Sejarah Para Nabi
18 - Malam Pergumulan
Sekalipun Yakub telah meninggalkan Padan-Aram sesuai dengan petunjuk Ilahi, kebimbangan-kebimbangan memenuhi pikirannya. Sementara ia menyusuri jalan yang pernah dilaluinya sebagai seorang pelarian dua puluh tahun sebelumnya, dosanya menipu ayahnya selalu terlintas dalam pikirannya. Ia tahu bahwa masa pembuangannya yang lama itu adalah merupakan akibat langsung dosa tersebut, dan ia tetap merenung-renungkan hal ini siang dan malam, hukuman hati nuraninya itu telah menjadikan perjalanannya itu diliputi kesedihan. Apabila bukit-bukit yang ada di kampung halamannya nampak di kejauhan, hatinya merasa amat terharu. Segala masa lalunya muncul kembali dengan jelas di dalam ingatannya. Bersama-sama dengan pemikirannya tentang dosanya timbul juga pemikiran tentang kebaikan Allah terhadap dirinya, dan janji tentang pertolongan dan bimbingan Ilahi. SPN 224.1
Apabila ia mendekati ujung perjalanannya, pemikiran tentang Esau te-lah menimbulkan rasa takut yang dalam terhadap bahaya. Setelah larinya Yakub, Esau telah menganggap dirinya sebagai satu-satunya ahli waris harta benda ayahnya. Berita tentang kembalinya Yakub akan membangkitkan rasa takut bahwa ia datang untuk menuntut harta pusaka itu. Kini Esau dapat membalas dendam kepada saudaranya, jikalau ia mau berbuat demikian, dan ia bisa saja berbuat kekejaman terhadap diri Yakub, bukan saja sekadar untuk balas dendam, tetapi agar dapat memperoleh hak milik atas kekayaan yang telah lama ia anggap sebagai kepunyaannya. SPN 224.2
Kembali Tuhan memberikan kepada Yakub satu tanda penjagaan Ilahi. Apabila ia meneruskan perjalanannya ke arah selatan dari bukit Gilead, dua pasukan malaikat-malaikat surga mengawal dia di depan dan di belakangnya, dan bergerak maju bersama dengan rombongannya seolah-olah menjadi sebagai pelindung bagi mereka. Yakub mengingat khayal di Betel yang diterima lama sebelumnya, dan beban berat yang menindih hatinya kini menjadi lebih ringan apabila ia melihat bukti bahwa pesuruh-pesuruh Ilahi yang telah memberikan pengharapan serta keberanian pada waktu ia melarikan diri dari Kanaan, telah menjadi perlindungannya dalam perjalanan pulang. Dan ia berkata, “Ini bala tentara Allah; sebab itu dinamainyalah tempat itu Mahanaim” —”dua pasukan atau dua kemah”. SPN 225.1
Namun demikian Yakub merasa bahwa ia harus berbuat sesuatu untuk menyelamatkan dirinya. Oleh karena itu ia mengirimkan pesuruhpesuruhnya dengan satu salam perdamaian kepada saudaranya, ia mem-berikan kepada mereka itu kata-kata yang tepat yang harus diucapkan kepada Esau. Telah diramalkan sebelumnya tentang kelahiran kedua bersaudara ini, bahwa yang sulung akan menjadi pelayan bagi si bungsu, dan agar hal ini jangan menimbulkan kebencian, Yakub mengatakan kepada hamba-hambanya itu bahwa mereka telah diutus kepada “tuanku Esau;” bilamana dibawa menghadap kepadanya, mereka harus menyebut majikannya sebagai “hambamu Yakub,” dan untuk menghilangkan rasa takut dalam diri Esau bahwa ia telah kembali, sebagai seorang pengembara yang miskin, dan datang untuk menuntut warisan orangtua, Yakub sangat berhati-hati dalam menyusun berita yang akan disampaikan kepada Esau, “Aku telah mempunyai lembu sapi, keledai dan kambing domba, budak laki-laki dan perempuan, dan aku menyuruh memberitahukan hal ini kepada tuanku, supaya aku mendapat kasihmu.” SPN 225.2
