan, yang seharusnya diabdikan kepada pekerjaan-Nya. Mereka yang memboroskan harta Tuhan kelak akan memberikan pertanggungjawaban tindakan mereka kepada Tuhan. NBS 67.3
Jika orang-orang yang mau mengaku Kristen mau mengurangi pemakaian kekayaan mereka dalam menghiasi tubuh dan dalam memperindah rumah, dan mau mengurangi kemewahan yang boros dan merusak kesehatan di meja makan mereka, maka mereka dapat memberikan jumlah yang jauh lebih besar dalam perbendaharaan Allah. Dengan demikian mereka akan meniru Penebus mereka, yang meninggalkan surga, kekayaan dan kemuliaan--Nya, dan menjadi miskin untuk kepentingan kita, agar kita boleh memperoleh kekayaan abadi. NBS 67.4
Tetapi banyak orang, bila mereka mulai mengumpulkan kekayaan duniawi, mulai menghitung berapa lama mereka dapat memiliki sesuatu jumlah tertentu. Dalam kecemasan mereka hendak menimbun harta bagi diri sendiri, mereka gagal untuk menjadi kaya bagi Allah. Kebajikan mereka tidak sejalan dengan penimbunan harta mereka. Ketika nafsu mereka untuk mengejar kekayaan kian bertambah, cinta mereka terikat dengan harta mereka. Pertambahan harta mereka memperkuat keinginan hendak memperoleh lebih banyak lagi, sampai ada orang menganggap bahwa memberikan sepersepuluh kepada Tuhan adalah suatu beban yang terlalu berat dan tidak adil. NBS 67.5
Ilham telah mengatakan: “Janganlah kamu sombong apabila hartamu bertambah-tambah dan janganlah menaruh hatimu padanya.” Mzm. 62:11. Banyak orang telah mengatakan: “Kalau saya sekaya orang itu, saya akan melipat-gandakan pemberian saya kepada perbendaharaan Allah.” Allah telah menguji beberapa dari orang seperti ini dengan memberikan kekayaan kepada mereka; tetapi dengan kekayaan itu datanglah pencobaan yang lebih ganas, dan kemurahan hati mereka makin berkurang kalau dibandingkan dengan ketika mereka miskin. Sesuatu kerinduan untuk memperoleh kekayaan yang lebih besar lagi memenuhi pikiran dan hati mereka, dan mereka mengadakan penyembahan berhala. 21 Janji kepada Allah Adalah Wajib dan Suci NBS 67.6
Setiap orang harus mengadakan penilaian sendiri atas miliknya dan terserah kepadanya sendiri memberikan sekehendak hatinya. tetapi ada orang yang bersalah sama seperti Ananias dan Safira, dengan beranggapan dari apa yang dituntut Allah dalam sistem pembayaran persepuluhan, saudara-saudara tidak pernah akan mengetahuinya. Demikianlah anggapan suami istri yang contohnya diberikan kepada kita sebagai suatu amaran. Dalam hal ini Allah membuktikan bahwa Ia menyelidiki hati manusia. Motif dan maksud manusia tidak dapat disembunyikan daripada-Nya. Ia telah meninggalkan satu amaran yang kekal kepada orang-orang Kristen pada segala zaman untuk berjaga-jaga terhadap dosa yang kepadanya hati manusia mempunyai kecenderungan terus-menerus. NBS 67.7
Bila suatu perjanjian lisan atau tertulis telah dibuat di hadapan saudara-saudara kita untuk memberikan sesuatu jumlah, mereka itulah saksi-saksi yang kelihatan tentang suatu perjanjian yang dibuat antara kita sendiri dengan Allah. Perjanjian itu bukannya dibuat kepada manusia, melainkan kepada Allah, dan seperti suatu nota tertulis yang diberikan kepada sesama manusia. Tidak ada perjanjian yang sah lebih wajib bagi orang Kristen untuk pembayaran uang daripada suatu perjanjian kepada Allah. NBS 68.1
Orang-orang yang berjanji sedemikian kepada sesama manusia biasanya tidak memikirkan untuk minta dibebaskan dari perjanjian mereka. Suatu perjanjian yang dibuat kepada Allah, Si pemberi segala karunia, malah jauh lebih penting; kalau begitu mengapa kita berusaha dibebaskan dari janji kita kepada Allah? Apakah manusia menganggap janjinya kurang mengikat karena dibuat kepada Allah? Karena janjinya tidak diperiksa di pengadilan, apakah itu kurang sah? Apakah seorang yang mengaku diselamatkan oleh darah pengorbanan Yesus Kristus yang tidak terbatas itu, “menipu Allah?” Bukankah janjinya dan tindakannya ditimbang dalam neraca keadilan di istana surga? NBS 68.2
Suatu sidang bertanggung-jawab atas janji-janji yang dibuat oleh anggota-anggotanya. Jika mereka melihat ada seorang saudara yang lalai memenuhi janjinya, mereka harus bekerja untuk menolong dia dengan ramah tamah tetapi dengan terus terang. Jika ia tidak dalam keadaan yang memungkinkannya memenuhi janjinya, dan ia seorang anggota yang dikagumi dan mempunyai hati yang rela, maka biarlah sidang menolong dia dengan penuh belas kasihan. Dengan demikian mereka dapat menolong mengatasi kesulitan itu dan menerima suatu berkat bagi diri sendiri.22 Persembahan Pengucapan Syukur Dikesampingkan bagi Orang Miskin NBS 68.3
