Membina Anak yang Bertanggung Jawab

48/84

PASAL 47—Melalaikan Disiplin dan Akibat-akibatnya

Pendidikan yang Salah Mempengaruhi Seluruh Hidup Keagamaan. Satu kutuk tertanggung atas diri orangtua yang tidak mendidik anak-anak mereka supaya takut akan Allah, tetapi telah membiarkan mereka bertumbuh menjadi orang-orang dewasa yang tidak berdisiplin dan tidak terkendalikan. Selama masa kanak-kanak, mereka telah dibiarkan untuk menunjukkan kemarahan dan kekerasan hati dan bertindak menurut dorongan hati, dan mereka membawa roh yang sama ini ke dalam rumah tangga mereka sendiri. Mereka mempunyai kekurangan dalam sifat mereka, dan dikuasai oleh hawa nafsu dalam pemerintahan mereka. Sekalipun dalam penerimaan mereka akan Tuhan mereka tidak mengalahkan nafsu mereka yang dibiarkan memerintah pada masa kanak-kanak mereka. Mereka membawa akibat-akibat dari pendidikan masa kecil mereka kepada seluruh hidup keagamaan mereka. Adalah satu hal yang paling sukar untuk menghapuskan kesan yang telah diadakan dengan cara demikian itu pada tanaman Tuhan; oleh karena apabila rantingnya dibengkokkan maka pohonnya juga akan turut bengkok. Jikalau orangtua seperti itu menerima kebenaran, maka mereka akan mengalami satu peperangan yang hebat. Mereka boleh jadi diubahkan di dalam tabiat, tetapi seluruh pengalaman keagamaan mereka dipengaruhi oleh disiplin yang long-gar yang dijalankan terhadap diri mereka pada masa kanak-kanak mereka. Dan anak-anak mereka harus menderita oleh sebab pendidikan mereka yang bercacat cela; oleh karena mereka menanamkan kesalahan-kesalahan mereka di dalam diri anak-anak mereka sampai kepada generasi yang ketiga dan keempat. 1 MABJ 291.1

Eli Zaman Sekarang. Bilamana orangtua membenarkan dan dengan cara demikian membiarkan kesalahan-kesalahan terus-menerus di dalam diri anak-anak mereka sebagaimana halnya Eli, maka pasti Allah akan membawa mereka ke tempat di mana mereka akan melihat bahwa mereka bukan saja telah merusak pengaruh mereka, tetapi juga pengaruh orang muda yang harus mereka kendalikan.... Mereka akan memperoleh pelajaran-pelajaran pahit untuk dipelajari. 2 MABJ 292.1

Oh, kiranya Eli zaman sekarang ini, yang kedapatan di mana-mana sambil mengadakan dalih-dalih atas penyelewengan anak-anak mereka, dengan segera mau menggunakan wewenang yang telah diberikan Allah kepada mereka untuk mengekang dan memperbaiki anak-anak mereka itu. Biarlah para orangtua dan wali, yang mengabaikan dan memaafkan dosa di dalam diri anak-anak yang berada di bawah asuhan mereka, mengingat bahwa dengan cara demikian mereka menjadi penolong kepada segala kesalahan ini. Jikalau, gantinya memanjakan tanpa batas, tongkat pemukul itu lebih sering digunakan, bukan dengan kemarahan, melainkan dengan kasih dan doa, maka kita akan menyaksikan rumah tangga yang lebih berbahagia dan satu keadaan masyarakat yang lebih baik. 3 MABJ 292.2

Kelalaian Eli dihadapkan dengan jelas kepada setiap bapa dan ibu di negeri itu. Sebagai akibat dari kasih sayang yang tidak disucikan itu atau ketidakrelaannya untuk melaksanakan satu tugas yang tidak menyenangkan itu, ia telah menuai satu panen kejahatan di dalam diri anak-anaknya yang rusak itu. Baik orangtua yang membiarkan kejahatan itu dan anak-anak yang telah melakukan kejahatan itu bersalah di hadapan Allah, dan Ia tidak akan menerima persembahan atau korban untuk pelanggaran mereka. 4 MABJ 292.3

Masyarakat Terkutuk oleh Adanya Tabiat-tabiat yang Rusak. Oh! kapankah orangtua akan menjadi bijaksana? Kapankah mereka akan melihat dan menyadari sifat dari pekerjaan mereka yang telah lalai untuk menuntut penurutan dan hormat sesuai dengan petunjuk firman Allah? Akibat dari pendidikan yang longgar ini terlihat di dalam diri anak-anak apabila mereka terjun ke dunia dan mengambil tempat mereka sebagai kepala keluarga mereka sendiri. Mereka mengabaikan kesalahan-kesalahan orangtua mereka. Sifat-sifat mereka yang bercela itu menguasai dengan sepenuhnya; dan mereka menurunkan kepada orang lain cita rasa, kebiasaan dan sifat pemarah yang salah yang mereka biarkan berkembang di dalam tabiat mereka sendiri. Dengan demikian mereka menjadi satu kutuk gantinya satu berkat kepada masyarakat. 5 MABJ 293.1