Tetapi hamba itu kembali dengan satu kabar bahwa Esau akan segera datang menemuinya dengan disertai empat ratus orang, dan tidak ada jawab yang diberikan sebagai balasan kepada salam persahabatannya itu. Sekarang nampaknya sudah pasti bahwa ia datang untuk mengada- kan pembalasan. Kegentaran mencekam kemah-kemah Yakub. “Lalu sangat takutlah Yakub dan merasa sesak hati.” Ia tidak bisa mundur, dan ia takut untuk maju. Rombongannya, tanpa senjata dan tak berdaya, sama sekali tidak bersedia untuk menghadapi peperangan. Kemudian ia bangkit dan membagi-bagi pengikutnya itu menjadi dua kelompok, sehingga kalau yang satu diserang, maka yang lain mempunyai kesempatan untuk melarikan diri. Dari antara kawanan kambing dombanya yang banyak itu ia telah mengasingkan sejumlah temaknya sebagai hadiah untuk Esau dengan satu salam persahabatan, la telah berbuat menurut segala kesanggupannya untuk menebus kesalahan yang telah diperbuatnya kepada saudaranya, dan untuk mencegah bahaya yang mengancam, dan kemudian dengan kerendahan hati serta pertobatan ia memohon perlindungan Ilahi: “Ya TUHAN, yang telah berfirman kepadaku: Pulanglah ke negerimu serta kepada sanak saudaramu dan Aku akan berbuat baik kepadamu—sekali-kali aku tidak layak untuk menerima segala kasih dan kesetiaan yang Engkau tunjukkan kepada hamba-Mu ini, sebab aku membawa hanya tongkatku ini waktu aku menyeberangi Sungai Yordan ini, tetapi sekarang telah menjadi dua pasukan. Lepaskanlah kiranya aku dari tangan kakakku, dari tangan Esau, sebab aku takut kepadanya, jangan-jangan ia datang membunuh aku, juga ibu-ibu dengan anak-anaknya.” SPN 225.3
Sekarang mereka telah tiba di Sungai Yabok, dan bila malam datang, Yakub menyuruh keluarganya menyeberangi sungai itu sementara ia sendiri tinggal di belakang. Ia telah bertekad untuk menggunakan malam itu dalam doa, dan ia ingin untuk menyendiri bersama dengan Allah. Allah dapat melembutkan hati Esau. Di dalam Dialah terdapat satu-satunya pengharapan Yakub. SPN 226.1
Ini terjadi di satu tempat yang sunyi dan bergunung, tempat tinggal binatang buas dan tempat di mana perampok dan pembunuh mengintai mangsanya. Terpencil dan tanpa perlindungan, Yakub sujud di atas bumi dengan rasa sedih yang dalam. Saat itu tengah malam. Semua kekasihkekasihnya berada jauh dari padanya, dan sedang terancam bahaya dan kematian. Yang paling menggetirkan dari semuanya itu adalah pikirannya bahwa dosanya sendirilah yang telah mendatangkan bahaya terhadap orang-orang yang tidak bersalah itu. Dengan tangis dan air mata, ia melayangkan doanya kepada Allah. Tiba-tiba satu tangan yang kuat memegang tubuhnya. la pikir seorang musuh sedang berusaha untuk mengakhiri hidupnya, dan ia pun mencoba untuk melepaskan dirinya dari pegangan si pembunuh itu. Di dalam kegelapan keduanya bergumul untuk saling menguasai. Tidak sepatah kata pun diucapkan, tetapi Yakub mengeluarkan segenap tenaganya dan tidak mengendorkan usahanya sesaat pun. Sementara ia terus bertarung untuk membela hidupnya, perasaan bersalah menekan jiwanya; dosanya muncul di hadapannya dan menutup dia dari pada Tuhan. Tetapi di dalam kepicikannya itu ia mengingat janji-janji