Nasihat Bagi Sidang
Syarat Doa yang Dijawab
Tetapi hanya bila kita menuruti sabda-Nya kita dapat menuntut kegenapan janji-Nya Pemazmur berkata, “Jika aku mengangan-angankan kejahatan dalam hatiku Tuhan tidak akan mendengar aku.” (Mzm. 66:18). Jika penurutan kita hanya setengah hati, janji-janji-Nya tiada akan digenapkan kepada kita. NBS 259.3
Dalam firman Allah kita beroleh petunjuk khusus dari hal doa demi kesembuhan orang sakit. Tetapi doa yang demikian sangat khidmat maka tidak patut dilakukan tanpa pertimbangan yang teliti. Sering doa untuk kesembuhan orang sakit, yang disebut iman tidak lebih daripada sikap keangkuhan saja. NBS 259.4
Banyak orang yang sakit karena tindakannya sendiri. Tidak mau menuruti hukum Allah atau hukum alam, dan prinsip kebersihan yang ketat. Yang lain tidak mempedulikan hukum kesehatan dalam kebiasaan makan dan minum, pakaian dan kerja. Sering suatu jenis kejahatanlah penyebab kelemahan pikiran dan tubuh. Sekiranya orang yang demikian menjadi sehat, banyak di antaranya yang akan terus melanggar hukum alam dan rohani yang diberikan Allah karena berpendapat jika Allah memberikan kesembuhan sebagai jawab doa, mereka harus berhenti berbuat dan mereka bebas meneruskan kebiasaan yang tidak sehat dan menuruti keinginan selera yang salah tanpa pengendalian diri. Sekiranya Allah memulihkan kesehatan orang ini, berarti dia mengajak mereka berbuat dosa. NBS 259.5
Percuma mengajar orang memandang Allah sebagai tabib yang menyembuhkan penyakitnya jika mereka tidak diajar juga meninggalkan kebiasaan yang tidak sehat. Agar dapat menerima kesembuhan daripadanya sebagai jawab terhadap doa, mereka harus berhenti berbuat jahat dan belajar berbuat baik. Pekarangan rumah haruslah bersih dan kebiasaan haruslah benar. Hidupnya haruslah sesuai dengan hukum Allah, baik hukum alam maupun hukum rohani. NBS 259.6
Tetapi bagi yang meminta didoakan agar dapat kesembuhan, patutlah dijelaskan bahwa pelanggaran hukum Allah, hukum alam atau pun hukum rohani, adalah dosa, maka agar mereka beroleh berkat Tuhan mereka harus mengakui serta meninggalkan dosanya. NBS 259.7
Alkitab mengajak kita,“Hendaklah kamu mengakui kesalahan satu sama lain serta mendoakan satu sama lain, agar kamu beroleh kesembuhan,” (Yakub 5:16). Bagi seorang yang meminta agar didoakan, hendaklah yang demikian ini dikatakan kepadanya; “Kami tidak sanggup membaca pikiran, dan tidak mengetahui rahasia hidupmu. Hanya kamu dan Allah saja yang mengetahuinya. Jika kamu menyesal akan dosamu, tanggung jawabmulah mengakuinya.” Dosa yang tersembunyi diakui kepada Kristus, satu-satunya pengantara di antara Allah dan manusia. Karena “jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil” (1 Yoh. 2:1). Setiap dosa adalah pelanggaran terhadap Allah, dan haruslah diakui kepada-Nya melalui Kristus. Dosa umum haruslah diakui di hadapan umum. Kesalahan terhadap teman sesama manusia patutlah dibereskan dengan orang yang disakiti. Jika seorang yang telah mengucapkan kata-kata jahat mau sehat, jika mereka telah menimbulkan ketegangan dalam keluarga, tetangga, atau pun di dalam sidang, dan telah menimbulkan keretakan dan perselisihan, jika oleh kehidupan yang salah menyebabkan seorang berbuat dosa, hal-hal yang demikian ini patutlah diakui di hadapan Allah dan di hadapan mereka yang disakiti, “Jika kita mengaku segala dosa kita, maka Allah itu setia dan adil, sehingga Ia mengampuni segala dosa kita, dan menyucikan kita daripada segala kejahatan.” (1 Yoh. 1:9) NBS 260.1
