Pendidikan

15/55

Kuasa Perubahan dari Kristus

Dari keduabelas murid, empat orang harus bertindak sebagai pimpinan, masing-masing dalam bidang yang berbeda. Dalam persiapan untuk hal itu, Kristus mengajar mereka, melihat terlebih dulu segala sesuatu. Yakub, ditakdirkan untuk mati cepat oleh pedang; Yohanes, yang paling lama mengikuti Tuhannya dalam pekerjaan dan penganiayaan; Petrus, pelopor dalam menerobos rintangan-rintangan zaman dan mengajar kepada dunia kafir; dan Yudas, dalam pelayanan menonjol di atas saudara-saudaranya, namun memikir-mikirkan maksud hatinya yang akibatnya sedikit disadarinya— inilah sasaran dari keinginan Kristus yang terbesar dan penerima dari pengajaranNya yang paling sering dan teliti. Pd 64.1

Petrus, Yakub dan Yohanes, berusaha dalam setiap kesempatan untuk datang lebih dekat kepada Tuhannya, dan keinginan mereka diluluskan. Dari antara kedua belas murid itu hubungan mereka kepadaNya, dialah yang paling akrab. Yohanes merasa puas dengan hanya semakin akrab lagi, dan itu ia peroleh. Pada rapat pertama dekat Yordan, tatkala Andreas, setelah mendengar Yesus, bergegas untuk memanggil saudaranya, Yohanes duduk diam, senang merenungkan masalah-masalah ajaib. Ia mengikuti Juruselamat, selalu menjadi pendengar yang setia dan tekun. Namun demikian tabiat Yohanes bukan tanpa cacat cela. Ia bukan penggembira yang suka bermimpi dan tidak pula kesatria. Ia dan saudaranya disebut “anakanak guruh.” Mrk 3:17. Yohanes sombong, berambisi, suka berkelahi, tetapi di samping itu semua guru ilahi itu memandang kepada hati yang berkobar, ikhlas dan penuh kasih sayang. Yesus menegur sifat yang suka mencari demi dirinya sendiri, mengecewakan ambisinya, menguji imannya. Tetapi Ia menunjukkan kepadanya apa yang dirindukan jiwanya-keelokan kesucian itu, kasih perubahanNya sendiri. “Kepada semua orang, yang Engkau berikan kepadaKu dari dunia,” kataNya kepada Bapa, “Aku telah menyatakan namaMu.” Yoh 17:6. Pd 64.2

Yohanes adalah orang yang merindukan kasih, simpati dan persahabatan. Ia mengakrabkan diri kepada Yesus, duduk di sampingNya, bersandar pada dadaNya. Sebagaimana bunga, matahari dan embun, demikianlah ia menghirup terang dan kehidupan ilahi. Dalam kekaguman dan kasih ia memandang Juruselamat, sampai keinginan menjadi serupa kepada Kristus, dan persekutuan dengan Dia menjadi keinginannya, dan dalam tabiatNya dipantulkan tabiat Tuhannya. Pd 64.3

“ Lihatlah,” katanya, “betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anakanak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diriNya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaanNya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepadaNya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.” I Yoh 3:1-3. Pd 65.1