Allah dan segenap hatinya terangkat dalam permohonan akan rahmat-Nya. Pergumulan itu terus berlangsung sampai fajar hampir menyingsing, bilamana orang asing itu memegang pangkal pahanya, saat itu juga Yakub menjadi timpang. Yakub kini menyadari watak yang sebenarnya dari musuhnya itu. Ia tahu bahwa ia telah bergumul dengan seorang pesuruh surga, dan itulah sebabnya mengapa usahanya yang hampir melebihi tenaga manusia itu tidak berhasil untuk memperoleh kemenangan. Itu adalah Kristus, “Malaikat perjanjian,” yang telah menyatakan diri-Nya kepada Yakub. Yakub sekarang tidak berdaya dan merasa benar-benar kesakitan tetapi ia tidak mau mengendorkan pegangannya itu. Dengan hati yang lancur dan penuh pertobatan, ia bergantung kepada Malaikat itu, dan ia menangis dan memohon belas kasihan” (Hosea 12:5), memohon suatu berkat. Ia harus memperoleh satu jaminan bahwa dosanya telah diampuni. Rasa sakit pada tubuhnya tidak cukup untuk mengalihkan pikirannya dari tujuan tersebut. Tekadnya bertambah kuat, imannya lebih teguh dan lebih tabah sampai kepada akhimya. Malaikat itu berusaha untuk melepaskan diri-Nya, Ia mendesak, “Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing,” tetapi Yakub menjawab, Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku. Kalau saja hal ini merupakan satu kepercayaan yang sombong dan takabur, maka Yakub akan binasa pada saat itu juga; tetapi kepercayaannya itu adalah jaminan dari seorang yang mengakui keadaannya yang tidak layak namun berharap kepada kesetiaan Allah yang selalu memegang janji. SPN 226.2
Yakub “bergumul dengan Malaikat dan menang.” Hosea 12:5. Melalui kerendahan hati, pertobatan dan penyerahan diri, manusia yang berdosa ini telah menang terhadap Pemerintah surga, la meneguhkan pegangannya terhadap janji-janji Allah, dan hati dari pada Kasih yang tidak terbatas itu tidak dapat menolak permohonan orang yang berdosa itu. SPN 228.1
Kesalahan yang telah menuntun kepada dosa Yakub dalam memperoleh hak kesulungan dengan tipu daya sekarang jelas dinyatakan di hadapannya, la tidak berharap kepada janji-janji Allah, tetapi telah mencoba dengan usaha sendiri untuk mewujudkan sesuatu yang akan dilaksanakan Allah di dalam waktu dan cara-Nya sendiri. Sebagai satu bukti bahwa ia telah diampuni, namanya telah diganti dari sesuatu yang mengingatkan akan dosanya kepada sesuatu yang menjadi peringatan akan kemenangannya. Kata Malaikat itu, “Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang.” SPN 228.2
Yakub telah menerima berkat yang telah menjadi kerinduan jiwanya. Dosanya sebagai seorang penipu telah diampuni. Krisis dalam hidupnya telah berlalu. Kebimbangan, kecemasan dan penyesalan telah menjadikan hidupnya getir, tetapi sekarang semuanya telah berubah; dan betapa nikmat damai yang dari Tuhan itu. Yakub tidak lagi merasa takut untuk bertemu dengan saudaranya. Allah, yang telah mengampuni dosanya, dapat menggerakkan hati Esau saudaranya untuk menerima pertobatan serta penyerahannya. SPN 228.3
Sementara Yakub sedang bergumul dengan Malaikat itu, seorang pesuruh surga yang lain telah diutus kepada Esau. Di dalam satu m impi, Esau telah melihat saudaranya sebagai seorang yang terbuang dari rumah ayahnya selama dua puluh tahun, ia menyaksikan rasa dukanya pada waktu mengetahui bahwa ibunya telah mati; ia telah melihat Yakub dikelilingi oleh malaikat-malaikat Allah. Mimpinya ini oleh Esau telah diceritakan kepada tentara-tentaranya, dengan satu pesan agar jangan menyakiti Yakub, karena Allah ayahnya itu menyertai dia. SPN 228.4
