Hidup yang Terbaik
Bergembira
“Hati yang gembira adalah obat yang manjur.” 11 Rasa terima kasih, kegembiraan, kebajikan, percaya pada kasih dan pemeliharaan Allah — semua ini adalah pelindung kesehatan yang terbesar. Bagi orang Israel inilah dasar kehidupan. HT 265.1
Perjalanan ke Yerusalem untuk mengadakan pesta tahunan yang diadakan tiga kali setahun, tinggal seminggu di pondok selama pesta pondok daun-daunan, merupakan kesempatan untuk berekreasi dan bergaul di alam terbuka. Pesta-pesta itu adalah peristiwa menggembirakan, dibumbui dengan sambutan ramah-tamah kepada orang asing, suku Lewi dan orang miskin. HT 265.2
“Dan haruslah engkau, orang Lewi dan orang asing yang ada di tengah-tengahmu bersukaria karena segala yang baik yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu dan kepada seisi rumahmu.” 12 Jadi di tahun-tahun kemudian, ketika hukum Allah dibacakan di Yerusalem kepada orang-orang buangan yang kembali dari Babel, dan bangsa itu menangis karena pelanggaran mereka, maka kata-kata ini diucapkan: HT 265.3
“Jangan kamu berdukacita dan menangis.... ‘Pergilah kamu, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis dan kirimlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa, karena hari ini adalah kudus bagi Tuhan kita! Jangan kamu bersusah hati sebab sukacita karena Tuhan itulah perlindunganmu.” 13 HT 265.4
Dan perkataan itu disiarkan dan diumumkan “di semua kota mereka dan di Yeruslem harus disampaikan berita dan pengumuman yang berbunyi: ‘Pergilah ke gunung, ambillah daun pohon zaitun, daun pohon minyak, daun pohon murad, daun pohon korma dan daun dari pohonpohon yang rimbun guna membuat pondok-pondok sebagaimana tertulis.’ Maka perligah orang mengambil daun-daun itu, lalu membuat pondok-pondok, masing-masing di atas atap rumahnya,... di lapangan pintu gerbang Air dan di lapangan pintu gerbang Efraim. Seluruh jemaah yang pulang dari pembuangan itu membuat pondok-pondok dan tinggal di situ.... Maka diadakan pesta ria yang amat besar.” 14 HT 265.5
Allah memberikan kepada bangsa Israel petunjuk dalam semua prinsip yang perlu bagi kesehatan fisik maupun kesehatan moral, dan tentang prinsip inilah tidak kurang dari hukum moral yang Ia perintahkan kepada mereka: HT 266.1
“Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkan berulang-ulang kepada anakanakmu, dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatnya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.” 15 HT 266.2
“Apabila di kemudian hari anakmu bertanya kepadamu: Apakah peringatan, ketetapan dan peraturan itu, yang diperintahkan kepadamu oleh Tuhan Allah kita? Maka haruslah engkau menjawab anakmu itu: ... Tuhan, Allah kita, memerintahkan kepada kita untuk melakukan segala ketetapan itu dan untuk takut akan Tuhan, Allah kita, supaya senantiasa baik keadaan kita dan supaya Ia membiarkan kita hidup, seperti sekarang ini.” 16 HT 266.3
Sekiranya bangsa Israel telah mengikuti petunjuk yang telah diterimanya, dan mengambil manfaat atas kesempatan itu, mereka sudah menjadi contoh pelajaran bagi dunia perihal kesehatan dan kemakmuran. Jika sebagai satu bangsa mereka telah hidup sesuai dengan rencana Allah, mereka sudah terpelihara dari penyakit yang menyerang bangsa-bangsa lain. Mereka akan memiliki kekuatan tubuh dan kecerdasan otak melebihi bangsa-bangsa lain. Mereka seharusnya menjadi bangsa yang paling perkasa di dunia ini. Allah berfirman: HT 266.4
“Engkau akan diberkati lebih dari pada segala bangsa.” 17 HT 266.5
“Dan Tuhan telah menerima janji dari padamu pada hari ini, bahwa engkau akan menjadi umat kesayangan-Nya, seperti dijanjikan-Nya kepadamu, dan bahwa engkau akan berpegang pada segala perintah-Nya dan iapun akan mengangkat engkau di atas segala bangsa yang telah dijadikan-Nya, untuk menjadi terpuji, ternama dan terhormat. Maka engkau akan menjadi umat yang kudus bagi Tuhan, Aliahmu, seperti yang dijanjikan-Nya.” 18 HT 266.6
“Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara Tuhan, Aliahmu: Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang. Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu. Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu. Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar.” 19 HT 267.1
“Tuhan akan memerintahkan berkat ke atasmu, di dalam lumbungmu dan di dalam segala usahamu: Ia akan memberkati engkau di negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan Aliahmu. Tuhan akan menetapkan engkau sebagai umat-Nya yang kudus, seperti yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepadamu, jika engkau berpegang kepada perintah Tuhan, Allahmu, dan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Maka segala bangsa di bumi akan melihat, bahwa nama Tuhan telah disebut atasmu, dan mereka akan takut kepadamu. Juga Tuhan akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan hasil bumi di tanah yang dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepadamu. Tuhan akan mem-buka bagimu perbendaharaan-Nya yang melimpah, yakni langit, untuk memberikan hujan bagi tanahmu pada masanya dan memberkati segala pekerjaanmu... Tuhan akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah Tuhan, Aliahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia, dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya.” 20 HT 267.2
Petunjuk yang diberikan kepada Harun, imam besar itu, dan kepada anak-anaknya, demikian: HT 267.3
“Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah kepada mereka: HT 267.4
Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau;
Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya
dan memberi engkau kasih karunia;
Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu
dan memberi engkau damai sejahtera.
Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang Israel
Maka Aku akan memberkati mereka.”
“Selama umurmu demikianlah kekuatanmu.
Tidak ada yang seperti Allah, hai Yesyurun.
Ia berkendaraan melintasi langit sebagai penolongmu
dan dalam kejayaan-Nya melintasi awan-awan.
Allah yang abadi adalah tempat perlindunganmu
dan di bawah ada lengan-lengan yang kekal....
Maka Israel diam dengan tenteram dan sumber Yakub
diam tak terganggu di dalam satu negeri
yang ada gandum dan anggur,
bahkan langitnya menitikkan embun.
Berbahagialah engkau, hai Israel:
siapakah yang sama dengan engkau?
Suatu bangsa yang diselamatkan oleh Tuhan,
perisai pertolongan dan pedang kejayaanmu!” 21
HT 268.1
Bangsa Israel gagal memenuhi maksud Allah, dan dengan demikian gagal menerima berkat yang seharusnya menjadi milik mereka. Tetapi dalam diri Yusuf dan Daniel, dalam diri Musa dan Elisa, dan dalam diri banyak orang lain, kita mempunyai teladan agung sebagai hasil dari kehidupan dengan rencana yang benar. Seperti kesetiaan zaman ini lalu menghasilkan hal-hal yang sama. Kepada kita tertulis demikian: HT 268.2
“Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.” 22 HT 268.3
“Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan,
yang menaruh harapannya kepada Tuhan!”
“Orang benar akan bertunas seperti pohon korma:
akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon.
mereka yang ditanam di bait Tuhan
akan bertunas di pelataran Allah kita.
Pada masa tuapun, mereka masih berbuah,
menjadi gemuk dan segar. .”
“Biarlah hatimu memelihara perintah-Ku:
karena panjang umur, dan lanjut usia
serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu.”
“Maka engkau akan berjalan di jalanmu dengan aman,
dan kakimu tidak akan terantuk.
Jikalau engkau berbaring, engkau tidak akan terkejut,
tetapi engkau akan berbaring dan tidur nyenyak.
Janganlah takut kepada kekejutan yang tiba-tiba,
atau kepada kebiasaan orang fasik, bila itu datang.
Karena Tuhanlah yang akan menjadi saudaramu,
dan akan menghindarkan kakimu dari jerat.” 23
HT 269.1