Pendidikan
Guru yang Dikirim Allah
“ Pikirkan tentang Dia. ”
“ Namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” Yes 9:5. Pd 53.1
Di dalam diri Guru yang dikirim Allah, sorga memberikan miliknya yang terbaik dan yang terbesar kepada umat manusia. Ia yang telah berdiri dalam musyawarah yang Maha Tinggi, yang telah mendiami bilik kaabah yang maha suci dari Yang Kekal, adalah Yang dipilih menjelma menjadi manusia dalam wujud kemanusiaan supaya manusia dapat mengetahui pengetahuan akan Allah. Pd 53.2
Melalui Kristus telah disampaikan setiap sinar terang ilahi yang pernah sampai kepada dunia kita yang berdosa. Dialah yang telah berbicara melalui Seorang, yang sepanjang zaman menjelaskan firman Allah kepada manusia. Segenap bukti yang terunggul dalam segala sesuatu yang terbesar di dunia dan jiwa yang teragung merupakan pantulanNya. Kemurnian dan kebaikan Yusuf, iman dan kelemahlembutan serta panjang sabar Musa, keteguhan Elisa, ketulusan dan ketegasan Daniel, semangat dan pengorbanan diri Paulus, kuasa mental dan rohani yang terbukti dalam diri orang-orang ini, dan pada semua orang yang lain yang pernah mendiami bumi, hanyalah kilasan dari sinar kemuliaanNya. Dalam Dia terhimpun teladan yang sempurna. Pd 53.3
Untuk menyatakan cita-cita ini sebagai satu-satunya standar yang benar untuk dicapai; untuk menunjukkan apa yang setiap orang bisa capai; apa, yang dengan perantaraan ilahi mendiami manusia itu, semua orang yang menerima Dia akan terwujud-untuk itu, Kristus datang ke dunia. Ia datang untuk menunjukkan bagaimana manusia harus dididik agar pantas menjadi putera-putera Allah; bagaimana mereka akan mempraktekkan azasazas itu di dunia dan menghidupkan suatu kehidupan sorgawi. Pd 53.4
Pemberian Allah yang terbesar dicurahkan untuk memenuhi keperluan terbesar manusia. Terang itu muncul tatkala kegelapan dunia adalah yang paling kelam. Melalui pengajaran palsu pikiran manusia sejak lama dipalingkan dari Allah. Dalam sistem pendidikan yang lazim, filsafat manusia mengambil tempat dari pernyataan ilahi. Gantinya standar kebenaran yang diberikan sorga, manusia telah menerima suatu standar ciptaannya sendiri. Dari Terang hidup mereka berpaling untuk berjalan di tengah cetusan api yang telah dikobarkan. Pd 54.1
Setelah berpisah dari Allah, satu-satunya ketergantungannya ialah pada kuasa manusia, kekuatan mereka hanyalah kelemahan. Bahkan standar yang didirikannya sendiri tak dapat mereka raih. Keinginan untuk keunggulan dipenuhi oleh penampilan dan profesi. Kemiripan mengambil tempat dari realitas. Pd 54.2
Dari waktu ke waktu, ada guru-guru yang bangkit yang menunjukkan manusia kepada Sumber kebenaran. Azas-azas yang benar dinyatakan, dan kehidupan manusia akan menjadi saksi akan kuasanya. Tetapi usaha itu tidak membuat kesan yang bertahan lama. Ada pengekangan sebentar dalam arah perbuatan yang jahat, akan tetapi arahnya yang terus menurun tidak tertahankan. Para pembaharu ibarat terang yang bersinar dalam kegelapan; tetapi mereka tidak dapat mengusirnya. Dunia “lebih menyukai kegelapan daripada terang.” Yoh 3:19. Pd 54.3
