Nasihat Bagi Sidang

182/279

Buruknya Kemalasan

Kepada saya telah ditunjukkan banyak dosa diakibatkan oleh kemalasan. Tangan dan pikiran yang sibuk tidak ada waktu untuk memperhatikan setiap cobaan yang disodorkan oleh musuh, tetapi tangan dan otak yang malas selamanya sedia dikendalikan Setan. Bila tidak diisi dengan baik, pikiran itu merenungkan perkara-perkara yang tidak senonoh. Orang tua harus mengajarkan kepada anak-anak bahwa kemalasan itu dosa adanya.16 NBS 213.5

Tidak ada sesuatu yang lebih pasti menuntun kepada kejahatan daripada mengangkut segala beban dari anak-anak, membiarkan mereka hidup malas dan tidak bertujuan, tidak berbuat apa- apa, atau melakukan sesuatu sekehendak hatinya saja. Pikiran anak-anak sangat aktif, dan kalau tidak diisi dengan sesuatu yang baik dan berguna, maka tak dapat tiada mereka akan berpaling pada sesuatu yang jahat. Meskipun baik dan perlu bagi mereka mengadakan rekreasi, mereka harus diajar bekerja, ada jam tetap untuk bekerja dan juga untuk membaca dan belajar. Usahakanlah menyediakan pekerjaan yang cocok dengan umur mereka serta buku-buku yang berguna dan menarik.17 NBS 213.6

Anak-anak sering sekali memulai suatu pekerjaan dengan penuh semangat; tetapi, setelah dibingungkan atau diletihkan olehnya, mereka ingin mengganti pekerjaan itu dan melakukan sesuatu yang baru. Dengan demikian mungkin mereka melakukan beberapa jenis pekerjaan, menemui sedikit kekecewaan, dan meninggalkannya; demikianlah mereka berpindah dari satu pekerjaan kepada pekerjaan yang lain, tanpa menyelesaikan sesuatu. Jangan hendaknya orang tua memperkenalkan sifat suka berubah-ubah itu mengendalikan anak-anak mereka. Jangan hendaknya orang tua itu terlalu sibuk dengan perkara-perkara lain sehingga mereka tidak ada waktu mendisiplin pikiran anak-anak yang sedang berkembang itu dengan sabar. Beberapa perkataan dorongan, atau pertolongan sedikit pada saat yang tepat mungkin dapat menolong anak-anak itu mengatasi kesulitan dan kekecewaan; dan kepuasan yang akan mereka peroleh dari melihat pekerjaan yang diselesaikan dengan baik akan mendorong mereka kepada usaha yang lebih besar.18 NBS 214.1

Anak-anak yang selamanya dibelai dan dilayani selalu mengharapkannya; dan kalau harapan mereka tidak dipenuhi, mereka kecewa dan putus asa. Pembawaan serupa ini akan kelihatan sepanjang kehidupan mereka; mereka akan tidak berdaya, bersandar pada orang lain untuk mendapat pertolongan, mengharapkan orang lain menyokong mereka dan menyerah kepada mereka. Dan kalau mereka ditentang, malah sesudah mereka menjadi pria dan wanita yang sudah dewasa, mereka merasa diperlakukan dengan tidak baik; dan dengan demikian mereka mengkhawatirkan kehidupan mereka di dunia ini, hampir tidak dapat menanggung beban mereka sendiri, sering bersungut dan merasa sakit hati karena segala sesuatu tidak sesuai dengan kehendak mereka.19 NBS 214.2

Seorang wanita berbuat suatu kesalahan yang serius terhadap dirinya sendiri dan terhadap keluarganya bila ia melakukan pekerjaannya dan merangkap pekerjaan mereka juga-bila ia mengambil kayu api dan menimba air, malah mengambil kapak untuk membelah kayu sementara suami dan anak-anaknya laki-laki duduk berdiang di sekeliling api seenaknya saja. Allah tidak pernah merencanakan istri dan ibu menjadi hamba bagi keluarganya. Banyak ibu menanggung beban berlebih-lebihan, sedangkan anak-anaknya tidak dididik mengambil bagian dari beban di rumah tangga. Sebagai akibatnya, ia kelihatan lekas tua dan meninggal terlalu lekas, meninggalkan anak-anaknya justru pada waktu seorang ibu paling diperlukan untuk membimbing anak-anak yang belum berpengalaman. Siapakah yang harus dipersalahkan? NBS 214.3

Para suami harus berusaha sedapat-dapatnya untuk meringankan tanggungan istri dan menjadikannya tetap gembira. Jangan sekali-kali kemalasan dipelihara atau diperkenankan pada anak-anak, karena lambat-laun hal itu menjadi suatu kebiasaan.20 NBS 214.4