Karunia Nubuat Dalam Alkitab Dan Sejarah
Ringkasan dan Kesimpulan
Perbedaan teologis antara wahyu dan inspirasi bermanfaat untuk diskusi dan analisis topik, tetapi tidak sepenuhnya benar terhadap Alkitab. Para penulis Alkitab tampaknya tidak demikian telah membuat perbedaan seperti itu. Mereka berbicara tentang Roh Kudus yang membawa/membimbing para nabi sepanjang seluruh proses yang kita sebut wahyu/inspirasi. Doktrin wahyu/inspirasi yang secara radikal membedakan antara keduanya memisahkan apa yang disatukan Alkitab. KN 122.1
Dalam proses wahyu/inspirasi, Allah merendahkan diri dan mengadaptasi pikiran-Nya yang tak terbatas dengan pikiran, pola pikir, dan bahasa para nabi. Sesuatu yang luar biasa dan misterius terjadi dalam benak para nabi ketika pikiran Ilahi bersentuhan dengan pikiran manusia. Tindakan merendahkan diri Ilahi ini menetapkan bahwa dalam proses wahyu/inspirasi, Allah dan manusia bekerja bersama. Namun hasil akhirnya adalah Firman Allah. Setiap dikotomi radikal antara pikiran dan kata-kata mendistorsi proses pewahyuan/inspirasi alkitabiah. Terlepas dari kenyataan bahwa kata-kata itu tidak diilhami, Roh Kudus terus membimbing para nabi ketika mereka menyampaikan pekabaran kepada para pendengar mereka. Kata-kata itu tidak diilhami dalam arti bahwa Allah sedang mengomunikasikan pesan-Nya, bukan dalam bahasa-Nya sendiri, tetapi dalam bahasa dan kosakata para nabi. Pikiran Ilahi diwujudkan dalam bahasa, tata bahasa, dan ekspresi budaya penulis. Tetapi bahkan dalam proses itu, Allah membimbing para nabi agar mereka menggunakan kemampuan kognitif dan kemampuan bahasa mereka yang terbaik dalam mengomunikasikan pekabaran itu. Dengan demikian kepercayaan dan keandalan pekabaran tersebut ditegaskan kembali secara Ilahi dalam bentuk lisan atau tertulis. KN 122.2
Fenomena Kitab Suci mengungkapkan bahwa dalam proses wahyu/inspirasi Allah dapat memimpin nabi, melalui Roh Kudus, untuk memilih dan mengadaptasi bahan-bahan dari sumber-sumber yang berisi informasi yang menyediakan data atau bahasa yang bermanfaat bagi penulis Alkitab. Apa yang awalnya bukan wahyu Ilahi, sekarang melalui proses revisi dan adaptasi, dipersatukan di bawah bimbingan Roh ke dalam tubuh materi yang diungkapkan. Ucapan manusia telah menjadi Firman Allah. KN 122.3