Hidup yang Terbaik
Disiplin Ujian
Untuk menghidupkan satu kehidupan seperti itu, untuk memberikan pengaruh yang demikian, memerlukan usaha setiap langkah, pengorbanan diri dan disiplin. Adalah karena mereka tidak memahami hal ini maka banyak orang begitu mudah kecewa dalam kehidupan Kristen. Banyak orang yang dengan sungguh-sungguh mengabdikan hidupnya bagi pekerjaan Allah, merasa heran dan kecewa menemukan diri mereka, menghadapi halangan, godaan dan kebingungan yang belum pernah dia-lami. Mereka berdoa untuk tabiat yang seperti tabiat Kristus, untuk kela-yakan bagi pekerjaan Tuhan, lalu mereka dihadapkan pada situasi yang nampaknya memancing semua sifat alami mereka yang jahat. Kesalahan dinyatakan yang keberadaannya tidak mereka sangka. Seperti Bangsa Is-rael dulu mereka bertanya, “Kalau Allah sedang memimpin kita, mengapa hal ini terjadi kepada kita?” HT 456.2
“Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.” 1
Adalah karena Allah sedang memimpin mereka sehingga hal-hal itu terjadi kepada mereka. Ujian dan halangan adalah metode disiplin Tuhan dan syarat-syarat keberhasilan yang ditentukan-Nya. Ia yang membaca hati manusia mengetahui tabiat mereka lebih baik daripada mereka sendiri. Ia melihat bahwa sebagian orang mempunyai kuasa dan kelemahan yang kalau diarahkan dengan benar dapat digunakan dalam memajukan pekerjaan-Nya. Dalam pemeliharaan-Nya Ia menempatkan orang-orang ini pada posisi yang berbeda dan situasi yang berbeda pula, agar mereka dapat menemukan dalam tabiat mereka itu cacat yang tersembunyi dari pengetahuan mereka. Ia memberi kesempatan kepada mereka untuk memperbaiki cacat ini dan melayakkan diri mereka untuk pekerjaan-Nya. Sering Ia mengizinkan api penyiksaan menyerang mereka agar mereka disucikan. HT 457.1
Kepastian bahwa kita dipanggil untuk menanggung godaan itu menunjukkan bahwa Tuhan Yesus melihat dalam diri kita sesuatu yang berharga yang ingin dikembangkan-Nya. Jika Ia tidak melihat dalam diri kita sesuatu yang akan memuliakan nama-Nya, maka Ia tidak akan menggunakan waktu-Nya untuk memumikan kita. Ia tidak akan melem-parkan batu yang tidak berharga ke dalam dapur api-Nya. Hanyalah biji logam yang berharga yang Ia perhalus. Pandai besi memasukkan besi dan baja ke dalam api untuk mengetahui jenis logam apa itu sebenarnya. Tuhan membiarkan umat pilihan-Nya memasuki api siksaan untuk membuktikan jenis wataknya, apakah mereka bisa dibentuk untuk pekerjaan-Nya. HT 457.2
Ahli tembikar mengambil tanah liat dan membentuknya sesuai keinginannya. Dia meremas-remas adonan itu dan mengerjakannya. Dia mencabik dan menyatukannya kembali. Dia membasahinya kemudian mengeringkannya. Dia membiarkannya tergeletak tanpa mengganggunya untuk sementara. Setelah cukup waktunya untuk dibentuk, dia meneruskan pekerjaan itu dengan membentuknya menjadi sebuah bejana. Dia membentuknya di atas putaran, kemudian melicinkannya. Dia mengeringkannya di bawah sinar matahari kemudian membakarnya dalam tungku. Demikianlah itu menjadi sebuah bejana yang siap untuk dipakai. Begitulah Penjunan Agung itu ingin membentuk kita. Sebagaimana tanah liat di tangan ahli tembikar, begitulah kita ditangan-Nya. Kita tidak mencoba melakukan pekerjaan ahli tembikar. Bagian kita hanyalah menye-rahkan diri untuk dibentuk oleh Penjunan Agung itu. HT 457.3
“Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersuka cita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.”3 HT 458.1
Di bawah cahaya siang hari, dan sementara mendengar suara musik yang lain, burung di sangkar tidak akan menyanyikan lagu yang diajarkan oleh tuannya. Dia menangkap bunyi ini dan itu, tetapi tidak pernah seluruh melodi secara terpisah. Tetapi tuannya menutupi sangkar itu, dan menaruhnya di tempat di mana burung itu akan mendengarkan kepada satu lagu yang akan dinyanyikannya. Di dalam gelap, dia mencoba lagi dan mencoba lagi, sampai dia menyanyikannya dengan sempurna. Kemudian burung itu dikeluarkan; dan sejak itu dia dapat menyanyikan lagu itu di tempat yang terang. Demikianlah Allah berbuat kepada anak-anakNya. Ia mempunyai sebuah nyanyian untuk diajarkan kepada kita, akan apabila kita sudah mempelajarinya di tengah bayang-bayang penderitaan maka kelak kita akan bisa menyanyikannya sejak waktu itu. HT 458.2
Banyak orang tidak merasa puas dengan pekerjaan dalam hidupnya. Mungkin karena lingkungan mereka tidak menyenangkan; waktunya dihabiskan dengan pekerjaan biasa, sedangkan mereka berpikir bahwa dirinya sanggup memegang tanggung jawab yang lebih tinggi; sering usaha mereka nampaknya bagi mereka tidak dihargai atau tidak berhasil; masa depannya suram. HT 458.3
Marilah kita ingat bahwa pekerjaan yang sedang kita lakukan mung-kin bukan pilihan kita, tetapi itu harus diterima sebagai pilihan Allah bagi kita. Menyenangkan atau tidak, kita harus melakukan kewajiban yang HT 458.4
“Perolehlah hikmat ialah: perolehlah pengertian; jangan lupa, dan jangan menyimpang dari perkataan mulutku. “ 2 ada pada kita. 3“Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi.” 4
Sekiranya Tuhan menghendaki kita untuk menyampaikan suatu pekabaran ke kota Niniwe, tidak menyenangkan bagi-Nya kalau kita pergi ke Yope atau Kapernaum. Ia mempunyai alasan mengutus kita ke tempat ke mana kaki kita telah diarahkan. Di tempat itu mungkin ada seseorang yang memerlukan pertolongan yang kita bisa berikan. Ia yang telah mengutus Filipus menemui pejabat dari Ethiopia, Petrus kepada penghulu laskar Roma, gadis cilik orang Israel membantu Naaman, panglima tentara Syria itu, mengutus pria dan wanita serta orang muda zaman ini untuk menjadi wakil-Nya bagi mereka yang membutuhkan pertolongan dan bimbingan Ilahi. HT 459.1