Pustaka Roh Nubuat Djilid 1
Tjinta Kepada Dunia
Saja melihat bahwa orang-orang jang mendapat kemakmuran jang demikian dapat membantutkan tipu-daja Setan kalau mereka mau mengalahkan kelobaan kekikirannja oleh menjerahkan segala kepunjaan mereka pada mezbah Tuhan. Dan apabila mereka melihat dimana wang diperlukan untuk memadjukan pekerdjaan kebenaran serta membantu orang djanda, anak piatu, dan jang kena aniaja, mereka harus memberikan dengan suka hati dan dengan demikian menjimpan hartanja didalam sorga. PN 41.1
Dengarkanlah nasihat Saksi Jang Benar itu. Belilah emas jang telah disutjikan dalam api, supaja boleh engkau mendjadi kaja, dan lagi pakaian putih, supaja engkau berpakai-pakai dan supaja djangan kelihatan malu ketelandjanganmu; dan lagi sapukanlah matamu dengan tjelak, supaja boleh engkau nampak. Adakanlah sesuatu usaha. Segala harta jang indah-indah ini tidak akan djatuh atas kita kalau kita tidak berusaha. Kita mesti membeli — “hendaklah radjin engkau dan bertobat” dari keadaan kita jang suam itu. Kita mesti terdjaga melihat segala kesalahan kita, mentjahari segala dosa kita, dan bertobat daripadanja dengan segala ketekunan. PN 41.2
Saja melihat bahwa saudara-saudara jang mempunjai hartabenda ada mempunjai pekerdjaan jang harus dibuatnja untuk melepaskan diri dari segala kekajaan dunia ini serta mena’lukkan kasihnja kepada dunia. Banjak diantaranja tjinta kepada dunia ini, tjinta kepada hartanja, tetapi masih tetap tidak mau melihat keadaannja jang demikian itu. Haruslah mereka itu radjin dan bertobat daripada kelobaan kikirnja, supaja tjinta kebenaran itu boleh menelan segala sesuatu. Saja melihat bahwa banjak diantara jang mempunjai kekajaan akan lalai dalam membeli emas itu, pakaian putih serta tjelak mata. Keradjinan mereka tidaklah disertai kehangatan dan kesungguhan sebanding dengan nilai tudjuan jang sedang ditjaharinja. PN 41.3
Saja melihat orang-orang ini sedang berdjuang untuk mendapat harta-harta dunia; alangkah besarnja keradjinan mereka itu, betapa tekunnja, dan betapa besar tenaga jang dikerahkan untuk memperoleh harta dunia jang tidak lama lagi akan lalu! Betapa tadjam perhitungan jang diadakannja! Mereka membikin rentjana dan bekerdja keras dari pagi-pagi hari sampai djauh malam, dan mengorbankan segala kesenangan dan waktunja jang lapang untuk mentjahari harta dunia. Keradjinan jang serupa itu pada pihak mereka untuk memperoleh emas, pakaian putih, dan tjelak mata akan mendatangkan segala harta jang diingini itu serta hidup kepada mereka, hidup jang kekal dalam keradjaan Allah. Saja melihat bahwa kalau kiranja sesuatu orang perlu mendapat tjelak mata, orang jang demikian adalah jang mempunjai harta-harta dunia. Banjak diantaranja buta kepada keadaan mereka sendiri, buta kepada pegangannja jang teguh atas dunia ini. Aduh, kalau kiranja mereka dapat melihat ! PN 41.4
“Bahwasanja Aku ada berdiri dipintu sambil mengetok. Kalau barang seorang mendengar suaraKu dan membukai Aku pintu, nistjaja Aku akan masuk kedalam mendapatkan dia dan makan sehidangan dengan dia dan ia pun dengan Aku.” Wahju 3 : 20. Saja melihat bahwa banjak orang ada menimbunkan begitu banjak sampah dipintu hatinja, sehingga mereka tidak dapat membuka pintu itu. Sebahagian orang ada mempunjai berbagai kesukaran diantara dirinja sendiri dengan saudara-saudaranja jang harus dibuangkan. Sebahagian ada mempunjai perangai jang djahat, kelobaan jang kikir untuk dibuangkan sebelum mereka dapat membuka pintu itu. Sebahagian telah menggulingkan dunia dihadapan pintu hatinja, hal mana ada mendjadi palang pada pintu. Segala sampah ini mesti dibuangkan, maka baharulah mereka dapat membuka pintu dan menerima Djuruselamat itu masuk. PN 42.1
Aduh, alangkah indahnja perdjandjian ini, sebagaimana jaitu ditundjukkan pada saja dalam chajal! “Aku akan masuk kedalam mendapatkan dia dan makan sehidangan dengan dia, dan ia pun dengan Aku.” Wahai tjinta, tjinta Allah jang adjaib! Meskipun kita suam dan penuh dosa-dosa Dia bersabda: “Hendaklah engkau kembali kepadaKu, dan Aku akan kembali kepadamu, maka Aku akan menjembuhkan kamu daripada segala sesatanmu.” Malaikat itu mengulangkan perkataan ini sampai tiga kali. “Hendaklah engkau kembali kepadaKu, dan Aku akan kembali kepadamu, maka Aku akan menjembuhkan kamu daripada segala sesatanmu.” PN 42.2
Saja melihat, ada djuga jang kembali dengan segala senang hati. Jang sebahagian lagi tidak mau membiarkan pekabaran kepada sidang Laodikea itu mena’lukkan hatinja. Mereka mau menggelintjir dengan tiada banjak obahnja seperti dahulu, dan akan diludahkan keluar dari mulut Tuhan. Hanja orang jang bertobat dengan sungguh akan berkenan kepada Tuhan. PN 42.3
“Kepada orang jang menang Aku akan memberi ia duduk dengan Aku diatas arasjKu, sebagaimana Aku pun telah menang dan ada duduk dengan Bapaku diatas arasjNja.” Wahju 3 :21. Kita dapat menang. Ja, menang sungguh, sepenuh-penuhnja. Tuhan Isa telah mati untuk menjediakan djalan kelepasan bagi kita, supaja kita dapat mengalahkan segala perangai jang djahat, segala dosa, segala pentjobaan dan pada achirnja duduk bersama-sama dengan Dia. PN 42.4
Pada kita adalah kesempatan jang luar biasa untuk mendapat pertjaja dan keselamatan. Kuasa Allah belumlah berkurang. Saja melihat bahwa kuasa Tuhan akan diberikan dengan limpahnja sama seperti dahulu. Geredja Tuhanlah jang telah kehilangan pertjaja untuk minta kuasa itu, kehilangan tenaga untuk merebut, seperti telah dibuat oleh Jakub dengan berseru: “Tidak Engkau kulepaskan sebelum Engkau memberkati aku.” Kedjadian 32 : 26. Pertjaja jang kekal makin banjak berkurang. Hal ini mestilah dihidupkan kembali dalam hati umat Tuhan. Tuntutan akan berkat Allah itu mesti diadakan kembali. Pertjaja, pertjaja jang hidup, selalu membawa kita naik kepada Allah dan kemuliaan; keadaan jang tak beriman membawa kebawah kedalam kegelapan dan kebinasaan. PN 42.5