Di setiap sidang harus didirikan suatu perbendaharaan bagi orang miskin. Lalu biarlah setiap anggota mempersembahkan suatu persembahan syukur kepada Allah sekali seminggu atau sekali sebulan, menurut keadaan yang paling sesuai dan menyenangkan. Persembahan ini akan menyatakan terima kasih kita atas karunia kesehatan, makanan dan pakaian yang menyenangkan. Dan karena Allah telah memberkati kita dengan kenikmatan ini, kita akan mengesampingkan sesuatu bagi orang yang miskin, yang menderita dan yang dirundung malang. Saya mau menarik perhatian saudara-saudara kita kepada hal ini. Ingatlah orang miskin. Tahanlah dirimu dari beberapa kemewahanmu, malahan kesenanganmu, dan tolonglah mereka yang dapat memperoleh hanya makanan dan pakaian yang paling tidak mencukupi. Dalam berbuat sesuatu bagi mereka engkau telah berbuat sesuatu bagi Yesus dalam diri orang saleh-Nya. Ia menyamakan dirinya dengan penderitaan umat manusia. Janganlah menunggu sampai keperluanmu yang diangan-angankan itu sudah dipuaskan semuanya. Janganlah percaya pada perasaanmu dan memberikan bila engkau merasa seperti itu dan menahannya bila engkau tidak merasa seperti itu. Berikanlah dengan tetap . . . sebagaimana engkau suka melihat pada catatan di surga pada hari Allah.23 Harta Kita dan Sokongan pada Pekerjaan Allah NBS 68.4
Kepada mereka yang mengasihi Allah dengan sungguh-sungguh dan mempunyai harta, saya disuruh mengatakan: Sekarang waktunya bagimu menanam hartamu dalam menyokong pekerjaan Tuhan. Sekaranglah waktunya menopang tangan pendeta-pendeta dalam usaha mereka yang menyangkal diri untuk menyelamatkan jiwa-jiwa. Bila di dalam rumah di surga engkau bertemu dengan jiwa-jiwa yang telah engkau tolong selamatkan, bukanlah engkau menerima suatu pahala yang mulia? NBS 68.5
Jangan seorang pun menahan duitnya, dan biarlah mereka mempunyai banyak uang bergembira sebab mereka dapat menimbun di surga suatu harta yang tidak akan lenyap. Uang yang enggan kita tanamkan dalam pekerjaan Tuhan, akan binasa. Padanya tiada bunga akan tertimbun dalam bank di surga. NBS 68.6
Sekarang Tuhan memanggil anggota-anggota Masehi Advent Hari Ketujuh di setiap tempat untuk mengabdikan diri kepada-Nya dan berbuat sebaik-baiknya, menurut keadaan mereka untuk membantu pekerjaan-Nya. Oleh kedermawanan mereka dalam memberikan persembahan, Ia menghendaki agar mereka menyatakan penghargaan mereka akan segala berkat-Nya serta terima-kasih mereka atas kemurahan-Nya.24 NBS 69.1
Tuhan telah menunjukkan kepada saya berulang-ulang bahwa berlawanan dengan Kitab Suci mengadakan persediaan untuk keperluan jasmani pada masa kepicikan. Saya melihat bahwa jika orang saleh mempunyai makanan yang mereka telah timbun, atau di ladang pada masa kepicikan, bila pedang, kelaparan, dan bela sampar melanda negeri itu, makanan itu akan diambil dari mereka dengan kekerasan, dan orang-orang asing akan menuai ladang mereka. Pada waktu itu kita berharap sepenuhnya kepada Allah, dan Ia akan menyokong kita. Saya melihat bahwa makanan dan air-minum kita akan dijamin pada saat itu dan bahwa kita tidak akan kekurangan atau menderita kelaparan; karena Allah sanggup menyediakan makanan bagi kita di padang belantara. Jika perlu Ia akan mengirim burung-burung gagak untuk memberi makan kepada kita, sebagaimana yang diperbuat-Nya untuk mengenyangkan Elia, atau menurunkan manna dari surga, sebagaimana yang diperbuat-Nya bagi orang Israel. NBS 69.2
Rumah dan tanah tidak akan ada gunanya lagi bagi orang saleh pada masa kepicikan, karena pada waktu itu mereka akan melarikan diri dari orang banyak yang bernyala-nyala amarahnya, dan pada waktu itu kepunyaan mereka tidak dapat dijual guna memajukan pekerjaan kebenaran zaman ini. Ditunjukkan kepada saya bahwa Allah menghendaki agar orang saleh melepaskan diri dari setiap penghalang sebelum masa kepicikan tiba, dan mengadakan perjanjian dengan Allah melalui pengorbanan. Jika mereka menaruh harta mereka di atas mezbah, dan dengan sungguh- sungguh menanyakan kepada Allah untuk menurut, Ia akan mengajarkan kepada mereka bila mereka harus menjual harta ini. Dengan demikian mereka akan bebas pada masa kepicikan, dan tidak ada beban yang memberatkan mereka.25 NBS 69.3