Membina Pola Makan Dan Diet

16/60

BAGIAN II. MAKAN DI ANTARA JAM MAKAN

Keteraturan Sangat Penting

281. Setelah selesai makan, perut harus diizinkan istirahat selama lima jam. Janganlah sepotong makanan pun dimasukkan ke dalamnya sampai jam makan berikut. Selama periode di antara makan, perut me-laksanakan tugasnya, terutama dalam kondisi setelah mendapat ma-kanan yang lebih banyak. MMD 176.1

Dalam hal apa pun, janganlah ada ketidakteraturan dalam jadwal makan. Kalau makan siang dilakukan satu dua jam sebelum waktunya, perut itu tidak siap menghadapi beban baru, karena dia belum membuang makanan yang sebelumnya dan belum mempunyai tenaga inti untuk tugas baru. Dengan demikian alat pencernaan itu diberatkan. Jangan pula waktu makan ditunda satu dua jam untuk menyesuaikan dengan keadaan, atau untuk menyelesaikan sebagian pekerjaan. Perut meminta makanan pada waktu yang biasa ia menerimanya. Kalau waktu itu ditunda, tenaga intinya akan berkurang akhirnya mencapai titik rendah sehingga selera itu hilang sama sekali. Kalau pada saat itu makanan dimasukkan, maka perut itu tidak siap menerimanya. Makanan itu tidak dapat diolah menjadi darah yang baik. MMD 176.2

Kalau semua orang makan pada waktunya, dan tidak mencicipi makanan apa pun di antara jam makan maka mereka akan siap pada jam makan dan akan memakan makanan itu dengan gembira, dan usaha mereka itu tidak sia-sia. MMD 176.3

282. Keteraturan dalam hal makan adalah satu hal yang penting. Haruslah ditetapkan waktu tertentu untuk makan pagi, siang dan ma-lam. Pada saat ini biarlah setiap orang memakan apa yang diperlukan tubuh, dan jangan lagi memakan apa pun sebelum jam makan yang berikut. Banyak orang yang makan pada saat tubuhnya belum memerlukan makanan di antara jam makan, karena mereka tidak mempunyai cukup kekuatan untuk menolak keinginan. Pada saat mengadakan perjalanan, seorang mungkin tetap mengunyah sesuatu yang bisa dijangkau. Ini sangat berbahaya. Sekiranya pelancong dengan teratur memakan makanan sederhana dan bergizi, mereka tidak merasa sangat letih atau menderita penyakit. MMD 176.4

283. Keteraturan dalam hal makan haruslah ditanggapi dengan serius. Janganlah memakan apa-apa di antara jam makan, jajan berbentuk apa pun seperti kacang, buah-buahan atau makanan apa saja. Kebiasaan makan tidak teratur akan merusak keserasian cara bekerja alat pencernaan sehingga menurunkan tingkat kesehatan dan kegembiraan. Apabila anak-anak duduk di meja makan, mereka tidak dapat menikmati makanan sehat; selera mereka menginginkan sesuatu yang merusak kesehatan mereka. MMD 177.1

284. Di dalam keluarga ini tidak ada pengaturan yang benar tentang makanan; yang ada hanyalah ketidakteraturan. Seharusnya ditetapkan waktu tertentu untuk setiap kali makan, dan makanan itu seharusnya disediakan dalam bentuk sederhana, bebas dari lemak; berusahalah menyediakannya yang bergizi, menyehatkan dan menarik selera. Sebagaimana keluarga lainnya, dalam keluarga ini masih diadakan persediaan khusus untuk tamu. Banyak jenis makanan yang disediakan yang seringkali dibuat terlalu mewah, sehingga mereka yang duduk mengelilingi meja makan tergoda untuk makan lebih banyak. Kemudian, setelah tamu-tamu pergi, maka timbullah reaksi yang berbeda, tidak ada lagi persiapan hebat untuk meja makan. Makanan itu sedikit dan kurang bergizi. Mereka berpikir, tidak apa-apalah karena “hanya untuk kita.” Makanan itu sering dimakan, dan jam makan pun tidak dihiraukan lagi. Setiap anggota keluarga terancam sakit karena kebiasaan yang demikian. Adalah dosa bagi kaum wanita kalau menyediakan makanan luar biasa bagi tamu, tetapi bagi keluarga hanya sedikit saja sehingga tidak dapat menyehatkan tubuh. MMD 177.2

285. Saya merasa heran karena setelah semua terang yang telah diberikan mengenai hal ini, namun masih banyak di antara kamu makan di antara jam makan! Janganlah membiarkan secuil pun makanan melewati bibirmu di antara jam makan yang sudah ditentukan. Makanlah apa yang harus kamu makan, tetapi satu kali makan. Kemudian, tunggulah sampai jam makan berikut. MMD 177.3

