Goeroe Indjil

23/137

PENGA'LAMANNJA JAHJA PEMBAPTIST

Adapoen Jahja Pembaptist dalam hidoepnja dipadang belantara soedahlah diadjar oleh Allah. Dia peladjari kenjataan Allah dalam kedjadian. Dengan pimpinan Roh Soetji, dia peladjari toelisan-toelisan dari nabi-nabi. Siang dan malam, al-Maseh itoelah jang mendjadi peladjaran dan kenang-kenangannja sehingga pikiran dan hati dan djiwanja soedah penoeh dengan penglihatan jang moelia. GI 74.3

Dia memandang kepada Radja dalam kemoeliaannja, dan mengetahoei dirinja sendiri tidak sanggoep dan lajak. Bahwa pekabaran Allahlah jang dia akan njatakan. Dia akan berdiri dalam koeasa dan kebenaran Allah. Dia sedia akan pergi sebagai pesoeroeh Allah dengan tidak merasa kedar, karena dia soedah melihat Kesoetjian. Dia boleh berhadapan sama radja doenia dengan ta'oesah takoet, karena dengan ketakoetan dia soedah sembah soedjoed dihadapan Radja sekalian radja. GI 74.4

Boekannja Jahja memberikan pekabarkannja dengan soeal-soeal atau bahasa jang tjerdik. Dengan mengedjoetkan, keras, tetapi berisi pengharapan, soearanja soedah kedengaran dari padang belantara, “Tobatlah kamoe, karena keradjaan soerga soedah hamper.” 4 Dengan satoe koeasa jang baroe dan asing, pekabaran itoe menggerakkan orang banjak. Semoea bangsa itoe tergerak. Orang banjak datang kepadang belantara. GI 75.1

Orang-orang peladang dan pemoekat-pemoekat ikan dari keliling negeri; serdadoe-serdadoe orang Roem dari tangsinja radja Herodes; penghoeloe-penghoeloe bangsa jang berpedang sedia akan memadamkan kalau keroesoehan ada; pemoengoet tjoekai jang kikir dari pada roemahnja; dan imam-imam jang berpakaian kebesaran dari pada rapat Sanhedrim,—semoeanja mendengar dengan keheranan; dan semoea, meskipoen orang Parisi dan Sadoeki pengolok-olok itoe soedah poelang dengan berdiam diri karena ditempelakkan dosanja. Radja Herodes jang tjongkak dan djahat itoe, jang soedah mendengar pekabaran itoe dalam istananja soedah ketakoetan oleh panggilan kepada pertobatan. GI 75.2

Dalam zaman ini sebeloem kedatangan Toehan Isa dalam awan, pekerdjaan sematjam jang diperboeat oleh Jahja mesti dikerdjakan. Allah memanggil orang-orang akan sediakan satoe bangsa jang boleh berdiri dalam hari jang hebat itoe. Pekabaran jang mendahoeloei pekerdjaan al-Maseh, ialah, Bertobatlah kamoe pemoengoet tjoekai dan orang berdosa; bertobatlah kamoe Parisi dan Sadoeki; “tobatlah kamoe, karena keradjaan soerga soedah dekat.” Sebagai satoe bangsa jang pertjaja dalam kedatangan al-Maseh jang lekas, kita ada satoe pekabaran jang akan dimashoerkan,—“Hendaklah kamoe sedia akan bertemoe dengan Allahmoe.”5 GI 75.3

Pekabaran kita mesti sebagai tadjamnja pekabaran Jahja. Dia soedah tegoer radja-radja karena kedjahatannja. Meskipoen dia tahoe jang djiwanja ada dalam bahaja, dia tidak merasa segan akan menjatakan perkataan Allah. Dan pekerdjaan kita dalam zaman ini poen mesti diperboeat dengan setia sebagai diperboeatnja. GI 76.1

Akan memberikan pekabaran sebagai jang diberikan oleh Jahja, kita mesti mempoenjai satoe penga'laman jang soetji sebagai dia. Pekerdjaan jang sematjam itoe mesti lebih doeloe dikerdjakan dalam kita, jaitoe, kita mesti memandang Allah, dan dalam pemandangan itoe kita mesti hilang diri kita. GI 76.2

Jahja memang berketjelaan sebagai manoesia jang lain; tetapi oleh sebab oerapan dari soerga maka dia soedah dioebahkan. Kemoedian sesoedah pekerdjaan al-Maseh dimoelai, moerid-moeridnja Jahja datang kepadanja bersoengoet-soengoet karena semoea orang soedah mengikoeti Goeroe jang baroe itoe. Jahia toendjoekkan pengertiannja jang terang tentang perhoeboengannja dengan Messias itoe, dan bagaimana poela Jahja bergirang hati menerima Dia sesoedah djalannja ada disediakan olehnja. GI 76.3