Ketika Kristus datang ke dunia, manusia tampaknya cepat mencapai titik yang paling rendah. Justru landasan masyarakat dirongrong. Kehidupan telah menjadi palsu dan semu. Orang Yahudi, yang miskin akan kuasa sabda Allah, memberikan kepada dunia tradisi “dalam Roh dan kebenaran” telah digantikan dengan mempermuliakan manusia dalam lingkaran yang tiada habis-habisnya dari upacara buatan manusia. Di seluruh dunia semua sistem keagamaan kehilangan cengkramannya atas pikiran dan jiwa. Muak dengan dongeng dan kepalsuan, berusaha untuk membenamkan pemikiran, manusia berpaling kepada pendurhakaan kebendaan. Dengan meninggalkan kekekalan di luar perhitungannya, mereka hidup untuk masa sekarang saja. Pd 54.4
Manakala mereka berhenti untuk mengakui ilahi, mereka berhenti untuk menjunjung tinggi umat manusia, kebenaran, kehormatan, ketulusan, keyakinan, pengasihan, menarik diri dari bumi. Keserakahan yang tidak mengenal belas kasihan, dan ambisi yang berkobar-kobar melahirkan ketidak percayaan yang universil. Gagasan mengenai kewajiban, yakni kewajib an, dari yang kuat terhadap yang lemah, yang menyangkut martabat manusia dan hak-hak azasinya, disingkirkan sebagai mimpi atau dongeng. Rakyat jelata dianggap sebagai hewan perahan atau sebagai alat atau batu loncatan ambisi itu. Kekayaan dan kekuasaan, sifat seenaknya dan pemanjaan diri, dikejar sebagai kebaikan yang tertinggi. Kemerosotan fisik, pembiusan mental, kematian rohani, menjadi ciri-ciri abad ini. Pd 54.5
Bilamana nafsu jahat dan tujuan manusia menghapuskan Allah dari pemikirannya, pengabaian akan Dia membuat mereka cenderung semakin kuat berbuat kejahatan. Dia menjadi terselubung karena hati yang mencintai dosa sifat-sifatnya, sendiri, dan konsep ini memperkuat daya untuk berdosa. Sikap condong untuk menyenangkan diri sendiri, membuat manusia menganggap Allah sama seperti diri mereka sendiri-suatu Makhluk yang tujuannya adalah untuk mempermuliakan diri, yang tuntutannya disesuaikan dengan kesenangannya sendiri, Makhluk yang dalamnya manusia diangkat atau dicampakkan menurut bantuan atau rintangan mereka kepada kepentinganNya sendiri. Masyarakat rendah menganggap Makhluk yang Agung itu sebagai tokoh yang sedikit berbeda dari penindasnya kecuali lebih berkuasa. Dengan anggapan seperti ini setiap bentuk agama terbentuk. Masingmasing merupakan suatu sistem tuntutan yang bukan-bukan. Melalui korban dan upacara, para penyembah itu berusaha mendamaikan sang Dewa supaya disenangiNya demi tujuannya sendiri. Agama yang demikian, tidak mempunyai kuasa atas hati nurani, hanyalah merupakan suatu lingkaran bentuk saja, yang menjemukan orang, dari mana, kecuali yang menguntungkan mereka ingin melepaskan dirinya. Demikianlah kejahatan, tak terbendung semakin kokoh, sementara penghargaan dan kerinduan untuk berbuat bai berkurang. Orang kehilangan citra Allah dan menerima kesan dari kuas setan, yang dengannya mereka dikendalikan. Seluruh dunia menjadi sebua kolam kejahatan. Pd 55.1
Hanya satu saja pengharapan bagi umat manusia—agar ke dalam lingkungan yang bertentangan dan unsur kejahatan dimasukkan ragi yang baru; supaya kepada umat manusia dinyalakan suatu kuasa kehidupan yang baru; supaya pengetahuan tentang Allah dapat dipulihkan kepada dunia. Pd 55.2
Kristus datang untuk memulihkan pengetahuan itu. Ia datang untuk menghalau pengajaran yang palsu yang oleh orang yang mengaku mengenal Allah telah memberikan gambaran salah tentang Dia. Ia datang untuk menyatakan sifat undang-undangNya, untuk menyatakan dalam tabiatNya sendiri keelokan kesucian. Pd 55.3
