Goeroe Indjil
MELAWAT SENDIRI
Dalam pekerdjaannja banjak pendeta ada terdapat terlaloe banjak berchotbah dan terlaloe sedikit pekerdjaan mentjapai hati. Lebih perloe sekarang pekerdjaan melawat sendiri boeat djiwa-djiwa. Dalam perasaan Masehi haroeslah pendeta itoe datang lebih dekat sama tiap-tiap orang, dan tjari djalan akan membangoenkan perhatiannja dalam barang-barang jang berhoeboeng dengan hidoep kekal. Hati mereka itoe boleh djadi sebagai kerasnja djalan batoe, dan boleh djadi kelihatan sebagai sia-sia akan mentjoba menghadapkan al-Maseh kepadanja; akan tetapi meskipoen pertoetoeran bahasa tidak menggerakkan, dan keterangan jang keras tidak berkoeasa akan menentoekannja, maka tjintanja al-Maseh jang ditoendjoekkan dalam pekerdjaan melawat sendiri itoe boleh melembekkan hati jang keras soepaja benih kebenaran itoe boleh beroerat dalamnja. GI 261.1
Pekerdjaan indjil lebih berarti dari pada berchotbah sadja tetapi mengertinja ialah pekerdjaan sendiri jang tekoen. Geredja dalam doenia ini ada terdiri dari pada orang-orang laki-laki dan perempoean jang bersalah, jang perloe didjoempai dengan oesaha jang sabar, soepaja dia orang boleh dididik dan diatoerkan akan bekerdja dengan penerimaan dalam hidoep ini, dan dalam hidoep jang akan datang dimahkotai dengan kemoeliaan dan hidoep kekal. Gembala-gembala jang setia sangat perloe, jaitoe jang tidak maoe mengambil-ambil hatinja oemat Toehan, atau berlakoe dengan kasar kepada mereka itoe, melainkan jang maoe memberi dia orang makan roti kehidoepan,—orang-orang jang merasa tiap-tiap hari dalam koeasanja Roh Soetji jang mengoebahkan itoe, dan orang-orang jang rindoe sama satoe tjinta jang koeat dan boekan tama' sama orangorang jang hendak ditolongnja. GI 261.2
Bagai gembala pembantoe jang bertemoe sama perlawanan, kebentjian, kedengkian, dan tjemboeroean dalam geredja itoe, adalah satoe pekerdjaan jang haroes disertai dengan kebidjaksanaan; dan perloelah dia bekerdja dalam rohnja al-Maseh akan mengatoerkan semoea hal dalam kebaikan. Nasihat jang setia patoet diberikan, dosa-dosa ditegoerkan, jang salah dibetoelkan menoeroet pekerdjaannja pendeta itoe dalam mimbar dan pekerdjaannja seperti seorang dengan seorang. Boleh djadi hati jang tersesat itoe tidak setoedjoe sama pekabaran itoe, serta menoedoeh dan menjalahkan pendeta itoe. Akan tetapi biarlah dia ingat, “Tetapi hikrnat jang dari atas pertama-tama jaitoe soetji, kemoedian soeka ia akan perdamaian dan lagi ia sopan dan senang diichtiarkan dan penoeh dengan belas kasihan dan boeah-boeah jang baik dengan tidak membedakan seorang dengan seorang dan tidak poela ia berpoerapoera.”1 GI 262.1
Pekerdjaan soeroehan indjil itoe ialah akan “memberi keterangan kepada mereka itoe sekalian akan hal perolehan rahasia jang dari pada awal zaman terselindoeng dalam Allah.”2 Ka- dji-bidjimoe pada pagi hari dan djangan lepaskan lau satoe orang jang masoek pekerdjaan ini memilih bahagian jang gampang, serta poeaskan hatinja dengan chotbah sadja, dan meninggalkan pekerdjaan melawat itoe diperboeat orang lain, maka pekerdjaannja tiadalah diterima oleh Allah. Djiwa-djiwa jang hendak diteboes oleh al-Maseh sedang mati karena koerang pekerdjaan melawat jang beratoer; dan dia telah berboeat pilihan jang salah dalam pekerdjaannja, karena sesoedah masoek pekerdjaan indjil, dia enggan berboeat lawatan jang perloe sama kawanan kambing-domba itoe. GI 262.2
Pendeta itoe mesti sedia akan memadjoekan pekerdjaan Allah, baik pada masa jang senang dan baik pada masa jang soekar. Akan mengadjarkan perkataan atas “baik pada masa senang” ialah berdjaga-djaga dalam roemah dan waktoe sembahjang, pada waktoe kapan orang-orang membitjarakan hal agama. Dan akan mengingatkan orang “baik pada masa jang soekar” ialah selaloe sedia baik dalam roemah tangga, diladang, dilorong, tengah djalan, akan menarik hati orang banjak dalam satoe djalan jang baik kepada hal-hal jang besar dalam al-Kitab, dengan roh jang lemah lemboet dan hidoep, serta mengadjak mereka itoe kepada permintaannja Allah. Banjak waktoe jang begitoe soedah terboeang, karena orang-orang berpikir hal itoe ada masa jang soekar. Tetapi siapa tahoe kalau djempoetan jang berboedi itoe boleh gerakkan sesoeatoe perasaan? Adalah tertoelis, “Taboerkanlah bi- tanganmoe dari padanja pada petang, karena tidak engkau tahoe mana jang djadi betoel entah ini, atau itoe, atau kedoeanja sama baik djadinja.”3 Boleh djadi dia jang menaboerkan benih kebenaran itoe mengandoeng satoe hati jang berdoeka, dan kadang-kadang oesahanja kelihatan sebagai sia-sia. Tetapi kalau dia setia dia nanti melihat boeah-boeah pekerdjaannja; karena Perkataan Allah ada menerangkan, “Orangjang mengandoeng bidji-bidjian jang hendak ditaboerkan itoe, ia poen berdjalan sambil menangis, tetapi sesoenggoehnja ia akan kembali kelak sambil bersoerak-soerak sambil memikoel berkasberkasnja.”4 GI 263.1