Hidup yang Terbaik

148/187

Teori-teori Panteisme

Dewasa ini sedang masuk ke dalam lembaga-lembaga pendidikan dan ke dalam gereja di mana-mana ajaran-ajaran spiritualisme yang merongrong iman kepada Allah dan kepada firman-Nya. Teori bahwa Allah adalah satu inti yang meliputi seluruh alam telah diterima oleh banyak orang yang mengaku percaya pada Kitab Suci; tetapi betapa indah pun selubungnya, teori ini adalah satu penipuan yang sangat berbahaya. Teori itu salah menggambarkan Allah, dan itu adalah satu penghinaan terhadap kebesaran dan keagungan-Nya. Tentu saja itu bukan saja cenderung menyesatkan, tetapi juga merendahkan martabat manusia. Unsurnya adalah kegelapan, dan hawa nafsu adalah bidangnya. Akibat dari menerima teori ini adalah perpisahan dari Allah. Dan bagi keadaan manusia yang sudah jatuh, ini berarti kehancuran. HT 408.2

Karena dosa keadaan kita tidak alami, dan kuasa yang dapat memulihkan kita haruslah kuasa gaib, kalau tidak maka keadaan kita tidak berharga. Hanya ada satu kuasa yang dapat mematahkan pegangan Iblis dari hati manusia, itulah kuasa Allah dalam Yesus Kristus. Hanya melalui darah Dia yang tersalib itu ada pembasuhan dari dosa. Anugerah-Nya saja yang menyanggupkan kita untuk menolak dan mengalahkan kecenderungan-kecenderungan dari sifat kita yang sudah jatuh. Teori-teori spiritualisme tentang Allah membuat rahmat-Nya tidak berarti. Jika Allah adalah inti yang meliputi seluruh alam, berarti Ia tinggal di dalam segenap manusia, dan untuk mencapai kesucian, manusia hanya mengembangkan kekuatan yang ada di dalam dirinya. HT 408.3

Teori-teori ini, yang mengikuti kesimpulannya yang logis, menyapu seluruh ekonomi Kristen. Teori itu menghilangkan pentingnya penebusan dan menempatkan manusia jadi penebusnya sendiri. Teori-teori mengenai Allah membuat firman-Nya tidak berarti, dan mereka yang menerima teori-teori itu berada dalam bahaya besar pada akhirnya mereka akan dituntun untuk menilai seluruh Alkitab itu sebagai fiksi. Mereka mungkin menganggap kebaikan itu lebih baik dari kejahatan; tetapi, dengan menghalangi Allah dari kedudukan kemaharajaan-Nya yang benar, mereka meletakkan ketergantungan mereka pada kuasa manusia, yang tanpa Allah itu tidaklah berarti. Kehendak manusia yang tidak dibantu itu tak akan memiliki kuasa yang nyata untuk menolak dan mengalahkan kejahatan. Pertahanan jiwa sudah dipatahkan. Manusia tidak mempunyai perlindungan terhadap dosa. Sekali ketahanan firman Allah dan Roh-Nya ditolak, kita tidak tahu sampai sedalam mana se-seorang bisa tenggelam. HT 409.1

“Semua firman Allah adalah murni. Ia adalah perisai bagi orangorang yang berlindung pada-Nya. Jangan menambahi firman-Nya, supaya engkau tidak ditegur-Nya dan dianggap pendusta.” “Orang fasik tertangkap dalam kejahatannya, dan terjerat dalam tali dosanya sendiri.” 1 HT 409.2