Kristus datang ke dunia dengan himpunan kasih kekekalan. Melanda tuntutan yang bukan-bukan yang telah memberatkan hukum Allah. Ia menunjukkan bahwa hukum itu adalah hukum kasih, suatu ungkapan dari Kebajikan ilahi. Ia menunjukkan bahwa dalam penurutan kepada azasnya menyangkut kebahagiaan umat manusia yang dengannya terciptalah keutuhan yang justru menjadi landasan dan kerangka masyarakat umat manusia. Pd 55.4
Jadi jauh dari tuntutan yang sewenang-wenang, hukum Allah diberikan kepada manusia sebagai sebuah pagar, sebuah pelindung. Barang siapapun yang menerima azas-azasnya akan terpelihara dari kejahatan. Setia kepada Allah menyangkut setia kepada manusia. Jadi hukum itu mengindahkan hak, individualitas, dari setiap orang. Hukum itu menahan yang unggul agar tidak menindas, dan yang bawahan agar tidak melanggar. Hukum itu menjamin kesejahteraan manusia, baik di dunia ini maupun di dunia yang akan datang. Bagi orang yang menurut itu berarti memperoleh hidup yang kekal, karena ia menyatakan azas yang tahan selamanya. Pd 56.1
Kristus datang untuk menunjukkan nilai azas ilahi dengan menyatakan kuasanya demi regenerasi umat manusia. Ia datang untuk mengajarkan bagaimana azas ini harus dikembangkan dan dipraktekkan. Pd 56.2
Dengan manusia pada zaman itu nilai segala sesuatu ditentukan oleh perbuatan lahir. Bila agama merosot kuasanya, ia meningkat dalam rupa. Para pendidik saat itu berusaha untuk memerintahkan hormat oleh peragaan dan penarikan perhatian. Kepada semuanya itu kehidupan Yesus memperlihatkan perbedaan yang nyata. Kehidupannya menunjukkan bahwa perkaraperkara yang dianggap oleh manusia sebagai teramat penting dalam kehidupan tidak ada harganya. Lahir di tengah lingkungan yang kasar, berdiam di rumah petani, dengan perongkosan seorang petani, pekerjaannya bertukang, hidup tak dikenal, mengidentifikasikan diriNya dengan pekerja berat yang tidak dikenal dunia-di tengah keadaan dan lingkungan ini-Yesus mengikuti rencana pendidikan ilahi. Sekolah-sekolah pada zamanNya, yang membesarkan perkara yang kecil dan mengecilkan perkara yang besar, tidak dijalaniNya. Pendidikannya diperoleh langsung dari sumber-sumber yang ditetapkan sorga; dari pekerjaan yang berguna, dari pelajaran Kitab Suci serta dari alam, dan dari pengalaman hidup—buku-buku pelajaran Allah, penuh dengan pengajaran kepada semua orang yang mau bekerja, mau melihat dan yang memiliki hati yang suka mengerti. Pd 56.3
“ Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat dan kasih karunia Allah ada padaNya.” Luk 2:40. Pd 56.4
Setelah siap, Ia pergi melaksanakan tugasNya, dalam setiap saat pertemuanNya dengan manusia, Ia menyebarkan suatu pengaruh untuk membahagiakan, suatu kuasa untuk mengubah, seperti yang belum pernah disaksikan dunia. Pd 56.5
Ia yang berusaha untuk mengubah manusia harus terlebih dulu memahami manusia. Hanya dengan simpati, iman dan kasih, manusia dapat dijangkaudan diangkat. Dalam hal ini Kristus berdiri sebagai guru yang agung; dari pengertian yang sempurna terhadap jiwa manusia. Pd 56.6
“ Kita tidak mempunyai imam besar”—guru yang agung, sebab imam adalah guru—“Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai.” Ibr 4:15. Pd 57.1
“ Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.” Ibr 2:18. Pd 57.2
Kristus sendiri mempunyai pengalaman dalam segala duka dan pencobaan yang menimpa umat manusia. Belum pernah orang yang dilahirkan dicobai dengan begitu dahsyatnya; belum pernah orang memikul beban dosa dunia dan derita. Belum pernah ada orang lain yang memiliki simpati yang begitu luas atau lemah lembut. Orang yang turut merasakan segala pengalaman umat manusia, Ia tidak saja dapat merasakan untuk, tetapi bersama, setiap orang yang mempunyai beban dan dicobai dan yang bergumul. Pd 57.3
