Nasihat Bagi Sidang
Ny. E. G. White Sebagaimana Orang Lain Mengenalnya
Setelah mengetahui perjalanan Ny. White yang luar biasa itu dalam hal menjadi pesuruh Tuhan, ada orang menanyakan, Orang yang bagaimanakah dia? Apakah ia mempunyai persoalan yang sama seperti kita? Apakah ia kaya, ataukah ia miskin? Pernahkah ia tersenyum? NBS 15.2
Ny. White adalah seorang yang memikirkan kepentingan orang lain. Ia seorang nyonya rumah tangga yang teliti. Ia seorang nyonya rumah yang ramah-tamah, sering sekali menjamu anggota-anggota kita di rumahnya. Ia seorang tetangga yang suka menolong. Ia seorang wanita yang penuh keyakinan, berpembawaan, yang menyenangkan, lemah-lembut dalam perilaku dan suaranya. Dalam pengalamannya tidak ada tempat untuk bermuka panjang, tidak tersenyum, dan agama tanpa kegirangan. Seseorang merasa senang sekali bila ia hadir. Barangkali cara terbaik untuk berkenalan dengan Ny. White ialah singgah di rumahnya pada tahun 1859, tahun pertama ia menyusun laporan buku harian. NBS 15.3
Kita dapati bahwa keluarga White tinggal di luar kota Battle Creek, di suatu rumah kecil di tengah pekarangan besar yang memberikan peluang untuk berkebun, menanam beberapa pohon buah-buahan, memelihara lembu dan ayam, dan suatu tempat untuk anak-anak bekerja dan bermain-main. Pada waktu ini Ny. White berumur tiga puluh satu tahun. Pendeta White berumur tiga puluh enam tahun. Pada waktu itu ada tiga anak laki-laki dalam rumah tangga itu, umurnya empat, sembilan, dan dua belas tahun. NBS 15.4
Kita dapati juga seorang gadis Kristen yang baik dalam rumah tangga itu yang dipekerjakan untuk membantu melakukan pekerjaan rumah, karena Ny. White sering bepergian jauh dari rumah dan sering sibuk berkhotbah dan menulis. Meskipun demikian kita dapati Ny. White melakukan tanggung-jawab di rumah tangga, memasak, membersihkan rumah, mencuci dan menjahit. Ada kalanya ia pergi ke percetakan di tempat ia dapat duduk menulis dengan tenangnya. Sering pula kita dapati dia di kebun, menanam kembang dengan tetangga. Ia menentukan untuk menjadikan rumah itu paling menyenangkan bagi keluarganya sedapat- dapatnya agar anak-anaknya dapat menganggap rumah itu tempat yang paling diingini. NBS 15.5
Ny. White adalah seorang pembeli yang sangat teliti, dan tetangga-tetangga orang Advent senang sekali bila dapat pergi berbelanja dengan dia, karena ia mengetahui nilai barang. Ibunya adalah seorang wanita yang sangat praktis dan telah mengajarkan kepada anak-anaknya perempuan banyak pelajaran yang berguna. Ia dapati bahwa barang-barang yang kurang baik buatannya akhirnya ternyata jauh lebih mahal daripada barang dagangan yang baik mutunya. NBS 15.6
Hari Sabat dijadikan hari yang paling menyenangkan bagi anak-anak. Tentu saja keluarga itu menghadiri acara kebaktian di gereja dan jika Pendeta dan Ny. White tidak bertugas untuk berbicara, keluarga itu duduk bersama-sama selama acara kebaktian. Untuk hidangan tengah hari disediakan makanan pilihan yang tidak biasa dihidangkan pada hari-hari lain, dan kalau cuaca baik, Ny. White berjalan dengan anak-anak di bawah pohon-pohon yang rindang daunnya, di tepi sungai, dan mereka memperhatikan keindahan alam dan mempelajari ciptaan Allah. Jika hari hujan atau dingin, ia mengumpulkan anak-anak di sekeliling perapian di dalam rumah dan ia membacakan sesuatu kepada mereka, sering dari bahan-bahan yang telah dikumpulkannya di sana-sini ketika ia mengadakan perjalanannya,. Beberapa dari cerita ini kemudian dicetak dalam buku-buku sehingga orang tua lain dapat memperolehnya dan membacakannya kepada anak- anak mereka. NBS 15.7
