Goeroe Indjil
GEMBALA JANG BAIK
Al-maseh, toeladan besar bagai semoea pendeta-pendeta, roepakan dirinja dengan satoe gembala. “Akoelah gembala jang baik,” katanja menerangkan; “Ia memberikan djiwanja karena segala kambing itoe.” “Bahwa Akoelah gembala jang baik; Akoe kenal akan segala jang Akoe poenja. Seperti Bapa kenal akan Dakoe dan Akoe poen kenal akan Bapa. Maka Akoe menjerahkan djiwakoe karena segala kambing itoe.”1 GI 255.2
Sebagai satoe gembala doenia mengenal kambing-kambingnja, begitoe djoega Gembala jang soetji itoe mengenal kawanan kambingnja jang bertjerai-berai didoenia ini. “Adapoen akan kamoe, hai segala kambingkoe, hai kambing jang koegembalakan, kamoelah manoesia, maka Akoe ini Allahmoe, demikianlah sabda Toehan Hoewa!”2 GI 255.3
Dalam peroempamaan kambing jang hilang, maka gembala itoe pergi keloear akan mentjari kambingnja jang satoe itoe,—jang terketjil dari pada hitoengan. Sesoedah tahoe bahwa satoe dari pada kambingnja ada hilang dia boekan berlengah melihat kawanan kambing jang selamat itoe, serta berkata, Saja masih ada sembilan poeloeh;embilan, dan akan mentjari jang hilang itoe tentoe akan meroegikan saja. Biarlah dia datang kembali, dan saja nanti boeka pintoe kandang kambing dan biarkan dia masoek. Tidak; karena sesoedah kambing itoe sesat lantas gembala itoe penoeh doeka-tjita dan bimbang. Ditinggalkannja jang sembilan poeloeh sembilan tadi akan mentjari jang tersesat itoe. Meskipoen bagaimana lama dan memenatkan waktoe mentjari itoe, dia boekan berlalai sampai jang hilang itoe soedah dapat. GI 255.4
Betapa senang hatinja mendengar teriakannja jang djaoeh itoe! Mengikoeti soeara itoe, didakinja poentjak boekit; didekatinja pinggir tebing jang tjoeram dan berbahaja itoe. Begitoelah dia mentjari, sedang soeara teriak tadi makin lama, makin lemah, tanda mengatakan bahwa kambingnja sedang sedia akan mati. GI 256.1
Sesoedah dapat, disoeroehnjakah jang tersesat itoe akan mengikoeti dianja? Digertak, dipoekoeli, atau dihalaukannjakah dia dihadapannja, serta ingat kesoesahan dan kesoekaran jang ditempoehnja oleh lantarannja? Tidak; tetapi diletakkannja kambing jang lemas itoe dibahoenja, dan dengan hati girang sebab oesahanja boekan sia-sia, maka kembalilah dia kepada kandang kambingnja. Kesoekaan hatinja adalah dioendjoekkan oleh njanjian kesoekaannja. “Dan setelah sampai ia keroemahnja dipanggilnja segala sahabatnja dan orang sekampoengnja berhimpoen laloe katanja kepada mereka itoe: Hendaklah kamoe bersoeka-soeka dengan akoe; karena telah koedapat poela kambingkoe jang hilang itoe.” GI 256.2
Begitoelah apabila Gembala jang Baik itoe mendapat orang berdosa, maka soerga dan doenia poen adalah bersatoe dalam kesoekaan dan sjoekoer. “Demikian akan ada kesoekaan dalam soerga karena sebab seorang orang-berdosa jang bertobat lebih dari karena sembilan poeloeh sembilan orang benar, jang ta'bergoena tobat kepadanja.”3 GI 257.1
Bahwa dibawahnja Gembala jang Besar itoe adalah gembala-gembala pembantoe, jang diwakilkan akan mendjaga kambing dan dombanja. Pekerdjaan jang pertama jang diberikan kepada rasoel Petroes, sesoedah dikembalikannja dia kepada pekerdjaan indjil, ialah akan menggembalakan kawan kambing itoe.4 Inilah satoe pekerdjaan dimana rasoel Petroes hanja baharoe beroleh sedikit pendapatan. Karena dalam pekerdjaan itoe perloelah pendjagaan dan kelemahlemboetan jang besar, banjak sabar dan ketekoenan. Dipanggilnja dia akan melajani anakanak dan pemoeda-pemoeda, dan kepada orang orang jang masih moeda dalam pertjaja, akan mengadjar orang jang bodoh, akan memboeka alKitab kepadanja, dan akan mendidik dia orang boeat kegoenaan dalam pekerdjaan al-Maseh. Sampai kesitoe Petroes beloemlah lajak sama pekerdjaan itoe, atau meskipoen akan mengerti kepentingannja. GI 257.2