“Maka sahoet Jahja: Bahwa seorang poen tiada jang dapat mengambil barang soeatoe perkara, djikalau tidak dikaroeniakan kepadanja dari soerga. Kamoe sendiri djoega mendjadi saksi, bahwa katakoe: Boekan akoe ini al-Maseh, melainkan akoe disoeroehkan dahoeloe dari padanja. Adapoen jang empoenja penganten perempoean, jaitoe mempelai laki-laki, tetapi sahabat mempelai, jang berdiri menengar akan dia itoe poen bersoekatjita hatinja, sebab ia menengarkan boenji soeara mempelai itoe; demikian poen kesoekaankoe telah sempoernlah. Patoet ia djoega bertambah-tambah, tetapi akoe ini akan berkoerang-koerang.”6 GI 77.1

Memandang kepada Djoeroeselamat itoe dalam pertjaja, Jahja soedah hampakan diri. Dia tidak tjoba tarik orang kepada dirinja, melainkan mengangkat pikiran mereka itoe lebih tinggi sehingga dia orang berhenti dalam Domba Allah. Dia hanjalah satoe soeara dalam padang belantara. Sekarang dengan soeka tjita dia menerima kesoenji-senjapan dan ketiadaan soepaja semoea mata boleh memandang kepada Terangnja kehidoepan. GI 77.2

Semoea orang jang setia kepada djawatannja sebagai soeroehan Allah, tidak akan mentjari kehormatan bagai dirinja. Diri akan tertelan dalam ketjintaan sama al-Maseh. Dia orang akan mengenal bahwa pekerdjaannja ialah soepaja berseroe sebagai Jahja Pembaptist, “Lihatlah anak domba Allah, jang menghapoeskan dosa doenia ini.” 7 GI 77.3

Djiwanja nabi jang sangkalkan diri ini soedah dipenoehi oleh terang kesoetjian. Dalam perkataan jang hampir sama dengan perkataan al-Maseh sendiri, dia menjaksikan kemoeliaan Djoeroeselamat itoe. “Adapoen jang toeroen dari atas Ia lebih dari semoeanja; jang dari pada doenia ini, jaitoe seperti doenia djoega adanja dan ia poen berkata-kata dari doenia; tetapi jang toeroen dari soerga jaitoe lebih dari semoeanja.” “Karena orang jang telah disoeroehkan Allah jaitoe mengatakan sabda Allah.”8 GI 78.1

Dalam kemoeliaan al-Maseh ini semoea pengikoetnja akan mendapat bahagian. Disitoelah Djoeroeselamat itoe boleh berkata “Karena boekan Akoe menoentoet kehendak dirikoe, melainkan kehendak Bapa djoega jang telah menjoeroehkan dakoe.” 9 Dan Jahja soedah njatakan “Sebab dikaroeniakan Allah kepadanja Roh dengan tiada perhinggaan.” Begitoelah dengan pengikoet-pengikoetnja al-Maseb. Kita bisa menerima terang dari soerga asal sadja kita menjangkal diri. Kita bisa mengenal tabiat Allah, dan menerima al-Maseh dengan pertjaja, hanja oleh membawa kepada tawanan tiap-tiap kepikiran akan menoeroet al-Maseh. Dan kepada semoea orang jang berboeat begini nanti diberikan Roh Soetji dengan tiada perhinggaan. “Karena dalam Dia djoega adalah diam segala kesem- poernaan Allah lembagaan. Maka kamoe poen sempoerna dalam Dia.” 10 GI 78.2

* * * * *

Hidoepnja Jahja boekanlah disia-siakan dalam kemalasan, dalam hidoep jang soeram, atau dalam hidoep pertapaan. Dalam waktoe jang berganti-ganti dia selaloe pergi bertjampoer gaoel dengan orang banjak; dialah satoe orang jang soeka sekali perhatikan segala masa jang terdjadi dalam doenia. Dari pada tempat jang soenji itoe dia mengamat-amati segala kenjataannja jang terdjadi. Dengan chajal jang diterangi oleh Roh Soetji, dia peladjari tabiat-tabiat manoesia soepaja dia mengerti bagaimana dia boleh mendjoempai hati mereka itoe dengan pekabaran dari soerga. Keberatan pekerdjaannja adalah tertanggoeng olehnja. Dalam kesoenjian, oleh berpikir-pikir dan minta do'a, dia tjari kekoeatan bagai djiwanja dalam pekerdjaan jang dihadapannja. GI 79.1