Kedua rombongan itu akhirnya saling mendekati, penghulu padang pasir itu memimpin tentaranya, dan Yakub dengan istri-istri dan anak- anaknya, diiringi oleh gembala-gembala dan hamba-hamba perempuannya, dan diikuti oleh barisan yang panjang dari kawanan kambing dombanya. Sambil bertumpu kepada tongkatnya, Yakub menemui rom-bongan tentara itu. la kelihatan pucat dan tidak berdaya sebagai akibat pergumulannya itu, dan ia berjalan dengan lambat dan dengan rasa sakit, ia harus berhenti setiap langkah; tetapi wajahnya diterangi oleh kesukaan dan damai. SPN 228.5
Pada waktu melihat penderita yang timpang itu, Esau berlari men-dapatkan dia, didekapnya dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia, lalu bertangis-tangisanlah mereka.” Apabila mereka melihat peristiwa ini, hati tentara-tentara Esau yang kasar itu sekalipun telah terjamah. Walaupun ia telah menceritakan kepada mereka tentang mimpinya itu, mereka tidak dapat melihat adanya perubahan yang terjadi di dalam diri pemimpin mereka itu. Sekalipun mereka telah melihat penderitaan Yakub, mereka tidak berpikir bahwa kelemahannya inilah yang telah dijadikan sebagai kekuatannya. SPN 229.1
Pada malam pergumulannya di tepi Sungai Yabok, pada waktu kebinasaan seolah-olah sudah berada di hadapannya, Yakub telah diajar betapa sia-sianya segala pertolongan manusia itu, betapa sia-sianya segala pengharapan kepada kekuatan manusia itu. Ia menyadari bahwa satu-satunya pertolongan harus datang dari Dia, yang terhadap-Nya ia telah berbuat dosa yang amat keji. Dengan rasa tidak berdaya dan tidak layak, ia telah memohon janji rahmat Allah kepada orang berdosa yang bertobat. Janji itulah yang menjadi jaminan bahwa Allah akan mengampuni dan menerima dia. Langit dan bumi bisa lenyap tetapi firman-Nya itu tidak pernah gagal, dan hal inilah yang menguatkan dia pada waktu pergumulan yang menakutkan itu. SPN 229.2
Pengalaman Yakub selama pergumulan dan penderitaannya itu, menggambarkan ujian yang akan dialami oleh umat Allah sebelum ke-datangan Kristus yang kedua kalinya. Nabi Yeremia, di dalam khayalnya yang suci memandang kepada saat tersebut dan berkata, “Telah kami dengar jerit kegentaran, kedahsyatan dan tidak ada damai.... Mengapakah setiap muka berubah menjadi pucat? Hai, alangkah hebatnya hari itu, tidak ada taranya; itulah waktu kesusahan bagi Yakub, tetapi ia akan diselamatkan dari padanya.” SPN 229.3
Apabila Kristus menyelesaikan pekerjaan-Nya sebagai pengantara bagi manusia, maka masa kepicikan ini akan mulai. Pada saat itu urusan setiap jiwa telah ditetapkan, dan tidak akan ada lagi darah tebusan yang akan menyucikan manusia dari dosa. Apabila Yesus meninggalkan kedudukan-Nya sebagai pengantara manusia di hadapan Allah, ucapan yang khidmat itu akan diadakan, “Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!” Wahyu 22:11. Kemudian Roh Allah yang dapat mempengaruhi itu diangkat dari bumi ini. Sebagaimana Yakub diancam mati oleh saudaranya yang marah itu, demikian pula umat Allah akan berada dalam bahaya dari orang-orang jahat yang berusaha membinasakan mereka. Dan sebagaimana Yakub bergumul sepanjang malam untuk memperoleh kelepasan dari tangan Esau, demikian pula orang benar akan berseru kepada Allah siang dan malam, untuk meminta kelepasan dari musuh yang mengelilingi mereka. SPN 230.1