Pertanjaan jang ditoendjoekkan al-Maseh sama Petroes ada mengandoeng arti jang penting. Diseboetkannja hanja satoe keperloean jang menentoekan djadi moerid dan masoek pekerdjaan- nja, “Kasihkah engkau akan dakoe?” katanja. Inilah keperloean jang penting. Meskipoen Petroes beroleh keperloean jang lain-lain, tetapi kalau tidak tjinta al-Maseh maka dia tidak boleh djadi satoe gembala jang setia diatas kawanan kambing Toehan. Pengetahoan, kemoerahan, kepandaian bitjara, sjoekoer, dan oesaha, memang pertolongan jang perloe dalam pekerdjaan jang baik; akan tetapi dengan tidak berisi tjinta Isa dalam hati, sia-sialah pekerdjaannja satoe soeroehan Masehi itoe. GI 257.3
Bahwa pengadjaran jang diberikan al-Maseh kepadanja ditepi tasik Galilea itoe, soedah dibawa oleh Petroes selama hidoepnja. Dengan pimpinannja Roh Soetji dia soedah toeliskan perkataan ini kepada geredja-gerdja itoe: GI 258.1
“Maka kepada segala toea-toea, jang diantara kamoe, akoe memberi nasihat, sebab akoe ini poen seorang toea-toea dan saksi akan perkara sengsara al-Maseh dan lagi akoe poen beroleh bahagian dari pada kemoeliaan jang akan dinjatakan. Hendaklah kamoe menggembalakan kawan kambing Allah, jang diantara kamoe itoe, dan menoenggoei dia. Djangan dengan dipaksa, melainkan dengan karidlaan hatimoe; djangan dengan menoentoet laba jang kedji, melainkan dengan segala soeka hatimoe; djangan seperti toean-toean atas bahagian poesaka itoe, melainkan hendaklah kamoe djadi soeatoe toeladan bagai kawan kambing itoe. Maka apabila kelihatanlah Penghoeloe gembala itoe, kamoe akan beroleh mahkota kemoeliaan, jang tidak akan lajoe.”5 GI 258.2
Kambing jang tersesat dari pada kandang itoelah machloek jang tiada berdaja sekali. Ia mesti ditjari; karena dia tidak bisa balik kembali. Begitoe djoega dengan djiwa jang soedah bertjarai djaoeh dari Allah; dia tiada berdaja sebagai kambing jang hilang itoe; dan kalau sadja tjinta soerga tidak datang akan menolongnja, sekali-kali dia tidak bisa datang kembali kepada Allah. Kalau begitoe haroeslah gembala pembantoe itoe mentjari djiwa-djiwa jang hilang dengan segala sajang, doeka-tjita, dan tekoen! Haroeslah dia menahan segala penjangkalan, kesoesahan, dan kesoekaran! GI 259.1
Perloe sekali sama gembala-gembala jang maoe mentjari jang hilang dan tersesat dengan pimpinannja Penghoeloe gembala itoe. Hal ini mesti menahan kesoekaran dan kesoesahan. Ia mesti mengadjar dengan lemah lemboet sama orangorang jang bersalah, satoe kasih dan sabar jang soetji. Ia mesti beroleh satoe telinga jang bisa dengar sama segala oelangan perboeatan jang salah, jang hina, dan dari hal kepoetoesan harap dan sengsara. GI 259.2
Roh gembala jang benar ialah penjangkalan diri. Dia hilangkan dirinja soepaja dia boleh mengerdjakan pekerdjaan Allah. Dengan chotbah dan oleh pelawatan sendiri dalam roemah-roemah tangganja orang banjak, dipeladjarinja dari hal keperloeannja, doeka-tjitanja, dan pentjobaannja; dan, oleh sama bekerdja dengan Toehan, dia akan toeroet menanggoeng kesoesahannja, menghiboerkan dia orang dalam kesoesahannja, memenoehi kelaparan hatinja, dan menawan hati mereka itoe kepada Allah. Dalam pekerdjaan ini, maka pendeta itoe adalah ditolong oleh malaekat-malaekat soerga, dan dia sendiri adalah dididik dan diterangi dalam kebenaran jang memberikan boedi sampai kepada keselamatan. GI 259.3
* * * * *
Dalam pekerdjaan kita, pekerdjaan masingmasing itoe nanti berboeat lebih banjak dari pada jang dikira. Karena kekoerangan inilah sebab djiwa-djiwa itoe hilang. Satoe djiwa tiadalah terhitoeng harganja; Golgata sadja jang boleh mengirakan harganja. Satoe djiwa jang ditangkap kepada al-Maseh, nanti mendjadi satoe perkakas menangkap jang lain. Maka dengan begitoe akan bertambahlah oesahanja berkat dan keselamatan. GI 260.1