Harta Jang Tersembunji
Bagaimana Harta Itu Tersembunji ?
Tentang harta kebenaran djuga dikatakan, ada tersembunji. Bagi mereka itu, jang menjangkakan dirinja berbudi dan jang telah dipenuhi dengan segala pengadjaran dunia, imaka keindahan, kekuatan rahasia maksud penebusan itu tiada dapat dilihat dan diketahuinja. Banjak orang jang bermata, tetapi tiada melihat; bertelinga tetapi tiada mendengar; mereka itu mempunjai pikiran tetapi tiada tahu harta jang tersembunji itu. HJT 11.3
Orang boleh berdjalan melalui tempat jang didalamnja ada harta jang tersembunji. Orang ini pun boleh djadi ada perlu benar-benar akan harta itu, dan ia duduk bernaung memperhentikan lelahnja dibawah sebatang pohon dengan tidak mengetahui bahwa didalam tanah diantara akar-akarnja adalah terselip harta jang diingininja itu. Begitulah halnja dengan orang-orang Jahudi. Kebenaran seperti harta jang terbesar telah diserahkan kepada bangsa Jahudi. Agama orang Jahudi jang memakai tjap Allah ada diatur oleh Tuhan Jesus sendiri. Kebenaran pekerdjaan penebusan jang akan digenapi kemudian hari, itu dibajangkan oleh perbuatan2 dan pekerdjaan-pekerdjaan jang tela-h ditetapkan dalam taurat Musa. Meskipun begitu waktu Tuhan Jesus datang kedunia, maka orang2 Jahudi itu tidak mau mengaku bahwa inilah orangmja, jang dibajang-bajangdcan oleh segala pekerdjaan2 persembahan itu. OPerkataan dan Kitab Allah memang sudah ada pada mereka itu; tetapi segala tjeritera2 jang dari mulut datang kepada mulut dan dari satu turunan kepada turunan jang lain, ditambahnja pula dengan segala tafsiran dan keterangan manusia tentang Kitab Sutji itu, sehingga menutup mereka itu dari kebenaran jang ada didalam Tuhan Jesus. Tudjuan dan maksud jang sebenarnja dari Kitab Sutji itu hilang dari pemandangan dan pengertian mereka itu. Gudang segala ipengetahuan dibukakan kepadanja, tetapi mereka itu tidak mengetahui hal itu. HJT 11.4
Sebenarnja Tuhan Allah tidak sembunjikan kebenaran itu dari manusia, tetapi oleh perbuatannja sendiri, maka kebenaran itu mendjadi gelap baginja. Tuhan Jesus sudah kasih bukti jang tjukup pada orang-orang Jahudi, bahwa ialah Mesias jang didjandji itu; tetapi pengadjaran Jesus adalah menuntut suatu kehidupan baru, jang berlawanan dengan kebiasaan mereka itu. Mereka itu tahu, djikalau diterimanja akan Jesus, maka harus ditinggalkannja segala aturan-aturannja dan kebiasaannja jang lama, dan segala kehidupannja jang tiada bersetudju dengan pengadjaran Kristus. Hal menerima kebenaran kekal itu meminta pengorbanan. Inilah sebabnja, maka karunia Allah jang besar itu tak dapat diterimanja. Mereka itu mengaku pertjaja akan Perdjandjian Lama, tetapi akan segala kesaksian2 tentang Kristus jang ada didalamnja, tiada mereka mau terima. Mereka itu takut menerima kesaksian2 itu; sebab kalau demikian, tentu haruslah mereka itu bertobat dan dengan sendirinja, harus djuga ditinggalkannja segala kebiasaan2nja jang lama itu. HJT 12.1
Harta besar didalam Indjil, jaitu: Djalan, Kebenaran dan Kehidupan ada diantara mereka itu, tetapi mereka itu tidak suka dan tidak mau menerima karunia besar jang diberikan Allah pada mereka itu. HJT 12.2
Kita batja: “Kendatilah demikian, maka dari pada segala penghulu pun ada banjak jang pertjaja akan Isa, tetapi tiada diakuinja, sebab takutnja akan orang Farisi, supaja djangan mereka itu dibuang dari dalam mesdjid.” Jahja 12:42. Mereka itu mengaku dan pertjaja bahwa Jesus itu Anak Allah, tetapi a;kan menerima Dia, sukarlah bagi mereka itu; karena tiada sepadan dengan tabiat mereka jang ingin akan hormat itu. Pada mereka itu tidak ada iman jang bisa memberikan kepadanja harta surga. Mereka itu mentjahari harta dunia. HJT 12.3
Sebenarnja pada zaman sekarang manusia giat dan radjin mengumpulkan harta dunia ini. Kepala mereka itu penuh dengan pikiran tjinta diri dan ingin dihormati. Karena ingin akan emas dan perak, kemuliaan dan kuasa, maka segala perintah kebiasaan dan aturan manusia lebih diperhatikan dan diindahkannja dari pada tuntutan dan perintah Allah. Harga harta jang terselindung dalam perkataan Allah ada tersembunji bagi orang2 ini. HJT 13.1
“Tetapi orang djasmani itu tidak menerima perkara jang dari Roh Allah, karena iaitu suatu kebodohan kepadanja, dan tidak djuga ia dapat mengerti dia, sebab iaitu hendak ditimbang tjara Rah.” 1 Kor. 2:14. HJT 13.2
“Akan tetapi kalau Indjil kami terlindung, maka terlindunglah dari pada orang jang akan binasa; ijang dibutakan oleh penghulu dunia ini akan mata hari orang jang tidak pertjaja, supaja djangan bersinar kepadanja terang Indjil kemuliaan Almaseh, jang peta Allah” 2 Korinti 4 : 3, 4. HJT 13.3