Kejahatan yang ada di dalam dunia sekarang ini berasal dari kelalaian orangtua untuk mendisiplin diri mereka sendiri dan anak-anak mereka. MABJ 293.2

Mereka tergolong kepada ribuan orang yang menjadi korban Setan oleh sebab cara yang tidak bijaksana oleh mana mereka telah diatur pada masa kanak-kanak mereka. Teguran Allah yang keras itu dikenakan kepada cara pengaturan yang salah ini. 6 MABJ 293.3

Melonggarkan Tali Kekang Disiplin. Anak-anak yang diatur dengan cara yang salah, yang tidak dididik untuk menurut dan menghormati, menghubungkan diri mereka dengan dunia dan memegang tangan orangtua mereka, sambil mengikatnya, dan menuntun orangtua itu ke mana saja mereka pilih. Terlalu sering, pada saat dimana anak-anak harus menunjukkan sikap hormat dan penurutan yang tidak ragu-ragu terhadap nasihat orangtua mereka, orangtua itu telah melonggarkan tali kekang disiplin. Orangtua yang hingga saat itu telah menjadi teladan yang baik daripada hidup beribadat yang terus-menerus sekarang ini telah dipimpin oleh anak-anak mereka. Keteguhan mereka telah hilang. Bapa-bapa yang telah memikul beban yang diberikan Tuhan, dan telah memegang tanda dari Tuhan dengan hati yang bulat, telah dipimpin oleh anak-anak mereka pada jalan yang meragukan dan tidak menentu. 7 MABJ 293.4

Memanjakan anak-anak yang Lebih Dewasa. Para bapa dan ibu yang seharusnya mengerti tanggung jawab yang ada di atas bahu mereka telah melonggarkan disiplin mereka demi memenuhi kecen-derungan anak-anak lelaki dan perempuan mereka yang sedang bertumbuh. Kemauan anak itu diakui sebagai undang-undang. Para ibu yang dulunya teguh pendirian, tegas dan tidak bisa digoyahkan dalam menaati prinsip, sambil mempertahankan kesederhanaan dan kejujuran, menjadi orang-orang yang memanjakan apabila anak-anak mereka menjadi dewasa. Dalam kesenangan untuk mempertontonkan mereka menyerahkan anak-anak mereka kepada Setan oleh tangan mereka sendiri, seperti halnya orang Yahudi yang murtad itu membiarkan anak-anak mereka berjalan melalui api dewa Molokh. 8 MABJ 294.1

Tidak Menghormati Allah Demi Menarik Hati Anak. Para bapa dan ibu sedang menyerah kepada kecenderungan anak-anak mereka yang tidak beribadat, dan sambil menolong mereka dengan uang dan fasilitas supaya terkenal di dalam dunia. MABJ 294.2

Oh, betapa satu tanggung jawab yang harus diberikan oleh orangtua seperti itu kepada Allah! Mereka tidak menghormati Allah dan menunjukkan segala hormat mereka terhadap anak-anak mereka yang tersesat itu, sambil membuka pintu mereka kepada hiburan-hiburan yang dulunya mereka telah kecam oleh karena adanya prinsip. Mereka telah membiarkan permainan kartu, pesta-pesta dansa, dan tari-tarian untuk memenangkan anak-anak mereka kepada dunia. Pada saat di mana seharusnya pengaruh mereka terhadap anak-anak paling kuat, sambil memberikan kesaksian tentang apa artinya mengikut Tuhan dengan benar itu, seperti Eli mereka telah membawa diri mereka ke bawah kutuk Allah dengan tidak menghormati Dia dan mengabaikan tuntutan-tuntutan-Nya, agar dapat menyenangkan hati anak-anak mereka. Tetapi pada saat kematian satu sifat kesalehan yang biasa tidaklah terlalu berharga. Sekalipun beberapa orang hamba Tuhan menyetujui agama semacam ini, orangtua akan mendapati bahwa mereka sedang meninggalkan mahkota kemuliaan untuk memperoleh mahkota daun-daunan yang tidak ada harganya. Kiranya Allah menolong para bapa dan ibu untuk bangkit dan menyadari tugas mereka! 9 MABJ 294.3

Apa yang Engkau Mau Anakmu Jadi. Jadilah apa yang engkau mau anakmu jadi. Para orangtua telah mengabadikan oleh pengajaran dan teladan cap tabiat mereka sendiri kepada keturunan mereka. Kata-kata dan sifat-sifat yang tidak menentu, kasar dan tidak sopan ditanamkan di dalam diri anak-anak, dan cucu-cucu, dan dengan demikian kesalahan dalam cara orangtua yang salah urus memberikan kesaksian yang melawan mereka dari satu generasi kepada generasi yang lain. 10 MABJ 294.4