Nasihat Bagi Sidang
Allah Menilai Pemberian Oleh Kasih Yang Mendorong Pengorbanan itu
Dalam neraca bait suci pemberian orang miskin, yang diberikan karena kasih kepada Kristus, bukannya dinilai menurut jumlah yang diberikan, melainkan menurut kasih yang mendorong pengorbanan itu. Janji-janji Yesus akan diwujudkan sama pastinya oleh orang miskin yang dermawan, yang mempunyai hanya sedikit untuk dipersembahkan, tetapi yang memberikan yang sedikit itu dengan kerelaan, sebagaimana oleh orang kaya yang memberikan dari kelimpahannya. Orang miskin mengadakan suatu pengorbanan dari miliknya yang sedikit saja, yang dirasakannya dengan sesungguhnya. Pada hakikatnya dia menyangkal dirinya dari hal-hal yang diperlukannya untuk kesenangannya sendiri, sedangkan orang kaya memberikan dari kelimpahannya, dan tidak merasakan kekurangan, tidak menyangkal diri dari sesuatu yang sangat diperlukannya. Sebab itu ada sesuatu kesucian dalam persembahan orang miskin yang tidak terdapat dalam pemberian orang kaya, karena orang kaya memberikannya dari kelimpahannya. Kebijaksanaan Allah telah mengatur seluruh rencana pemberian persembahan secara teratur membawa faedah kepada manusia. Kebijaksanaan-Nya itu tidak pernah tinggal dian. Jika hamba- hamba Allah mengikuti kebijaksanaan-Nya, semuanya akan menjadi pengerja-pengerja yang giat.15 NBS 65.4
Persembahan anak-anak kecil dapat diterima dan berkenan kepada Allah. Nilai persembahan itu sesuai benar dengan roh yang mendorong pemberian itu. Orang-orang miskin, oleh mengikuti peraturan rasul dan menyimpan sejumlah kecil setiap minggu, menolong memperbesar perbendaharaan, dan pemberian mereka sungguh-sungguh berkenan kepada Allah; karena mereka mengadakan pengorbanan yang sama besar, malah lebih besar daripada saudara- saudara yang lebih kaya. Rencana pemberian secara teratur akan terbukti menjadi pelindung bagi setiap keluarga terhadap penggodaan menggunakan harta untuk perkara-perkara yang tidak perlu, terutama akan terbukti menjadi suatu berkat bagi orang kaya oleh melindungi mereka dari pemanjaan dalam pemborosan.16 NBS 65.5
Pahala kedermawanan segenap jiwa ialah terpimpinnya pikiran dan hati kepada persekutuan yang lebih erat dengan Roh.17 NBS 66.1
Paulus merumuskan suatu peraturan untuk memberi bagi pekerjaan Allah, dan memberitahukan kepada kita apa hasilnya bagi diri kita dan bagi Allah. “Biarlah masing-masing memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan duka atau paksa. Karena Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.” “Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.” “Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan . . . . Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.” 2 Kor. 9:6-11.18 NBS 66.2