Membina Anak yang Bertanggung Jawab
Bagian 11— DISIPLIN YANG SALAH
PASAL 46—Akibat-akibat Buruk Karena Memanjakan
Kasih yang Sejati Tidak Bersifat Memanjakan. Kasih adalah kunci ke hati seorang anak, tetapi kasih yang menuntun orangtua untuk memanjakan anak-anak mereka di dalam keinginan-keinginan yang tidak halal bukanlah satu kasih yang akan mendatangkan kebajikan bagi mereka. Kasih sayang yang sungguh-sungguh yang timbul dari kasih kepada Yesus akan menyanggupkan orangtua menggunakan wewenang yang bijaksana dan menuntut penurutan yang segera. Hati orangtua dan anak-anak harus dilebur menjadi satu, sehingga sebagai satu keluarga mereka dapat menjadi satu saluran melalui mana hikmat, kebajikan, kesabaran, kemurahan hati, dan kasih dapat mengalir. 1 MABJ 285.1
Terlalu Banyak Kebebasan akan Menghasilkan Anak-anak yang Pemboros. Alasan mengapa anak-anak tidak beribadat adalah oleh karena mereka diberikan terlalu banyak kebebasan. Kemauan dan kecenderungan mereka manjakan.... Banyak anak-anak pemboros menjadi demikian oleh sebab dimanjakan di dalam rumah tangga, oleh sebab orangtua mereka bukanlah orang-orang yang menurut Firman itu. Pikiran dan tujuan harus ditopang oleh prinsip yang kokoh, tidak menyeleweng dan prinsip yang disucikan. Keteguhan dan kasih sayang harus dikuatkan oleh satu teladan yang teguh dan penuh kasih. 2 MABJ 286.1
Lebih Banyak Memanjakan, Lebih Sulit Pengaturannya. Para orangtua, jadikanlah rumah tangga itu menyenangkan bagi anak-anak-mu. Dalam hal ini saya tidak bermaksud bahwa engkau harus memanjakan mereka. Makin dimanjakan, maka mereka akan semakin sulit diatur, dan lebih sulit bagi mereka untuk hidup dengan jujur dan dengan agung bilamana mereka terjun ke dalam masyarakat. Jikalau engkau membiarkan mereka berbuat menurut kemauan mereka, maka kesucian dan keindahan tabiat mereka akan segera pudar. Ajar mereka menurut. Biarlah mereka menyadari bahwa wewenangmu harus dihormati. Hal ini tampaknya memberikan kepada mereka sesuatu yang tidak menyenangkan sekarang ini, tetapi hal ini akan menjauhkan dari mereka banyak hal yang tidak menyenangkan di kemudian hari. 3 MABJ 286.2
Memanjakan seorang anak pada waktu masih kecil dan pada waktu berbuat kesalahan adalah satu dosa. Seorang anak harus dikendalikan. 4 MABJ 286.3
Jikalau anak-anak dibiarkan mengikuti jalan mereka sendiri, maka mereka akan berpendapat bahwa mereka itu harus diawasi, diurus, dimanjakan, dan disenangkan. Mereka beranggapan bahwa segala keinginan dan kemauan mereka harus dikabulkan. 5 MABJ 286.4
Tidak bolehkah seorang ibu, baik sekarang maupun nanti, membiarkan anaknya mengikuti jalan sendiri, membiarkan dia untuk berbuat menurut keinginannya sendiri, dan membiarkan dia untuk tidak menurut? Tentu saja tidak, oleh karena bilamana ia berbuat demikian, ia membiarkan Setan mengibarkan bendera kejahatannya itu di dalam rumah tangga. Ibu harus terjun dalam peperangan yang dihadapi oleh anaknya itu di mana ia tidak dapat berperang bagi dirinya sendiri. Ini adalah pekerjaannya, untuk mengusir si jahat, untuk mencari Allah dengan sungguh-sungguh, dan jangan sekali-kali membiarkan Setan merebut anaknya dari tangannya dan menempatkan anak itu pada pangkuan Setan. 6 MABJ 286.5
Sikap Memanjakan Menyebabkan Keresahan dan Ketidakpuasan. Di dalam beberapa keluarga keinginan anak-anak adalah merupakan undang-undang. Segala sesuatu yang ia inginkan diberikan kepadanya. Untuk segala sesuatu yang tidak disukainya, ia didorong untuk tidak menyukainya. Pemanjaan seperti ini disangka akan menjadikan anak itu berbahagia, tetapi hal-hal inilah yang menjadikan dia resah, tidak senang, dan tidak ada yang dapat memuaskannya. Pemanjaan telah merusak seleranya untuk makanan yang sederhana dan menyehatkan, untuk menggunakan waktunya dengan baik dan dengan cara yang menyehatkan; pemanjaan telah mengakibatkan rusaknya tabiat untuk sekarang ini dan untuk selama-lamanya. 7 MABJ 287.1