Nyonya White tidak terlalu baik kesehatannya pada saat ini, dan ia sering pingsan pada siang hari tetapi hal ini tidak mencegah dia dari usahanya untuk meneruskan pekerjaannya baik di rumah tangga maupun pekerjaannya bagi Tuhan. Beberapa tahun kemudian, dalam tahun 1863, ia diberi khayal mengenai kesehatan dan perawatan orang sakit. Dalam khayal ditunjukkan kepadanya pakaian yang layak dipakai, jenis makanan, perlunya gerak badan dan istirahat yang betul, serta pentingnya berharap pada Allah agar memelihara tubuh dalam keadaan kuat dan sehat. NBS 16.1
Terang dari Allah mengenai makanan, serta bahaya daging sebagai makanan, mengoreksi pendapat Ny. White sendiri bahwa daging sebagai makanan penting bagi kesehatan dan kekuatan. Dengan khayal itu yang menerangi pikirannya, ia memberikan petunjuk kepada gadis yang membantu dalam menyediakan makanan bagi keluarga guna menghidangkan di meja hanya makanan yang menyehatkan dan sederhana yang terbuat dari biji-bijian, sayur-sayuran, kacang- kacangan, susu, rum, dan telur. Banyak jenis buah-buahan disediakannya. NBS 16.2
Bila keluarga datang kemeja makan terdapatlah banyak makanan yang baik dan menyehatkan, tetapi tidak ada daging. Nyonya White lapar akan daging, tetapi tidak ada selera untuk makanan lain; sebab itu ia memutuskan meninggalkan meja sampai ia dapat kembali dan menggemari makanan yang sederhana. Pada jam makan berikutnya ia mendapat pengalaman yang sama, tetapi makanan yang sederhana tidak menarik baginya. Kemudian mereka datang lagi kemeja makan. Telah terhidang bahan makanan yang sederhana, seperti yang ditunjukkan kepadanya dalam khayal untuk menjadi makanan yang terbaik bagi kesehatan dan kekuatan dan pertumbuhan. Tetapi ia lapar akan daging, yang sudah biasa dimakannya. Ia mengatakan kepada kita bahwa tangannya ditaruhnya di atas perutnya, dan berkata kepadanya dalam perkataan ini, “Engkau boleh tunggu sampai engkau dapat makan roti.” NBS 16.3
Tidak lama kemudian Ellen White dapat menikmati bahan makanan yang sederhana, dan dengan adanya perubahan dalam makanan, kesehatannya bertambah baik dengan segera dan sepanjang sisa umur hidupnya ia menikmati kesehatan yang lebih baik. Demikianlah dapat dilihat bahwa Nyonya White mempunyai persoalan yang sama seperti yang ada pada kita semua. Ia harus mendapat kemenangan atas nafsu makan dalam pengalamannya sendiri sebagai mana kita semua harus mendapat kemenangan. Reformasi kesehatan telah menjadi suatu berkat besar kepada keluarga White, sebagaimana juga kepada beribu-ribu keluarga Advent di seluruh dunia. NBS 16.4
Sesudah khayal tentang reformasi kesehatan, dan dimulainya menggunakan metode merawat orang sakit yang serba sederhana ini dalam rumah tangga White, Pendeta dan Nyonya White sering dipanggil oleh para tetangga bila ada yang sakit guna memberikan perawatan, dan Tuhan melimpahkan berkatnya atas usaha mereka. Pada kesempatan yang lain orang sakit dibawa ke rumah mereka dan dirawat dengan lemah-lembut sampai mereka sembuh benar. NBS 16.5
Nyonya White merasakan saat-saat melegakan diri dan berekreasi, baik di gunung-gunung di suatu danau, atau pun di laut. Pada pertengahan usianya, sementara ia tinggal di dekat Pacific Press, percetakan kita di bagian barat Amerika, dianjurkan agar sehari digunakan untuk beristirahat dan berekreasi. Nyonya White dengan rumah tangganya dan keluarga di kantornya diminta menggabungkan diri dengan keluarga percetakan, dan ia menerima undangan itu dengan segera. Suaminya ada di sebelah timur melakukan pekerjaan sidang. Dalam suratnya kepada suaminyalah ceritanya tentang perjalanan ini kita peroleh. NBS 16.6
