Karunia Nubuat Dalam Alkitab Dan Sejarah
Ringkasan
Hasil penelitian kami sejauh ini dapat disimpulkan sebagai berikut: KN 66.1
1. Nubuatan adalah topik penting dalam Perjanjian Baru. Itu ada hubung-annya dengan wahyu Tuhan dan Ilahi-Nya sendiri dan upaya Tuhan untuk ber-komunikasi melalui para nabi dengan manusia, terutama dengan anak-anak-Nya. KN 66.2
2. Para nabi yang disebutkan dan dijelaskan dalam Perjanjian Baru adalah para nabi Perjanjian Lama, Nabi Perjanjian Baru, dan Yesus sebagai nabi par excellence. Di dalam Dia, jabatan nabi mencapai klimaksnya. KN 66.3
3. Dalam surat Paulus, para nabi dihubungkan dengan topik eklesiologi. Pelayanan para nabi adalah salah satu karunia rohani. “Faktanya, nubuatan adalah satu-satunya yang konstan dalam ‘daftar’ karismata Paulus (1 Korintus 12: 8-11, 28-30; 13:1-2; Rm. 12: 6-8).” 28 Nubuatan adalah salah satu karunia kepemimpinan. Gereja “dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru” (Ef. 2:20). Karena itu, para nabi memiliki pelayanan dasar. KN 66.4
4. Para nabi dapat pria atau wanita. “ Kehadiran dan kegiatan mereka tersebar luas (lih. Kis. 20:23 dan 21: 10, 11) .... Mereka bekerja dalam struktur gereja.” 29 KN 66.5
5. Pekabaran para nabi sejati datang baik dalam bentuk lisan (lihat Agabus) dan dalam bentuk tertulis (lihat Yohanes dan Wahyu). Bentuk nubuat tertulis dapat berupa kanonik atau non-kanonik. Lihat Surat Kedua Paulus kepada orangorang Tesalonika sebagai contoh nubuatan kanonik dan surat Paulus kepada orang-orang Laodikia-Kolose 4: 16-sebagai contoh nubuatan non-kanonik. 30 Jelas, nubuat non-kanonik datang dari seorang nabi sejati sama otoritatifnya dengan pekabaran lisan para nabi. KN 66.6
6. Istilah “nubuatan” menunjuk dan dihubungkan dengan kitab Wahyu, Perjanjian Baru, dan untuk Kitab Suci secara keseluruhan. “Roh nubuat” adalah Roh Kudus yang berbicara melalui karunia nubuat, yaitu, pelayanan dan pekabaran para nabi sejati, termasuk yang dari Ellen G. White, seperti yang diyakini oleh orang Advent. KN 67.1
7. Sementara Perjanjian Baru menyoroti pentingnya nubuatan yang asli, itu jelas memperingatkan menentang nabi-nabi palsu dengan ajaran sesat mereka. Ini juga memberikan kriteria untuk membedakan antara yang benar dan yang salah. Wahyu menambahkan dimensi baru dengan memilih nabi palsu, klimaks dari semua nubuatan palsu, yang akan terlibat dalam pertarungan terakhir antara kuasa Ilahi dan agen-agen setan. KN 67.2
8. Meskipun kosakata “nabi,” “nubuatan” atau “bernubuat” sering dikaitkan dengan para nabi Allah, dalam Perjanjian Baru kosakata lain atau konsep lain juga mungkin digunakan untuk mengidentifikasi orang sebagai nabi sejati. Seorang nabi, apakah dipanggil atau tidak, akan menerima wahyu Ilahi yang dia komunikasikan dengan umat Allah dan/atau umat manusia. KN 67.3
9. Di sini kita harus berhenti sejenak. Ketika berbicara tentang karunia ber-nubuat, kita harus berbicara juga tentang pemberi karunia, Roh Kudus. Seperti yang baru saja disebutkan, Dia disebut Roh nubuat dalam Wahyu. Demikianlah Ia meresap dalam buku ini, 31 terutama melalui istilah yang terkait “kesaksian Yesus.” Kegiatan Roh Kudus sebagai Roh nubuat, misalnya, jelas ditunjukkan pada akhir semua pekabaran kepada tujuh jemaat, yaitu, melalui frasa “apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat” (mis. Why. 2: 7) . Roh nubuat, meskipun tidak disebut demikian, juga sangat aktif dalam kitab Kisah Para Rasul. Ia dikaitkan dengan keluarga kata nabi-dalam Kisah Para Rasul 2: 17, 18; 19: 6; 28: 25. Roh Kudus berbicara (legō) kepada Filipus (Kis. 8: 29), kepada Petrus (Kis. 10: 19; 11: 12, 13), dan kepada para nabi di Antiokhia (Kis. 13: 1, 2). Dia berbicara (laleō) melalui Nabi Yesaya (Kis. 28: 25). Di sisi lain, Paulus dan Timotius “dilarang oleh Roh Kudus untuk berbicara di Asia” (Kis. 16: 6, NASB). Roh Kudus bersaksi (diamartyromai) kepada Paulus. Namun, Roh Kudus tidak hanya berbicara kepada para nabi tetapi juga melalui mereka. Dia menubuatkan (prolegō) suatu hal dan berbicara (legō) melalui mulut Daud (Kis. 1: 16; 4: 25). Akhirnya, Agabus mendekati Paulus dan mengatakan kepadanya, “Demikianlah kata Roh Kudus” (Kis. 21: 11, NASB). Sumber nubuat yang benar adalah Roh Kudus. KN 67.4