Teguran Elisa yang Efektif Terhadap Sikap yang Tidak Hormat. Pendapat bahwa kita harus menyerah kepada kemauan anak-anak yang keras kepala adalah suatu kesalahan. Elisa, pada awal pekerjaannya, telah diolok-olok dan dicemoohkan oleh anak-anak muda di Betel. Dia adalah seorang yang amat lemah lembut, tetapi Roh Allah menggerakkan dia untuk mengucapkan satu kutuk terhadap diri orang-orang yang mengolok-oloknya itu. Mereka telah mendengar tentang Elia naik ke surga, dan mereka telah menjadikan hal yang khidmat ini sebagai bahan ejekan mereka. Elisa menyatakan bahwa ia tidak boleh diremehkan, oleh orangtua atau orang muda, di dalam panggilannya yang suci itu. Ketika mereka mengatakan kepadanya bahwa lebih baik dia naik ke surga, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Elia sebelumnya, ia telah mengutuk mereka dalam nama Tuhan. Hukuman yang hebat yang terjadi ke atas diri mereka berasal dari Allah. MABJ 287.2
Sesudah peristiwa ini, Elisa tidak mengalami kesulitan lain di dalam tugasnya. Untuk lima puluh tahun lamanya ia kelufusmasuk pintu gerbang Betel, dan hilir mudik dari kota ke kota, sambil melewati banyak orang muda yang paling jahat, paling kasar dan tidak berakhlak; tetapi tidak seorang pun pernah mengolok-olok dia atau mencemoohkan sifat-sifatnya sebagai nabi dari Yang Mahatinggi. 8 MABJ 287.3
Jangan Menyerah Kepada Bujukan. Orangtua mempunyai banyak hal untuk dipertanggungjawabkan pada hari pehukuman oleh sebab mereka telah memanjakan anak-anak mereka. Banyak orangtua mengabulkan setiap keinginan yang tidak masuk akal, oleh karena lebih mudah untuk mengatasi tuntutan mereka dengan cara seperti ini daripada dengan cara lainnya. Seorang anak harus dididik sedemikian rupa sehingga satu penolakan akan diterima dengan roh yang benar dan diterima sebagai satu keputusan terakhir. 9 MABJ 287.4
Jangan Percayai Kata-kata Anakmu Lebih daripada Kata-kata Orang Lain. Orangtua jangan meremehkan dosa anak-anak mereka. Bilamana dosa-dosa ini dinyatakan oleh beberapa orang sahabat yang setia, orangtua jangan merasa bahwa haknya telah diganggu, bahwa ia telah menerima satu penghinaan pribadi. Kebiasaan setiap anak dan orang muda mempengaruhi kesejahteraan masyarakat. Tindakan yang salah dari seorang anak muda dapat menuntun banyak anak muda lainnya dalam satu jalan yang jahat. 10 MABJ 288.1
Jangan biarkan anak-anakmu mengetahui bahwa engkau lebih mempercayai kata-kata mereka daripada pernyataan orang-orang yang lebih tua. Engkau tidak dapat berbuat kesalahan yang lebih besar lagi terhadap mereka. Dengan mengatakan, saya percaya pada anak-anak saya lebih daripada mereka yang dengannya saya mempunyai bukti bahwa mereka adalah anak-anak Allah, maka engkau sedang memperkembang di dalam diri mereka kebiasaan untuk berdusta. 11 MABJ 288.2
Warisan Seorang Anak yang Dimanja. Mustahillah untuk menggambarkan kejahatan yang diakibatkan oleh membiarkan seorang anak untuk mengikuti kemauannya. Beberapa orang yang tersesat oleh sebab kelalaian pada masa kecilnya kelak akan, melalui penanaman pelajaran-pelajaran yang praktis, sadar kembali; tetapi akan banyak yang hilang untuk selama-lamanya oleh karena pada masa kanak-kanak dan pada masa muda mereka telah menerima satu pendidikan yang sepihak saja. Anak yang dimanja mempunyai satu beban yang berat yang harus dipikulnya untuk seumur hidup. Di dalam ujian, di dalam kekecewaan, di dalam penggodaan, ia akan mengikuti kemauannya yang tidak berdisiplin, dan salah arah. Anak-anak yang tidak pernah belajar untuk menurut akan memiliki tabiat yang lemah dan mudah terpengaruh oleh dorongan hati. Mereka berusaha untuk memerintah, tetapi tidak pernah belajar untuk menyerah. Mereka tidak mempunyai kekuatan moral untuk mengekang sifat-sifat mereka yang tersesat, untuk memperbaiki kebiasaan mereka yang salah, atau untuk mengalahkan kemauan mereka yang tidak terkendalikan. Kesalahan-kesalahan dari masa kanak-kanak yang tidak dididik dan tidak didisiplin akan menjadi warisan pada waktu sudah menjadi dewasa. Pikiran yang sudah rusak tidak akan dapat membedakan antara yang benar dan yang palsu. 12 MABJ 288.3