Sesudah menikmati hidangan yang menyehatkan di pantai, segenap rombongan berlayar ke teluk San Francisco. Kapten kapal layar itu adalah seorang anggota sidang dan petang itu sangatlah menyenangkan. Kemudian dianjurkan agar mereka berlayar ke samudera yang terbuka. Dalam menceritakan pengalamannya Nyonya White menulis: NBS 16.7
“Ombak membumbung tinggi, dan kami diombang-ambingkan ombak. Perasaan saya terangkat tinggi, tetapi tidak mengucapkan sepatah kata pun kepada siapa pun. Sungguh mulia pengalaman itu. Tempias ombak menimpa kami. Angin bertiup keras di luar Golden Gate, dan saya belum pernah menikmati sesuatu yang seperti itu dalam hidupku!” NBS 16.8
Kemudian ia memperhatikan mata nakhoda yang berjaga-jaga, serta kesediaan anak buah kapal untuk mentaati perintahnya, dan ia merenungkan: NBS 17.1
“Allah menahan angin di tangan-Nya. Ia mengendalikan perairan. Kita hanyalah setitik di atas perairan Pacific yang luas dan dalam ini: meskipun demikian malaikat-malaikat surga diutus untuk melindungi kapal layar yang kecil ini sementara kapal diombang-ambingkan oleh ombak. Oh, sungguh ajaib perbuatan tangan Allah! Sukar diselami dengan pengertian kita! Sekali pandang dilihat-Nya angkasa yang tertinggi dan pertengahan laut!” NBS 17.2
Nyonya White membiasakan sikap gembira pada permulaan masa hidupnya. Pada suatu waktu ia bertanya, “Pernahkah engkau melihat saya bermuram durja, putus asa, mengeluh? Saya mempunyai iman yang melarang hal ini. Salah pengertian akan derajat tabiat Kristen serta akan pelayanan Kristen yang sejatilah yang menuntun kepada kesimpulan ini . . . Suatu pelayanan yang sungguh-sungguh dan sukarela kepada Yesus menghasilkan suatu agama yang riang-gembira. Mereka yang mengikuti Kristus paling dekat tidak pernah bermuram durja.” NBS 17.3
Kemudian pada kesempatan lain ia menulis: “Dalam beberapa hal ada orang berpendapat bahwa kegirangan bertentangan dengan keagungan tabiat Kristen; tetapi ini salah adanya. Surga selamanya dipenuhi kegirangan.” Dan ia melihat jika engkau memberikan senyuman, senyuman akan dikembalikan kepadamu; jika engkau mengucapkan perkataan yang ramah-tamah, maka perkataan yang ramah-tamah akan diucapkan sebagai balasan. NBS 17.4
Meskipun demikian kadang-kadang ia mengalami juga banyak penderitaan. Salah satu pengalaman seperti itu ialah sesudah ia pergi ke Australia untuk membantu pekerjaan di sana. Ia sakit keras selama hampir satu tahun dan sangat menderita. Ia banyak kali tinggal di tempat tidurnya dan dapat tertidur hanya beberapa jam pada malam hari. Tentang pengalaman ini ia menulis dalam sepucuk surat kepada seorang sahabat: NBS 17.5
“Ketika saya mula-mula dapati diri saya dalam keadaan tidak berdaya, saya sangat menyesalkan telah menyeberangi lautan luas lepas. Mengapa saya tidak berada di Amerika? Mengapa dengan pengorbanan sebesar itu saya berada di negeri ini? Berkali-kali saya menyembunyikan muka saya di dalam selimut dan menangis tersedu-sedu. Tetapi tidak terlalu lama saya mencucurkan air mata kesedihan. Saya berkata kepada diri saya sendiri, Ellen G. White, apakah yang engkau maksudkan? Bukankah engkau telah datang ke Australia karena engkau merasa bahwa adalah kewajibanmu pergi ke tempat General Conference menimbang paling baik engkau pergi? Bukankah hal ini telah menjadi kebiasaanmu? NBS 17.6
“Saya katakan, ‘ya.’