Apa yang diajarkanNya, dihidupkanNya. “Aku telah memberikan suatu teladan,” kataNya kepada murid-muridNya; “supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.” “Aku menuruti perintah BapaKu.” Yoh 13:15; 15:10. Demikianlah dalam kehidupanNya, perkataan Kristus menunjukkan gambaran dan teladan yang sempurna. Dan lebih dari itu; apa yang diajarkanNya demikianlah hidupNya. PerkataanNya merupakan ungkapan, bukan saja dari pengalaman hidupNya sendiri, melainkan dari tabiatNya sendiri. Ia tidak saja mengajarkan kebenaran melainkan Ia adalah kebenaran. Inilah yang memberikan kuasa kepada pengajaranNya. Pd 57.4
Kristus adalah penegur yang setia. Tidak pernah ada orang lain yang sangat membenci kejahatan; tidak pernah ada orang lain sama sekali tidak segan untuk menolaknya. Kepada segala sesuatu yang tidak benar dan nista, kehadiranNya merupakan suatu templakan. Dalam terang kesucianNya, orang melihat dirinya najis, tujuan hidupnya tampaknya buruk dan palsu. Namun demikian Ia menarik mereka itu. Ia yang telah menciptakan mereka, me-mahami nilai kemanusiaan. Kejahatan ditolakNya sebagai musuh dari siapa Dia usahakan untuk membahagiakan dan menyelamatkannya. Dalam setiap umat manusia, betapa dalam sekalipun kejatuhannya, Ia memandang sebagai Putera Allah, seorang yang dapat dipulihkan kepada kesempatan hubungan ilahinya. Pd 57.5
“ Sebab Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.” Yoh 3:17. Memandang kepada manusia dalam penderitaan dan kemerosotannya, Kristus melihat dasar untuk pengharapan di mana hanya tampak putus asa dan kemusnahan. Di manapun timbul keperluan, di sana Ia melihat kesempatan untuk mengangkat. Jiwa yang dicobai, dikalahkan, yang merasa dirinya tersesat, siap untuk binasa, Ia temui, bukan dengan penolakan, tetapi dengan berkat. Pd 57.6
Kata-kata berbahagia adalah sambutanNya kepada seluruh keluarga umat manusia. Memandang kepada orang banyak yang berhimpun untuk mendengar Khotbah di atas bukit, Ia seolah lupa untuk sesaat bahwa Ia tidak berada di sorga, dan Ia menggunakan salam yang umum dari dunia yang terang. Dari bibirNya mengalirlah berkat seperti mencuatnya mata air yang lama telah tertutup. Pd 58.1
Dengan berpaling dari orang yang berambisi dan kesayangan dunia, yang merasa diri puas, Ia mengatakan bahwa orang yang berbahagia adalah orang, yang betapa pun keperluannya, mau menerima terang dan kasihNya. Kepada orang yang miskin, susah dan teraniaya Ia membentangkan lenganNya, mengatakan, “Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Mat 11:28. Pd 58.2
Dalam setiap orang Ia melihat kemungkinan yang baka. Ia melihat manusia bila mereka dapat diubah oleh karuniaNya-dalam “ kemurahan Tuhan Allah kami.” Mzm 90:17. Kepada mereka yang merindukan pengharapan, Ia mengilhami harapan. Menemui mereka dengan keyakinan, mengilhaminya dengan kepercayaan. Menyatakan dalam diriNya sendiri citacita manusia yang sesungguhnya, Ia membangkitkan, baik kerinduan maupun iman untuk dicapai. Dalam hadiratNya, jiwa-jiwa yang tidak dipedulikan dan jatuh menyadari bahwa mereka tetap manusia, dan mereka ingin membuktikan dirinya pantas untuk mendapat perhatianNya. Dalam banyak hati orang yang tampak mati kepada segala sesuatu yang kudus, dibangkitkan dorongan hati yang baru. Pada banyak orang yang putus asa terbuka suatu kemungkinan untuk hidup baru. Pd 58.3
