Nasihat Bagi Sidang

6/279

Pekabaran-pekabaran yang Mengubahkan Kehidupan.

Seorang evangelis mengadakan rangkaian kumpulan di Bushnell, Michigan; tetapi segera sesudah baptisan ia meninggalkan orang-orang itu tanpa memperteguh dasar orang-orang percaya itu dalam pekabaran itu. Lambat laun orang-orang itu tawar hati dan beberapa dari mereka memulai lagi kebiasaan mereka yang tidak baik. Akhirnya sidang menjadi terlalu kecil sehingga 10 atau 12 anggota yang ketinggalan memutuskan bahwa tidak ada gunanya lagi untuk meneruskannya. Baru saja mereka berpencar dari kumpulan yang mereka anggap terakhir, pos tiba dan di antara surat-surat yang diterima terdapatlah Review and Herald. Pada kolom rencana perjalanan terdapatlah suatu pemberitahuan bahwa Pendeta dan Nyonya White harus berada di Bushnell untuk kumpulan pada tanggal 20 Juli 1867. Hanya satu minggu lagi. Anak-anak disuruh memanggil kembali orang-orang yang sedang dalam perjalanan ke rumah. Diputuskan agar seorang harus menyediakan suatu tempat di bawah pohon-pohon dan agar semua orang mengundang tetangga-tetangga mereka, terutama anggota-anggota yang sudah murtad. NBS 18.3

Pada hari Sabat pagi, 20 Juli, Pendeta dan Nyonya White tiba di bawah pohon-pohon di tempat enam puluh orang telah berkumpul. Pendeta White berbicara pada pagi itu. Pada petang harinya Nyonya White berdiri hendak berbicara, tetapi sesudah membaca ayat pilihannya, ia kelihatan bingung. Tanpa komentar selanjutnya ditutupnya Alkitabnya dan mulai berbicara kepada mereka secara pribadi. NBS 18.4

“Sementara saya berdiri di hadapan saudara-saudara petang ini, saya memandang pada wajah orang-orang yang ditunjukkan kepada saya dalam khayal dua tahun yang lampau. Ketika saya memandang pada wajah saudara-saudara, pengalaman saudara-saudara terkilat dalam pikiran saya dengan jelasnya, dan saya mempunyai suatu pekabaran bagi saudara-saudara dari Tuhan. NBS 18.5

“Di sana ada seorang saudara di dekat pohon cemara. Saya tidak dapat menyebut nama saudara karena saya belum pernah diperkenalkan dengan saudara, tetapi muka saudara saya kenal, dan pengalaman saudara ditunjukkan dengan jelasnya di hadapan saya.” Kemudian berbicaralah ia kepada saudara ini tentang kemurtadannya. Ia mengajak dia kembali dan berjalan dengan umat Allah. NBS 18.6

Kemudian ia berbalik kepada seorang saudari di bagian lain dari hadirin seraya berkata, “Saudari ini yang duduk di sisi Saudari Maynard dari Sidang greenville, saya tidak dapat menyebutkan nama saudari sebab belum pernah diberitahukan kepada saya apa nama saudari, tetapi dua tahun yang lalu keadaan saudari ditunjukkan kepada saya dalam khayal, dan pengalaman saudari saya tahu benar.” Lalu Nyonya White memberikan dorongan kepada saudari ini. NBS 18.7

“Dan ada lagi seorang saudara di belakang di dekat pohon oak. Saya pun tidak dapat menyebut nama saudara, karena saya belum pernah bertemu dengan saudara, tetapi persoalan saudara jelas bagi saya.” Lalu ia berbicara tentang saudara ini, membukakan kepada setiap orang pikiran yang ada dalam batinnya dan menceritakan tentang pengalamannya. NBS 19.1