“Kalau begitu mengapa engkau merasa hampir ditinggalkan dan tawar hati? Bukankah ini pekerjaan musuh? Saya katakan, ‘Saya percaya demikian!’”
NBS 17.7
“Saya mengeringkan air mata lekas-lekas dan mengatakan, ‘Sudah cukup.’ Saya tidak lagi akan memandang pada segi yang gelap. Hidup atau mati, saya serahkan pemeliharaan jiwaku kepada-Nya yang mati bagi saya. NBS 17.8
“Dengan demikian saya percaya bahwa Tuhan akan membereskan segala perkara, dan selama delapan bulan dalam keadaan tidak berdaya ini saya tidak putus asa atau bimbang. Sekarang saya memandang pada perkara ini sebagai sebagian dari rencana Tuhan yang besar, untuk kebaikan umat-Nya di negeri ini, dan untuk mereka di Amerika dan untuk kebaikan saya. Saya tidak dapat menjelaskan mengapa atau bagaimana, tetapi saya mempercayainya. Dan saya merasa berbahagia dalam kesedihan saya. Saya dapat bersandar pada Bapaku yang di surga. Saya tidak akan menyangsikan kasih-Nya.” NBS 17.9
Ketika Nyonya White tinggal di rumahnya di California selama lima belas tahun terakhir masa hidupnya, ia sudah bertambah tua; tetapi ia menaruh perhatian dalam pekerjaan di kebun yang kecil, dan dalam kesejahteraan orang-orang yang membantu dia dalam pekerjaannya. Kita dapati dia sibuk menulis, sering mulai segera sesudah tengah malam, bila ia pergi istirahat lebih lekas. Jika cuaca baik, dan jika pekerjaannya mengizinkan, ia pergi dengan kendaraannya ke desa, berhenti sejenak untuk bercakap-cakap dengan seorang ibu yang mungkin dilihatnya di kebun atau beranda rumah yang dilaluinya. Kadang-kadang ia mendapati orang yang memerlukan makanan dan pakaian, dan ia pulang ke rumah dan mengambil sesuatu dari persediaan di rumahnya sendiri. Bertahun-tahun sesudah ia meninggal, ia diingat oleh tetangga-tetangganya di lembah yang didiaminya, sebagai seorang wanita yang berambut putih yang selamanya berbicara dengan penuh kasih-sayang tentang Yesus. NBS 18.1
Ketika ia meninggal dunia yang dimilikinya hanya sekadar keperluan hidup utama. Ia tidak meminta orang lain memandang kepadanya sebagai teladan, karena ia hanyalah seorang dari antara kita, seorang anggota Masehi Advent Hari Ketujuh, yang berharap pada jasa-jasa Tuhan yang telah bangkit dan dengan setianya berusaha melakukan pekerjaan Tuhan yang dipercayakan kepadanya. Demikianlah dengan keyakinan dalam hatinya ia mengakhiri hayatnya, tetap dalam pengalaman Kekristenannya. NBS 18.2