Membina Keluarga Sehat

139/180

Kepribadian Allah Dinyatakan dalam Yesus

Sebagai Oknum yang berpribadi, Allah telah menyatakan diri-Nya melalui Putra-Nya. Cahaya kemuliaan Allah, “gambar wujud Allah,” ialah Yesus, sebagai Juruselamat pribadi, telah datang ke dunia ini. Sebagai Juruselamat pribadi, Ia telah naik ke atas. Sebagai Juruselamat pribadi, Ia membela perkara di pengadilan surga. Di hadapan takhta Allah, demi kita Ia melayani “seorang serupa dengan Anak Manusia.” 18 MKS 379.2

“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal, jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.” 19 MKS 380.1

Yesus, Terang dunia itu, menyelubungi sinar kemuliaan Keilahian-Nya dan hidup sebagai seorang di antara manusia agar mereka, tanpa dihanguskan, mengenal Khalik mereka. Karena dosa telah menceraikan manusia dari Khalik mereka, maka tak seorang pun manusia telah melihat Allah pada waktu kapan pun, kecuali sebagaimana Ia dinyatakan melalui Yesus. MKS 380.2

“Aku dan Bapa adalah satu,” demikian penjelasan Yesus. “Tidak seorang pun mengenal Anak kecuali Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak, dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.” 20 MKS 380.3

Yesus telah datang untuk mengajar umat manusia apa yang Allah kehendaki untuk mereka ketahui. Di surga di atas, di bumi, di lautan yang luas, kita melihat hasil karya Allah. Segala ciptaan menyaksikan kuasa-Nya, hikmat-Nya, dan kasih-Nya. Namun bukanlah dari bintangbintang, lautan, atau air terjun kita dapat mempelajari kepribadian Allah sebagaimana dinyatakan dalam Yesus. MKS 380.4

Allah melihat bahwa penyataan yang lebih jelas daripada alam di-perlakukan untuk menggambarkan kepribadian-Nya maupun tabiatNya. Ia telah mengutus Yesus ke dunia ini untuk menyatakan keadaan dan sifat-sifat Allah yang tak dapat dilihat, sejauh mata manusia tahan melihatnya. MKS 380.5