Pendidikan
Kehidupan Melalui Kematian
Pelajaran mengenai penaburan benih mengajarkan suatu kedermawanan. “ Orang yang menabur sedikit akan menuai sedikit juga dan orang yang menabur banyak akan menuai banyak juga.” II Kor 9:6. Pd 81.1
Tuhan mengatakan, “ Berbahagialah kamu yang boleh menabur di segala tempat di mana terdapat air.” Yes 32:20. Menabur dekat air berarti memberi ke mana saja pertolongan kita diperlukan. Ini tidak akan membawa kemiskinan. “Ia yang menabur banyak akan menuai banyak.” Dengan menabur si penabur itu melipatgandakan benihnya. Demikianlah dengan jalan memberi kita menambah berkat-berkat kita. Janji Allah memastikan keperluan yang cukup agar kita dapat terus-menerus memberi. Pd 81.2
Lebih dari itu: bila kita memberi berkat kehidupan ini, ucapan syukur pada penerima mempersiapkan hati untuk menerima kebenaran rohani, dan sebuah tuaian dihasilkan untuk kehidupan yang kekal. Pd 81.3
Dengan menabur benih gandum ke tanah, Juruselamat melukiskan pengorbananNya kepada kita. “ Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati,” kataNya, “ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” Yoh 12:24. Hanya melalui pengorbanan Kristus Benih itu, dapat menghasilkan buah untuk kerajaan Allah. Sesuai dengan hukum tumbuh-tumbuhan, kehidupan adalah hasil kematianNya. Pd 81.4
Demikianlah dengan semua yang menghasilkan buah sebagai pekerja bersama dengan Kristus: cinta diri, mementingkan diri, harus disingkirkan; kehidupan harus dicampakkan ke dalam alur kebutuhan dunia. Tetapi hukum pengorbanan diri adalah hukum pemeliharaan diri. Tukang kebun itu memelihara gandumnya dengan jalan mencampakkannya. Demikianlah kehidupan yang akan dipelihara, adalah kehidupan yang diberikan dengan kerelaan hati ke dalam pelayanan kepada Allah dan manusia. Pd 81.5
Benih itu mati, untuk tumbuh ke dalam kehidupan yang baru. Dalam hal ini kepada kita diajarkan pelajaran mengenai kebangkitan. Dari tubuh manusia yang diletakkan dalam kubur untuk menjadi tanah kembali, Allah mengatakan: “Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. Ditaburkan dalam kehinaan dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan.” I Kor 15:42, 43 Pd 81.6
Bila orang tua dan guru mencoba untuk mengajarkan pelajaran-pelajaran ini, pekerjaan itu harus dibuat dengan praktis. Hendaklah anak-anak itu sendiri menyediakan tanah dan menabur benih. Manakala mereka bekerja, orang tua atau guru dapat menerangkan mengenai taman hati, dengan benih yang baik atau buruk yang ditaburkan di sana, dan bila taman itu harus dipersiapkan untuk benih yang alami, demikianlah hati itu harus dipersiapkan untuk benih kebenaran. Sebagaimana benih itu ditaburkan dalam tanah, dapat mengajarkan pelajaran mengenai kematian Kristus; dan tentang tangkai yang bertunas, yakni kebenaran mengenai kebangkitan. Bila tanaman itu bertumbuh, persesuaian di antara penaburan yang alami dan yang rohani dapat dilanjutkan. Pd 81.7
Orang muda harus diajar dalam cara yang demikian. Mulai tanah dibajak, pelajaran dapat tetap dipelajari. Tidak seorang pun yang mengerjakan sebidang tanah dengan harapan akan sekaligus menghasilkan tuaian. Pekerjaan yang rajin dan tabah harus dilakukan dalam mempersiapkan tanah, penaburan benih dan juga tentang pemeliharaan. Demikianlah dalam penaburan rohani. Tanah hati itu harus dikerjakan. Tanah harus dipecah-pecahkan dengan pertobatan. Tumbuhan yang jahat yang mematikan gandum yang baik harus dicabut. Tanah yang telah penuh ditumbuhi duri dapat dibersihkan hanyalah dengan rajin bekerja, demikianlah kecenderungan hati yang jahat dapat dikalahkan hanyalah dengan usaha yang tekun, dalam nama dan kuasa Kristus. Pd 82.1
Dalam pengolahan tanah pekerjaan yang bijaksana akan menemukan permata yang sedikit diimpikan terbuka di hadapannya. Tidak seorang pun dapat berhasil dalam bertani atau berkebun tanpa memperhatikan undangundang yang terlibat di dalamnya. Kebutuhan khusus dari setiap jenis tanaman harus dipelajari. Jenis yang berbeda memerlukan tanah dan pengolahan yang berbeda, dan kerja sama dengan undang-undang yang menguasai masingmasing adalah syarat untuk berhasil. Perhatian yang diperlukan dalam mencangkok, agar tidak satu akar serat pun berkerumun atau salah tempat, pemeliharaan tanaman muda, memangkas dan mengairi, melindungi dari pembekuan pada malam hari dan terik matahari pada siang, menjaganya dari rumput, penyakit dan serangga, latihan dan pengaturan, tidak saja mengajarkan pelajaran yang penting mengenai perkembangan tabiat, tetapi pekerjaan itu sendiri merupakan jalan untuk perkembangan. Dalam menumbuhkan kewaspadaan, kesabaran, perhatian kepada hal-hal yang kecil, penurutan kepada hukum, memberikan latihan yang teramat penting. Hubungan yang tetap dengan rahasia kehidupan dan keindahan alam, juga kelemahlembutan yang lahir dalam pelayanan kepada benda-benda yang elok ciptaan Allah, condong untuk menghidupkan pikiran dan menghaluskan serta mengangkat tabiat dan pelajaran yang diajarkan mempersiapkan pekerja itu untuk lebih berhasil dengan orang lain. Pd 82.2