Hidup yang Terbaik

104/187

Minuman yang Memabukkan

“Anggur adalah pencemooh, minuman keras adalah peribut,
tidaklah bijak orang yang terhuyung-huyung karenanya.”
“Siapa mengeluh? Siapa bertengkar? Siapa berkeluh kesah?
Siapa mendapat cedera tanpa sebab? Siapa merah matanya?
Yakni mereka yang duduk dengan anggur sampai jauh malam,
mereka yang datang mengecap anggur campuran.
Jangan melihat kepada anggur, kalau merah menarik warnanya,
dan mengilau dalam cawan, yang mengalir masuk dengan nikmat,
tetapi kemudian memagut seperti ular, dan menyemburkan bisa
seperti beludak.” 3
HT 309.1

Tidak pernah digambarkan oleh tangan manusia suatu gambaran yang lebih jelas tentang kemerosotan martabat dan perhambaan dari korban minuman yang memabukkan. Terjamah, direndahkan, sekalipun ketika disadarkan tentang rasa kesedihannya, dia tidak mampu untuk keluar dari jerat itu; dia “akan mencari anggur lagi.” 4 HT 309.2

Tidak perlu diperdebatkan untuk menunjukkan akibat buruk dari bahan yang memabukkan bagi pecandunya. Manusia yang hancur bermuram durja—yakni jiwa-jiwa yang telah ditebus Kristus dengan nya-wa-Nya, yang ditangisi oleh para malaikat—berserakan di mana-mana. Mereka adalah noda dari peradaban yang kita banggakan. Mereka me-rupakan corengan di wajah, kutukan, dan kebinasaan di setiap negeri. Siapakah yang dapat menggambarkan kesusahan, penderitaan keputusasaan yang tersembunyi di rumah si pemabuk? Pikirankanlah tentang istrinya, yang sering dibesarkan dengan tata krama yang halus peka, berbudaya dan suci, sekarang berhubungan dengan seorang mabuk yang akibat minuman keras telah berubah menjadi Setan. Pikirkanlah tentang anak-anaknya yang kesenangannya, pendidikannya dan pengajarannya dirampas; mereka hidup ketakutan terhadap dia yang seharusnya menjadi kebanggaan dan perlindungannya, telah terperosok kepada dunia ini, me-mikul rasa malu, sering bahkan mewarisi kutukan keturunan untuk cende-rung menjadi pemabuk. HT 309.3

Pikirkanlah akan kecelakaan-kecelakaan mengerikan yang setiap hari terjadi karena pengaruh minuman keras. Petugas kereta api mengabaikan sinyal atau salah menerima perintah. Karena kereta melaju terus maka terjadilah tabrakan dan banyak nyawa yang hilang. Atau sebuah kapal menabrak batu karang, dan para penumpang serta awak kapal terkubur dalam air. Ketika kejadian itu diselidiki, didapati bahwa ada seseorang yang bertugas sedang berada dalam pengaruh minuman keras. Sampai sejauh manakah seseorang yang memanjakan diri dengan kebiasaan minum minuman keras dapat dipercayakan dengan nyawa manusia? Dia boleh dipercaya hanya kalau sudah menghentikannya secara total. HT 310.1