Jika kesalahan telah diselesaikan, barulah kita dapat menghadapkan kebutuhan si sakit kepada Tuhan di dalam iman yang tenang menurut pimpinan Roh-Nya. Dia mengetahui nama masing-masing serta memeliharanya seolah-olah tidak ada orang lain di atas bumi ini bagi siapa diberikan-Nya anak-Nya yang dikasihi-Nya itu. Karena begitu besar kasih Allah itu dan tidak pernah gagal, maka patutlah si sakit diajak berharap pada-Nya dan bergembira, kecemasan terhadap diri sendiri menyebabkan kelemahan dan menimbulkan penyakit. Jika mereka mengatasi perasaan tertekan dan kemurungan, akan lebih baik kemungkinan pulihnya kesehatan; karena mata Tuhan, “menilik akan orang” yang “harap pada kemurahan-Nya.” (Mzm. 33:18) NBS 260.2
Dalam doa bagi orang sakit, wajiblah kita ingat bahwa “kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa” (Rm 8:26). Kita tiada mengetahui apakah berkat yang kita minta itu yang terbaik atau tidak. Oleh karena itu doa kita patutlah berbunyi demikian; “Ya Tuhan, Engkau mengetahui setiap rahasia hidup, Engkau mengenal orang ini, Yesus, Jurudamai itu, menyerahkan hidup-Nya bagi mereka itu. Kasih-Nya bagi mereka itu lebih besar daripada kasih kami. Jika ini akan mempermuliakan nama-Mu dan jadi kebaikan bagi si penderita, kami memohon di dalam nama Yesus, agar mereka disembuhkan. Jika bukan kehendak-Mu agar mereka sembuh, kami memohon rahmat-Mu menghiburkan harinya dan hadirat-Mu memberikan kekuatan bagi mereka dalam penderitaannya.” NBS 260.3
Tuhan mengetahui akhir dari awalnya. Ia mengenal hati semua manusia. Dibacanya setiap rahasia jiwa. Diketahuinya apakah mereka yang didoakan itu akan sanggup atau tidak menanggung pencobaan yang akan menimpa diri mereka itu sekiranya mereka hidup. DiketahuiNya apakah hidup mereka menjadi berkat atau laknat bagi dirinya sendiri dan bagi dunia. Karena itulah selagi menghadapkan permohonan dengan bersungguh-sungguh hati patutlah kita berkata, “Tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi” (Lukas 22:42). Yesus menambahkan kata-kata ini kepada kebijaksanaan dan kehendak Allah ketika Dia berdoa di Taman Getsemani, “Ya Bapa-Ku, jika sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku” (Mat. 26:39). Jika ini pantas bagi Dia, Anak Allah itu, terlebih lagi pantas diucapkan oleh bibir manusia fana yang berdosa. NBS 260.4
Cara yang baik ialah menyerahkan keinginan kita kepada Bapa semawi yang Mahabijaksana itu, lalu di dalam keyakinan yang sepenuhnya, percayakanlah segalanya kepada-Nya. Kita mengetahui bahwa Dia mendengar akan kita jika permohonan kita sesuai dengan kehendak-Nya. Tetapi memaksakan doa kita tanpa sikap berserah adalah salah; doa kita haruslah bersifat permohonan dan bukan perintah. NBS 260.5
Adakalanya Allah sengaja menggunakan kuasa Ilahi-Nya menyembuhkan. Tetapi bukan semua yang sakit disembuhkan. Banyak yang tidur dalam Yesus. Yohanes di pulau Patmos disuruh menulis; “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.” “Sungguh,” kata Roh, “supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka” (Why. 14:13). Dari ini dapat kita mengerti dan mengetahui bahwa jika orang tiada disembuhkan, mereka tidak patut, di dalam hal ini dianggap kurang iman. NBS 261.1
Kita semua menghendaki jawab doa kita yang langsung dan segera, dan bukan yang lain bagi siapa Dia berikan anak-Nya yang kekasih itu datang dalam keadaan yang tiada dikehendaki. Tetapi Allah itu amat bijaksana dan baik, mengabulkan permohonan kita pada waktu yang tepat dan dalam keadaan yang kita kehendaki. Dia akan memberikan lebih banyak dan lebih baik kepada kita daripada segala yang kita kehendaki. Dan oleh karena itu dapat berharap pada hikmat dan kasih-Nya, tidak patut kita meminta Dia mematuhi keinginan kita, melainkan patutlah kita menuruti untuk mencapai tujuan-Nya. Keinginan dan kesenangan kita patutlah berpadu pada kehendak-Nya. Pengalaman yang menguji iman kita seperti ini adalah demi kesejahteraan kita. Dengan itulah akan dinyatakan apakah iman kita benar dan sungguh- sungguh, bersandar pada firman Allah saja, atau bersandar pada keadaan, yang tiada tetap dan berubah-ubah. Iman itu dikuatkan oleh pengalaman. Kita harus membiarkan iman itu bekerja dengan sempurnanya, serta mengingat bahwa ada perjanjian yang indah dalam Alkitab bagi mereka yang menantikan Tuhan. NBS 261.2