Dan dari satu kepada yang lainnya ia berbalik dalam sidang jemaat itu, menceritakan tentang apa yang telah ditunjukkan kepadanya dua tahun sebelumnya dalam khayal. Sesudah Nyonya White menyelesaikan khotbahnya, mengucapkan bukan saja teguran, tetapi juga perkataan dorongan, ia pun duduklah. Salah seorang dari rombongan yang berhimpun di situ berdiri. Ia mengatakan, “Saya ingin mengetahui apakah hal yang telah dikatakan oleh Nyonya White kepada kita petang ini benar adanya. Pendeta dan Nyonya White belum pernah berada di sini sebelumnya; mereka sama sekali tidak mengenal kita. Nyonya White malah tidak mengenal nama kebanyakan dari kita, dan meskipun demikian ia datang di sini petang ini dan mengatakan kepada kita bahwa dua tahun yang lampau sebuah khayal diberikan kepadanya yang dalamnya persoalan kita ditunjukkan kepadanya, dan kemudian satu demi satu mulailah ia berbicara kepada kita secara pribadi, membukakan kepada masing-masing yang hadir di sini cara hidup serta pikiran yang dalam batin kita. Apakah segala sesuatu ini benar dalam setiap perkara? atau apakah Nyonya White telah berbuat sesuatu kekeliruan? Saya ingin tahu.” NBS 19.2

Satu demi satu berdirilah orang itu. Orang di sebelah pohon cemara pun berdiri, dan mengatakan bahwa Ny. White telah melukiskan persoalannya lebih baik daripada yang dapat dilukiskannya sendiri. Ia mengakui jalannya yang sesat. Ia menyatakan keputusannya untuk kembali dan berjalan dengan umat Allah. Saudari yang duduk di sisi saudari Maynard dari sidang Greenville memberikan pula kesaksiannya. Ia mengatakan bahwa Nyonya White telah menceritakan pengalamannya lebih baik daripada yang dapat diceritakannya sendiri. Orang yang di sisi pohon oak, yang kepadanya Nyonya White telah mengucapkan perkataan teguran dan dorongan mengatakan bahwa Nyonya White telah melukiskan persoalannya lebih baik daripada yang dapat dilukiskannya sendiri. Roh Allah pun masuklah, dan suatu kebangunan terjadi di Bushnell. NBS 19.3

Pendeta dan Nyonya White kembali pada Sabat berikutnya, dan suatu baptisan diadakan, dan sidang di Bushnell didirikan dengan teguhnya dan hidup. NBS 19.4

Tuhan mengasihi umat-Nya di Bushnell sebagaimana Ia mengasihi semua orang yang berharap pada-Nya. “Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!” (Why. 3:19), sudah tentu diingat oleh beberapa orang yang hadir. Ketika orang-orang melihat hati mereka sendiri sebagaimana Tuhan melihatnya, mereka mengerti keadaan mereka yang sebenarnya dan merindukan sesuatu perubahan dalam kehidupan mereka. Inilah maksud yang sebenarnya untuk banyak khayal yang diberikan kepada Nyonya White. NBS 19.5

Segera sesudah kematian Pendeta White, Nyonya White tinggal di dekat Healdsburg College. Beberapa wanita muda tinggal di rumahnya sementara mereka bersekolah. Adalah kebiasaan pada waktu itu memakai jala-jala rambut yang sederhana guna memelihara rambut dalam keadaan rapi dan teratur sepanjang hari. Pada suatu hari sementara melalui kamar Nyonya White, salah seorang gadis melihat sebuah jala-jala rambut yang baik buatannya yang sangat diingininya. Supaya tidak kehilangan kesempatan itu, ia pun mengambilnya buru-buru dan menaruhnya di bagian atas di dalam kopernya. Beberapa saat kemudian ketika sedang berpakaian hendak keluar, Nyonya White kehilangan jala-jala rambutnya dan terpaksa keluar tanpa memakainya. Pada malamnya ketika keluarga berkumpul bersama-sama, Ny. White menanyakan tentang jala-jala rambutnya yang hilang itu, tetapi tidak seorang pun memberikan pernyataan bahwa ia mengetahui di mana terdapat jala-jala itu. NBS 19.6

Kira-kira sehari kemudian ketika Nyonya White melalui kamar gadis itu, suatu suara mengatakan, “Bukalah koper itu.” Karena koper itu bukannya kepunyaannya, ia tidak mau berbuat demikian. Ketika di perintahkan kedua kalinya, ia mengenal bahwa suara itu berasal dari malaikat. Ketika ia mengangkat penutupnya, ia melihat mengapa malaikat telah mengatakannya, karena di situlah terdapat jala-jala rambutnya. Ketika keluarga itu berkumpul lagi, Nyonya White menanyakan lagi tentang jala-jala itu, dengan menegaskan bahwa tidak mungkin jala-jala itu hilang dengan sendirinya. Tidak seorang pun berbicara, sebab itu Nyonya White melupakan saja persoalan itu. NBS 19.7