Setan telah menuduh Yakub di hadapan maiaikat-malaikat Allah, sambil menuntut hak-hak untuk membinasakannya oleh sebab dosanya; ia telah menggerakkan Esau untuk berperang dengan dia; dan selama pergumulan Yakub semalam suntuk, Setan berusaha untuk memaksakan ke atas dirinya rasa bersalah, agar membuat dia putus asa dan melepaskan pegangannya dari Allah. Bilamana di dalam kesusahannya Yakub berpegang terus kepada Malaikat itu, dan berdoa dengan disertai air mata, Pesuruh surga itu dengan maksud menguji imannya, juga telah mengingatkan kepadanya akan dosanya, dan berusaha melepaskan diri dari pegangan Yakub. Tetapi Yakub tidak melepaskannya. Ia telah mempelajari bahwa Allah itu penuh rahmat, dan ia menyerahkan dirinya kepada rahmat-Nya. Ia menunjuk kembali kepada pertobatannya dari segala dosanya serta memohonkan kelepasan. Apabila ia menelaah kembali hidupnya, hampir-hampir ia putus asa, tetapi ia memegang erat-erat Malaikat itu, dan dengan tangisan yang sedih serta sungguh-sungguh ia telah menghadapkan permintaannya sampai ia menang. SPN 230.2
Demikianlah pengalaman yang akan dilalui oleh umat Allah di dalam pergumulan mereka yang terakhir dengan kuasa kejahatan, Allah akan menguji iman mereka, ketabahan mereka, kepercayaan mereka terhadap kuasa-Nya untuk melepaskan mereka. Setan akan berusaha untuk menggentarkan mereka dengan pemikiran bahwa mereka tidak ada harapan lagi; bahwa dosa mereka sudah terlalu besar untuk dapat diampuni. Mereka akan dipenuhi oleh perasaan yang men a am a an segala kekurangan mereka, dan apabila mereka mengingat kembali akan hidup mereka, maka akan pudarlah segala harapan mereka Tetapi meng-ingat akan kebesaran rahmat Allah dan pertobatan mere a yang sungguh-sungguh, mereka akan menuntut janji-janji-Nya me a ui is s y^ng diberikan kepada orang-orang berdosa yang tidak ber aya an e a bertobat. Iman mereka tidak akan gagal hanya oleh karena doa mereka tidak segera dijawab. Mereka akan tetap berpegang kepada kuasa Allah, sebagaimana Yakub berpegang kepada Malaikat itu, an asajiwa mereka adalah, “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, ji a engkau tidak memberkati aku.” SPN 231.1
Andai kata Yakub tidak lebih dulu bertobat dari pada dosa di mana ia telah mengambil hak kesulungan itu dengan tipu daya, Allah tidak akan mendengar doanya ataupun dengan penuh rahmat menye ama an hidupnya. Demikian pula di dalam masa kepicikan, jikalau umat Allah masih mempunyai dosa yang belum diakui, dan dosa i u muncu i hadapannya sementara mereka tertekan oleh rasa takut an susa , me reka akan dikalahkan; putus asa akan merusakkan iman mereka, dan mereka tidak mempunyai kepercayaan lagi untuk meminta kelepasan dari Allah. Tetapi sementara mereka dipenuhi oleh satu perasaan yang dalam akan ketidaklayakan mereka, mereka tidak lagi mempunyai dosa yang tersembunyi. Dosa-dosa mereka akan dihapuskan o e ara tebusan Kristus, dan mereka tidak akan dapat mengingatnya lagi. SPN 231.2
