Nasihat Bagi Sidang
Perkawinan Harus Menjadi Suatu Yang Sederhana dan Berbahagia
Kasih Ilahi yang memancar dari Kristus tidak pernah merusakkan kasih manusia, melainkan meliputinya. Olehnya kasih manusia dihaluskan dan disucikan, ditinggikan dan dimuliakan. Kasih manusia tidak pernah dapat menghasilkan buahnya yang berharga sampai kasih itu disatukan dengan sifat Ilahi dan dilatih untuk bertumbuh arah ke surga. Yesus ingin melihat pernikahan yang berbahagia, lingkungan rumah tangga yang berbahagia. NBS 157.4
Kitab Suci menegaskan bahwa Yesus dan murid-murid-Nya dipanggil ke pesta pernikahan (di Kana). Kristus tidak membenarkan orang Kristen mengatakan bila diundang ke suatu pernikahan. Kita tidak boleh menghadiri suatu peristiwa yang sangat menggembirakan seperti itu. Oleh menghadiri pesta ini Kristus mengajarkan bahwa Ia menghendaki agar kita bersukaria dengan mereka yang bersukaria dalam memelihara undang-undang-Nya. Ia tidak pernah mengecewakan pesta manusia yang tidak salah bila dilaksanakan sesuai dengan undang-undang surga. Suatu pertemuan yang dihormati Kristus dengan hadirat-Nya patut dihadiri oleh para pengikut-Nya. Sesudah menghadiri pesta ini, Kristus menghadiri banyak pesta lainnya, menyucikannya oleh hadirat-Nya dan petunjuk-Nya. NBS 157.5
Tidak ada alasan mengapa kita harus mengadakan pertarakan atau pertunjukan besar- besaran, meskipun kedua pihak itu cocok benar satu dengan yang lain. NBS 157.6
Saya selamanya merasa tidak pantas melihat upacara perkawinan disertai dengan sorak-sorai kegirangan serta dengan sifat suka memperagakan sesuatu. Tidak. Itulah suatu upacara yang ditetapkan Allah, yang harus dipandang dengan perasaan khidmat yang paling besar. Meskipun hubungan keluarga dibentuk di dunia ini, hubungan itu harus menunjukkan adanya hubungan keluarga di surga nanti. Kemuliaan Allah harus selamanya diutamakan. 1 NBS 157.7