Kristus mengikat manusia kepada hatiNya dengan ikatan kasih dan pengabdian; dan oleh ikatan yang sama Ia ikat mereka kepada sesamanya. Bagi Dia kasih adalah hidup dan hidup adalah pelayanan. “Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma,” kataNya, “karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.” Mat 10:8. Pd 58.4
Bukan di kayu palang saja Kristus mengorbankan diriNya bagi umat manusia. Manakala Ia “berjalan berkeliling sambil berbuat baik” (Kis 10:38), pengalaman setiap hari merupakan pencurahan hidupNya. Dalam satu cara saja kehidupan yang demikian dapat dipelihara. Yesus hidup bergantung kepada Allah dan berhubungan dengan Dia. Ke tempat rahasia dari Yang Maha Tinggi, di bawah bayangan Yang Maha Kuasa, sewaktu-waktu manusia pergi; mereka tinggal untuk suatu ketika dan hasilnya terbukti dalam perbuatan yang baik; kemudian imannya gagal, hubungan terganggu dan pekerjaan hidup dirusakkan. Tetapi kehidupan Yesus merupakan suatu kehidupan yang mengandung percaya yang tetap, ditunjang oleh hubungan yang terusmenerus, dan pelayananNya untuk sorga dan bumi, tanpa kegagalan atau terserandung. Pd 58.5
Sebagai manusia Ia memohon kepada takhta Allah, sampai kemanusiaanNya diisi dengan aliran sorgawi yang menghubungkan kemanusiaan dengan keilahian. Menerima hidup dari Allah, Dia memberikan hidup kepada manusia. Pd 59.1
“Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu.” Yoh 7:46. Hal itu benar mengenai Kristus jika Ia hanya mengajar dalam segi fisik dan intelek, atau dalam hal teori dan spekulasi saja. Ia dapat membuka rahasia yang memerlukan waktu berabad-abad Untuk dibentangkan, dan belajar untuk memahaminya. Ia dapat membuat saran-saran dalam bidang ilmu yang, hingga akhir zaman, yang memberikan bahan untuk pemikiran dan merangsang penemuan. Tetapi Ia tidak melakukan hal itu. Ia tidak mengatakan barang sesuatu yang menimbulkan perasaan ingin tahu atau untuk merangsang ambisi demi kepentingan diri sendiri. Ia tidak mengurusi teori-teori abstrak, tetapi mengurusi apa yang penting kepada perkembangan tabiat; yang akan memperbesar kemampuan manusia untuk mengenal Allah dan meningkatkan kuasanya untuk berbuat baik. Ia berbicara tentang kebenaran yang berhubungan kepada sikap hidup, dan yang mempersatukan manusia dengan kekekalan. Pd 59.2
Gantinya memimpin orang untuk mempelajari teori manusia tentang Allah, sabdaNya, atau pekerjaanNya, Ia mengajarkan kepada mereka untuk memandang Dia, sebagaimana dinyatakan dalam pekerjaanNya, dalam sabdaNya dan oleh takdirNya. Ia membawa pikiran mereka dalam hubungan dengan pikiran Yang Maha Kekal. Pd 59.3
Orang “takjub mendengar pengajaranNya, sebab perkataanNya penuh kuasa.” Luk 4:32. Tidak pernah orang berbicara dengan kuasa yang demikian untuk membangkitkan pemikiran, untuk menyalakan aspirasi, untuk membangunkan setiap kecakapan tubuh, pikiran dan jiwa. Pd 59.4
Pengajaran Kristus, seperti simpatiNya, merangkum dunia. Tidak pernah ada suasana hidup, suatu krisis dalam pengalaman manusia, yang tidak disinggung dalam pengajaranNya, dan untuk mana azas-azasnya tidak mengandung pelajaran. Pemimpin para guru, perkataanNya akan menjadi penuntun kepada teman kerjaNya sampai kepada akhir zaman. Pd 59.5