286. Banyak yang meninggalkan terang dan pengetahuan, kemu-dian mengorbankan prinsip demi selera. Mereka makan sewaktu tubuh tidak memerlukan makanan dan di antara jam makan secara tidak tera-tur, karena mereka tidak mempunyai kekuatan moral untuk menolak keinginan hati. Sebagai akibatnya, maka perut yang sudah disalahgu-nakan itu memberontak, lalu datanglah penderitaan. Keteraturan dalam hal makan sangat penting bagi kesehatan tubuh dan ketenangan pikiran. Janganlah membiarkan secuil pun makanan melewati bibirmu di antara jam makan yang sudah ditentukan. MMD 178.1

287. Kemudian timbullah penyakit kejang perut, kebiasaan seperti inilah yang menyebabkannya. Gantinya menanggapi keteraturan, dia telah membiarkan selera menguasai dirinya dengan makan di antara jam makan. MMD 178.2

288. Umumnya anak-anak tidak diajar tentang kapan, bagaimana dan apa yang harus dimakan. Mereka diizinkan untuk memanjakan selera mereka dengan bebas, mereka makan kapan saja, bebas mengambil buah-buahan kalau mata mereka tergoda. Semuanya ini; termasuk kue, roti dan keju, permen yang hampir terus-menerus dikunyah, membuat mereka rakus dan sakit kejang perut. Alat pencerna, seperti mesin giling yang terus-menerus berputar, bergerak lambat, dan tenaga inti dikuras dari otak untuk menolong perut melakukan kerja lemburnya, dan dengan demikian kuasa mental jadi lemah. Rangsangan yang tidak alamiah ditambah dengan pengurasan tenaga inti, menjadikan mereka gemetar, tidak sabar menahan, keras kepala dan mudah tersinggung. MMD 178.3

(Anak-anak perlu makan teratur — 343 — 346, 348) MMD 178.4

289. Banyak orang tua memanjakan anak-anak dalam hal makan dan minum kapan saja mereka suka. Mereka menghindari tugas untuk mendidik anak-anak tentang kebiasaan penyangkalan diri dan bagai-mana cara yang baik menggunakan berkat-berkat Allah. Selera dan pe-manjaan diri akan bertumbuh bersamaan dengan pertumbuhan anak-anak, dan akan menjadi kuat sementara mereka bertambah besar dan kuat, kecuali itu dicegah secara positif (Lihat 347). MMD 178.5

290. Bagi penduduk dunia ini, kebiasaan makan tiga kali sehari adalah kebiasaan umum, selain makan tidak teratur di antara jam ma-kan; dan makan malam biasanya adalah yang paling disukai, dan itu dilakukan dekat sebelum istirahat tidur. Ini memutar balik aturan alam; makan besar seharusnya jangan dilakukan pada malam hari. Sekiranya orang-orang ini mengubah kebiasaan mereka lalu makan dua kali sehari dan tidak makan di antara jam makan, apakah itu kacang, buah apel atau buah apa pun, maka hasilnya akan dapat dilihat dalam bentuk selera yang baik dan kesehatan yang ditingkatkan mutunya. MMD 179.1

291. Pada waktu mengadakan perjalanan, sebagian orang hampir senantiasa mengunyah, kalau ada makanan yang dapat dijangkau. Ini adalah praktik yang paling berbahaya. Binatang yang tidak mempunyai pertimbangan sehat, yang tidak mengenal beban mental, dapat me-lakukannya tanpa bahaya, tetapi binatang bukanlah patokan untuk makhluk yang bisa berpikir yang mempunyai kuasa mental yang harus digunakan untuk Allah dan sesama manusia. MMD 179.2

292. Pesta-pora dengan kerakusan, makanan yang dimasukkan ke dalam perut sebelum waktunya, akan meninggalkan pengaruh pada setiap jaringan tubuh. MMD 179.3

293. Banyak orang yang makan sepanjang hari, tanpa menghiraukan hukum kesehatan. Kemudian kabut menutupi pikiran. Bagaimanakah manusia dapat dihormati dengan sinar Ilahi sementara tidak mempedulikan kebiasaannya. Bagaimanakah mereka dapat mengenal terang Allah yang telah diberikan dalam hal ini? Saudara, bukankah sekarang waktunya untukmu bertobat dalam hal pemanjaan diri? MMD 179.4

294. Tiga kali makan sehari tanpa makanan ekstra, walaupun itu sebuah apel, seharusnyalah itu menjadi batas maksimum pemanjaan diri. Mereka yang melangkah lebih jauh melanggar hukum alam dan akan menderita akibatnya. MMD 179.5

(Para pendeta yang mengabaikan peraturan ini — 227) MMD 180.1

(Makan di antara makan di perkemahan — 124) MMD 180.2

(Janganlah anak-anak makan permen, buah, kacang atau apa pun di antara jam makan — 344) MMD 180.3

(Mengizinkan anak-anak makan sesukanya — 348, 355, 361) MMD 180.4

(Akibatnya kepada para pelajar — 246) MMD 180.5