Setan menuntun banyak orang untuk mempercayai bahwa Allah tidak akan mempedulikan ketidaksetiaan mereka dalam perkara-perkara yang remeh; tetapi Tuhan menunjukkan dalam perlakuan-Nya terhadap Yakub bahwa bagaimanapun juga Ia tidak dapat membenarkan ataupun membiarkan kejahatan. Semua orang yang berusaha mencari dalih atau menyembunyikan dosa-dosa mereka, dan membiarkan dosa-dosa itu tetap tertera di dalam buku surga, tidak pernah diampuni, akan dikalaan oleh Setan. Lebih tinggi jabatan mereka, lebih tinggi kedudukan yang mereka pegang, maka lebih keji lagi perbuatan mereka itu kepada pemandangan Allah, dan lebih pasti lagi kemenangan musuh besar itu. SPN 231.3
Namun demikian, sejarah hidup Yakub adalah satu jaminan bahwa Allah tidak akan membiarkan begitu saja orang-orang yang telah ditipu ke dalam dosa, tetapi telah kembali kepada-Nya dengan pertobatan yang sejati. Adalah dengan penyerahan diri dan iman yang teguh, bahwa Yaku telah memperoleh apa yang ia telah gagal untuk memperolehnya dengan cara bergumul di dalam kekuatannya sendiri. Dengan demikian Allah telah mengajar hamba-Nya bahwa hanya kuasa dan anugerah Ilahi saja yang dapat memberikan berkat yang diinginkannya itu. Demikian pula akan jadi dengan mereka yang hidup d, dalam zaman akhir. Apabila bahaya-bahaya mengelilingi mereka dan rasa putus asa mencekam jiwa mereka, mereka harus bergantung hanya kepada jasa-jasa penebusan itu. Dengan diri kita sendiri kita tidak dapat berbuat apa-apa Di dalam keadaan kita yang tidak berdaya dan tidak layak kita harus berharap di dalam jasa-jasa Juruselamat yang telah tersalib, dan telah bangkit lagi. Tidak seorang pun akan binasa bilamana mereka berbuat hal ini. Catatan yang panjang dan gelap tentang segala kejahatan kita ada di hadapan mata Allah. Catatan itu lengkap, tidak ada satu pun dari pelanggaran-pelanggaran kita yang terlupakan. Tetapi Ia yang telah mendengar seruan dari pada hamba-Nya di zaman dulu itu, akan mendengar doa yang disertai iman, dan Ia akan mengampuni pelanggaranpelanggaran kita. Ia telah berjanji, dan Ia akan menggenapi firman-Nya SPN 232.1
Yakub telah beroleh kemenangan oleh karena ia mempunyai ketabahan dan tekad. Pengalamannya itu menyaksikan kuasa dari doa yang tekun. Sekaranglah waktunya di mana kita harus mempelajari doa yang menang, dan iman yang tidak pernah menyerah. Kemenangankemenangan yang terbesar bagi gereja Kristus, dan juga bagi orang Kristen secara pribadi bukanlah kemenangan-kemenangan yang diperoleh melalui talenta atau pendidikan, oleh kekayaan atau usa a manusia. Itu adalah kemenangan yang diperoleh dari dalam ruangan di mana kita menghadap ke hadirat Allah, bilamana iman yang teguh dan sungguhsungguh itu berpegang kepada tangan kuasa yang hebat itu. SPN 232.2
Mereka yang tidak mau meninggalkan setiap dosa, dan dengan sungguh-sungguh mencari berkat-berkat Allah, tidak akan memperolehnya. Tetapi semua orang yang mau berpegang kepada janji-janji Allah sebagaimana halnya Yakub, dan bersungguh-sungguh serta tabah seperti dia, akan berhasil sama seperti Yakub telah berhasil. “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah la mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: la akan segera membenarkan mereka.” Lukas 18:7,8. SPN 233.1