Bagi Dia, masa kini dan masa depan, masa yang dekat dan yang jauh, adalah satu. Dalam pandanganNya terlihat kebutuhan seluruh umat manusia. Di depan mata pikiranNya terbentang setiap pemandangan dari usaha manusia dan pencapaiannya, mengenai pencobaan dan pertikaian, mengenai kekacauan dan bahaya. Semua hati, semua rumah tangga, semua kesenangan dan kegembiraan dan aspirasi, diketahuiNya. Pd 59.6
Ia tidak hanya berbicara untuk semua orang. Kepada anak yang kecil, dalam kegembiraan usia muda; kepada hati orang muda yang penuh keinginan dan kegelisahan; kepada orang yang berada pada masa kuat, memikul beban tanggung jawab dan pengasuhan; kepada orang lanjut usia dalam keadaan lemah dan letih-kepada semua, pekabaranNya dituturkan-kepada setiap anak umat manusia, dalam setiap negeri dalam segala usia. Pd 60.1
Dalam pengajaranNya tercakup masalah waktu dan kekekalan-hal yang terlihat, dalam hubungannya dengan hal yang tidak terlihat, peristiwaperistiwa yang lewat dari kehidupan sehari-hari dan masalah-masalah khidmat dari kehidupan yang mendatang. Pd 60.2
Masalah-masalah kehidupan kini ditempatkanNya dalam hubungannya yang sebenarnya sebagai di bawah dari hal-hal yang menyangkut kekekalan; tetapi Ia tidak mengabaikan kepentingannya. Ia mengajarkan bahwa sorga dan bumi berkaitan dan bahwa suatu pengetahuan mengenai kebenaran ilahi mempersiapkan orang lebih baik untuk melaksanakan kewajiban hidup sehari-hari. Pd 60.3
Bagi Dia tidak ada apa-apa yang tidak mempunyai tujuan. Pergerakan anak, pekerjaan orang dewasa, kepelesiran hidup dan kekhawatiran serta derita, semuanya adalah sarana kepada satu tujuan-pernyataan Allah demi mengangkat martabat umat manusia. Pd 60.4
Dari bibirNya sabda Allah datang kepada hati manusia dengan kuasa yang baru dan arti yang baru. PengajaranNya menyebabkan pelbagai perkara kejadian muncul dalam terang yang baru. Di atas permukaan amal sekali lagi bernaung kemilauan yang cerah yang telah dihapuskan oleh dosa. Dalam segala fakta dan pengalaman hidup dinyatakan suatu pelajaran ilahi dan kemungkinan dari persahabatan ilahi. Sekali lagi Allah mendiami bumi; hati manusia menjadi sadar akan kehadiranNya; dunia disalut dengan kasihNya. Sorga turun kepada manusia. Dalam Kristus hati mereka mengakui Dia yang telah membuka kepada mereka ilmu tentang kekekalan “Imanuel . . . Allah beserta kita.” Pd 60.5
Di dalam diri Guru yang dikirim Allah, bertumpulah segenap usaha pendidikan yang benar. Mengenai pekerjaan itu sekarang, seperti juga pekerjaan yang didirikan seribu delapan ratus tahun yang silam, *Juruselamat berbicara dalam kata-kata- Pd 60.6
“Aku adalah yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup.” Pd 60.7
“Aku adalah Alfa daft Omega, Yang Awal dan Yang Akhir.” Why 1:17; 21:6. Pd 60.8
Dalam hadirat Guru yang demikian, dengan kesempatan demikian untuk memperoleh pendidikan dari ilahi, betapa bodohnya jika mencari pendidikan yang terpisah dari Dia-berusaha menjadi bijaksana terpisah dari Hikmat; hendak menjadi benar sementara menolak Kebenaran; berusaha mendapat penerangan terpisah dari Terang itu, dan mencari eksistensinya tanpa Kehidupan; berpaling dari Sumber air hidup, dan menetak wadah yang pecah, yang tidak dapat menampung air. Pd 60.9
Tengoklah Ia tetap mengundang: “ Barangsiapa haus baiklah ia datang kepadaKu dan minum. Barangsiapa percaya kepadaKu, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci; dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” “Air yang akan Kuberikan kepadanya akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” Yoh 7:37; 4:14. Pd 61.1