Beberapa hari kemudian sementara Nyonya White beristirahat dari menulis ia diberi suatu khayal yang singkat. Ia melihat tangan seorang gadis menurunkan sebuah jala-jala rambut ke suatu lampu minyak tanah. Ketika jala-jala itu terkena pada nyala api, hilang lenyaplah benda itu seketika saja lamanya dalam api. Hanya itulah penglihatan yang didapatnya. NBS 20.1

Ketika keluarga berkumpul bersama-sama pada kali berikutnya, Nyonya White mendesakkan hilangnya jala-jala itu sekali lagi, tetapi masih belum juga ada pengakuan dan tidak seorang pun tampaknya mengetahui di mana benda itu. Beberapa saat kemudian Nyonya White memanggil wanita muda ini ke samping dan menceritakan kepadanya tentang suara itu, dan apa yang dilihatnya di dalam koper dan ia menceritakan kepadanya tentang penglihatan yang singkat yang dalamnya ia melihat jala-jala rambut itu menyala di atas lampu. Dengan adanya informasi itu di hadapannya, gadis itu pun mengakulah bahwa ia telah mengambilnya dan membakarnya agar tidak kedapatan. Ia membereskan persoalan itu dengan Nyonya White dan dengan Tuhan. NBS 20.2

Kita mungkin berpikir bahwa hal ini hanyalah suatu perkara yang kecil saja bagi Tuhan hanyalah sebuah jala-jala rambut. Tetapi hal itu merupakan sesuatu yang jauh lebih besar pentingnya daripada nilai benda yang dicuri itu. Di sinilah seorang wanita muda, seorang anggota gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Ia merasa bahwa dirinya baik saja, tetapi ia tidak melihat cacat-cacat dalam tabiatnya sendiri. Ia tidak melihat sifat mementingkan diri yang menuntun dia kepada sifat suka mencuri dan menipu. Sekarang setelah ia menyadari betapa pentingnya perkara-perkara yang kecil ini sehingga Allah memberikan suatu penglihatan kepada utusan-Nya yang sibuk di bumi ini hanya tentang sebuah jala-jala--wanita itu mulai melihat dalam terang yang sebenarnya. Pengalaman ini menjadi titik tolak dalam kehidupannya, dan ia pun menghayati suatu kehidupan Kristen yang manis dan tetap teguh. NBS 20.3

Dan itulah sebabnya khayal-khayal diberikan kepada Nyonya White. Meskipun kebanyakan kesaksian yang ditulis oleh Nyonya White mempunyai aplikasinya yang khusus, namun dikemukakannya prinsip-prinsip yang memenuhi keperluan sidang di setiap negeri di dunia. Nyonya White telah menjelaskan maksud dan peranan kesaksian itu dengan perkataan berikut ini: NBS 20.4

“Kesaksian-kesaksian yang ditulis bukannya untuk memberikan terang yang baru, melainkan untuk memberikan kesan dengan jelas kepada hati tentang kebenaran yang diilhamkan yang sudah dinyatakan. Kewajiban kepada Allah dan kepada sesama manusia telah dirinci dengan jelasnya dalam sabda Allah; meskipun demikian hanya sedikit dari kamu mentaati terang yang telah diberikan. Kebenaran tambahan tidak ditunjuk; tetapi Allah telah menyederhanakan melalui kesaksian-kesaksian itu kebenaran-kebenaran besar yang sudah diberikan . . . . Kesaksian- kesaksian itu bukannya mengecilkan Sabda Allah, melainkan meninggikannya, dan menarik pikiran kepadanya, agar kesederhanaan kebenaran yang indah itu dapat berkesan kepada semua orang.” NBS 20.5

“Sepanjang kehidupannya Nyonya White memelihara Sabda Allah di hadapan orang banyak. Bukunya yang pertama ditutupnya dengan buah pikiran ini. Ia menegaskan: NBS 20.6

“Saya menganjurkan kepadamu, pembaca yang kekasih, Sabda Allah sebagai peraturan iman dan kebiasaanmu. Oleh Sabda itu kita akan diadili. Dalam Sabda itu, Allah telah berjanji memberikan khayal-khayal pada “akhir zaman;” bukannya untuk peraturan iman yang baru, melainkan untuk penghiburan bagi umat-Nya, dan untuk memperbaiki mereka yang bersalah dari kebenaran Kitab Suci.” NBS 20.7