Karunia Nubuat Dalam Alkitab Dan Sejarah
Perbedaan di antara Para Nabi
Ada juga perbedaan di antara para nabi sejati, tetapi perbedaan ini tidak memengaruhi otoritas dan pekabaran mereka. KN 84.1
Pertama, ada perbedaan gender. Banyak nabi adalah pria, dan beberapa wa-nita. Kedua kelompok diterima baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Sekalipun orang menolak pekabaran mereka, Alkitab akan tetap menganggap para nabi ini sebagai utusan Allah yang sejati. KN 84.2
Kedua, beberapa nabi menyampaikan pekabaran lisan saja, sementara sisanya secara tertulis. Beberapa materi tertulis menjadi buku-buku Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan karenanya menjadi bagian dari kanon Alkitab; pekabaran lain tidak. Jika prasasti dan kanonisasi tidak terjadi, keandalan pekabaran kenabian tidak terpengaruh, dan nabi tidak dijadikan nabi kelas dua. Sumber pekabaran itu masih dari Tuhan. Namun, aksesibilitas pekabaran mereka lebih terbatas untuk khalayak lain dan generasi selanjutnya. KN 84.3
Ketiga, jenis pekabaran mereka berbeda. Beberapa nabi menulis buku sejarah dan hukum, yang lain sastra hikmat, yang lain surat ke jemaat-jemaat serta individu-individu, dan yang lain lagi literatur kenabian. Bahkan literatur kenabian datang dalam dua kategori utama, yang disebut nubuatan klasik dan nubuatan apokaliptik, seperti yang ditemukan dalam Daniel dan Wahyu. 108 Ini berarti bahwa beberapa nabi mengembangkan sketsa sejarah manusia dalam garis besar, dari zaman mereka sampai akhir, sementara yang lain lebih berfokus pada peristiwa dan tantangan saat ini. Bergantung pada situasi pendengar mereka, beberapa nabi, lebih dari yang lain, mungkin telah dipanggil untuk menegur, memperingatkan, dan menasihati orangorang dan menyerukan kesadaran diri, kembali kepada Tuhan, dan perilaku yang adil dan berbelas kasih. Itu membuat perbedaan jika seseorang harus menulis ke jemaat seperti Smirna atau jemaat Laodikia (Why. 2:8—11 dan 3: 14—22). KN 84.4
Keempat, beberapa nabi mungkin lebih dihargai oleh orang-orang sezamannya dan karena itu, secara manusiawi, mungkin lebih berhasil daripada yang lain selama masa hidup mereka. Kadang hati orang-orang mengeras, sementara di waktu lain mereka lebih terbuka dan mau menerima. Itu akan berarti bahwa para nabi peka terhadap situasi keagamaan, politik, dan sosial pada saat mereka berada. Namun, ketika Tuhan berbicara kepada situasi tersebut, situasi sosial budaya ini tidak mengubah pesan kenabian dalam arti bahwa penyampaian nabi dilakukan tidak sesuai dengan maksud Ilahi. KN 85.1