Tidak semua orang yang mengerti akan prinsip ini. Banyak orang yang mencari kesembuhan Allah berpendapat bahwa mereka harus memperoleh jawab yang langsung dan segera atas doa mereka kalau tidak imannya menjadi lemah. Untuk itulah, mereka yang dilemahkan oleh penyakit perlu dinasihati dengan bijaksana agar mereka dapat bertindak dengan akal budi. Tidak patut melalaikan tugas mereka bagi sahabatnya yang mungkin menyokong mereka, atau pun tidak patut melalaikan penggunaan obat alam demi kesembuhannya. NBS 261.3
Sering ada bahaya berbuat kesalahan dalam hal ini. Karena yakin bahwa mereka akan disembuhkan sebagai jawab doanya, beberapa orang khawatir melakukan sesuatupun yang akan kelihatannya menunjukkan kekurangan imannya tetapi mereka tidak patut melalaikan persoalannya sama seperti yang mereka hendak lakukan jika mereka mengharapkan akan direnggut oleh maut. atau pun tidak patut mereka khawatir mereka memberikan kekuatan atau pun memberikan nasihat yang akan diucapkan pada saat diceraikan oleh maut itu dari kekasihnya. NBS 261.4
Mereka yang meminta kesembuhan melalui doa tidak patut melalaikan penggunaan obat yang dapat digunakan. Itu tidak akan menyatakan kekurangan iman karena menggunakan obat yang sudah disediakan oleh Allah untuk meringankan rasa sakit dan menolong alam dalam usaha pemulihan. Bekerja sama dengan Allah bukanlah berarti penyangkalan terhadap iman, serta membuat diri mereka sendiri dalam keadaan yang terbaik bagi kesembuhan. Tuhan telah memberikan kepada kita kesanggupan untuk memperoleh pengetahuan undang-undang kehidupan. Pengetahuan ini sudah diberikan agar kita gunakan. Kita harus menggunakan setiap alat demi pulihnya kesehatan, memanfaatkan setiap kesempatan yang mungkin, bekerja sama dengan hukum alam. Setelah kita meminta kesembuhan bagi yang sakit, kita dapat berusaha dengan sekuat tenaga, serta bersyukur kepada Allah karena kita memperoleh kesempatan bekerja sama dengan Dia, lalu memohon berkat-Nya atas alat yang telah disediakan-Nya sendiri. NBS 261.5
Firman Allah menyetujui penggunaan obat. Ketika raja Hizkia sakit, nabi Tuhan menyampaikan pesan bahwa dia akan mati. Dia berseru kepada Tuhan, dan Tuhan mendengar akan hamba-Nya, serta menyampaikan kabar kepadanya bahwa usianya akan diperpanjang lima belas tahun lagi. Sebenarnya sepatah kata pun dari Allah akan dapat menyembuhkan Hizkia seketika; namun diberikan petunjuk khusus, “Baiklah diambil sebuah kue ara dan ditaruh pada barah itu, supaya sembuh!”(Yes. 38:21) NBS 261.6
Bila kita sudah memohonkan kesembuhan bagi yang sakit, apa pun hasilnya, hendaklah iman kita pada Tuhan jangan hilang. Jika kita menanggung kematian hendaklah kita menerima cawan yang pahit itu, serta mengingat bahwa tangan Bapa menyodorkan cawan itu ke bibir kita. Tetapi jika kesehatan dipulihkan patutlah diingat bahwa yang menerima kesembuhan menerima tanggung jawab baru terhadap Khaliknya. Ketika sepuluh orang mendapat kusta itu sudah disembuhkan, hanya seorang saja yang kembali menjumpai Yesus serta memuliakan Dia. Janganlah kiranya kita sama seperti sembilan orang yang tidak mempunyai pikiran itu, yang tiada tergerak hatinya oleh anugerah Allah. “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.” (Yes. 1:17) NBS 262.1
(1) MH 225-233 NBS 262.2