Pendidikan

2/55

Sekolah Eden

” Berbahagialah orang yang mendapat hikmat. ”

Sistem pendidikan yang dilembagakan pada awal dunia akan menjadi teladan bagi manusia sepanjang zaman. Sebagai suatu gambaran dari azasazasnya suatu sekolah teladan didirikan di Taman Eden, tempat kediaman nenek moyang kita. Taman Eden adalah ruang kelas, alam menjadi buku pelajaran, Khalik sendiri adalah pengajar dan nenek-moyang umat manusia adalah murid-muridNya. Pd 14.1

Adam dan Hawa yang diciptakan menurut “ citra kemuliaan Allah” (I Kor 11:7), Adam dan Hawa telah menerima karunia yang layak bagi tujuannya yang tinggi. Elok dan simetris bentuknya, air mukanya bercahayakan kesehatan dan penuh ceria dan pengharapan, mereka menampilkan kemiripan lahiriah serupa Khaliknya. Namun kemiripan ini tidak terlihat dalam sifat lahiriahnya saja. Setiap kecerdasan otak dan jiwa memantulkan kemuliaan Khalik. Dianugerahi karunia mental dan rohani, Adam dan Hawa diciptakan “ sedikit lebih rendah daripada malaikatmalaikat” (Ibr 2:7), agar mereka tidak hanya akan melihat keajaiban semesta alam yang dapat dilihat, tetapi juga memahami tanggung jawab serta kewajiban moral. Pd 14.2

“ Selanjutnya Tuhan Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; di situlah ditempatkannya manusia yang dibentukNya itu. Lalu Tuhan Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya dan pohon kehidupan di tengahtengah taman itu serta pohon pengetahuan tentang baik dan yang jahat.” Kejadian 2:8, 9. Di sini, di tengah pemandangan alam yang indah yang tidak terjamah dosa, nenek moyang kita yang pertama akan menerima pendidikannya. Pd 15.1

Dalam perhatianNya bagi anak-anakNya, Bapa kita yang di sorga sendiri memimpin pendidikan itu. Kadang-kadang mereka itu dikunjungi oleh pesuruhNya, malaikat suci dan dari mereka itu menerima nasihat dan pengajaran. Kadang-kadang bila mereka berjalan di taman pada hari yang sejuk mereka mendengar suara Allah dan muka dengan muka mengadakan hubungan dengan Yang Maha Kekal. PikiranNya terhadap mereka itu adalah “rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan.” Yer 29:11. Setiap maksudNya adalah demi kebaikan yang sepenuhnya. Pd 15.2

Kepada Adam dan Hawa diserahi tugas untuk merawat taman itu, “ mengusahakan dan memeliharanya.” Kej 2:15. Meski Pemilik alam semesta itu dapat memberikan segala sesuatu, mereka tidak boleh bermalasmalasan. Pekerjaan yang berguna ditetapkan kepada mereka sebagai suatu berkat, untuk memperkuat tubuh, untuk memperluas pikiran dan untuk memperkembangkan tabiat. Pd 15.3

Buku alam, yang menyebarkan pelajaran-pelajaran hidupNya di hadapan mereka, menyediakan sumber yang tiada habis-habisnya dalam pengajaran dan kesukaan. Pada setiap lembaran daun di hutan dan batu gunung, Pada setiap bintang yang gemerlapan, di bumi dan laut dan angkasa, nama Allah tercantum. Baik ciptaan yang hidup dan yang tidak hidup— dengan daun dan bunga dan pohon dan dengan setiap makhluk hidup, dari hewan raksasa di air sampai kepada titisan sinar matahari-penghuni Eden mempelajarinya, menghimpun dari masing-masing rahasia kehidupannya. Kemuliaan Allah di langit, dunia yang tak terhitung dalam peredaran yang tertib, “ tentang melayangnya awan-awan” (Ayub 37:16), rahasia cahaya dan suara, siang dan malam-semuanya menjadi bahan penyelidikan oleh murid-murid sekolah yang pertama di dunia. Pd 15.4

Undang-undang serta pekerjaan alam ini, serta azas-azas kebenaran yang besar yang memerintah semesta alam rohaniah, dibentangkan kepada Pikiran mereka karena Khalik segala sesuatu. Dalam “ terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah” (II Kor 4:6), daya mental dan rohaniahnya berkembang dan mereka menikmati kesenangan yang tertinggi dari adanya yang kudus itu. Pd 15.5

Karena berasal dari tangan Khalik, tidak hanya Taman Eden tetapi seluruh bumi sangatlah elok. Tiada noda dosa, atau bayangan maut, yang merusakkan pasangan itu. Kemuliaan Allah “menutupi segenap langit dan bumi pun penuh dengan pujian kepadaNya.” “Bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama.” Hab 3:3; Ayub 38:7. Demikianlah bumi ini sebagai lencana yang layak dari Dia yang “berlimpah kasihNya dan setiaNya” (Kel 34:6) suatu pelajaran yang pantas bagi mereka yang diciptakan menurut citraNya. Taman Eden adalah satu gambaran mengenai apa Allah inginkan agar terjadi dengan seluruh muka bumi ini dan merupakan maksudNya bila umat manusia bertambah-tambah dalam jumlah, mereka harus mendirikan rumah tangga dan sekolah yang lain yang serupa dengan apa yang telah diberikanNya. Dengan begitu pada suatu ketika kelak seluruh muka bumi akan dipenuhi dengan rumah dan sekolah dimana perkataan dan pekerjaan Allah harus dipelajari dan dimana murid-murid akan semakin layak dan sempurna untuk memantulkan, terang pengetahuan kemuliaanNya sepanjang zaman yang kekal. Pd 16.1