Pendidikan
Tingkah Laku
” Ia tidak melakukan yang tidak sopan.”
Nilai sopan santun sangat kurang mendapat penghargaan. Banyak orang yang baik kurang memiliki tingkah laku yang sopan. Banyak orang terhormat dengan ketulusan dan kejujuran mereka kurang menunjukkan keramahan. Kekurangan ini mengganggu kebahagiaan mereka sendiri dan mengurangi pelayanan mereka terhadap orang-orang lain. Banyak orang yang memiliki hidup yang sangat manis dan pengalaman yang sangat menolong dirugikan oleh sikap tidak ramah. Pd 184.1
Kegembiraan dan sopan santun harus dikembangkan secara khusus oleh para orang tua dan guru. Semua orang dapat memiliki wajah yang riang gembira, suara yang lembut, sikap yang ramah-tamah, dan semuanya ini merupakan unsur kuasa. Anak-anak tertarik dengan sikap yang riang gembira dan kelakuan yang riang. Tunjukkanlah kepada mereka keramahtamahan dan sopan santun, maka mereka akan menyatakan roh yang sama terhadapmu dan terhadap yang lain. Pd 184.2
Sopan santun yang benar bukannya dipelajari dengan mengikuti peraturan-peraturan tatakrama melulu. Tingkah laku yang sopan selalu perlu mendapat perhatian; di mana saja prinsip tidak mendapat persetujuan, maka perhatian kepada orang lain akan menuntun pada persetujuan menerima adat kebiasaan; akan tetapi kesopanan sejati menuntut pengorbanan prinsip menuju adat kebiasaan. Kesopanan sejati tidak mengenal lapisan masyarakat. Hal itu mengajarkan rasa hormat akan diri sendiri, hormat akan keluhuran manusia sebagai manusia, perhatian terhadap setiap anggota keluarga besar dalam persaudaraan manusia. Pd 184.3
Meletakkan nilai yang terlalu tinggi atas tingkah laku dan bentuk rupa melulu merupakan satu bahaya, dan memerlukan waktu yang terlalu banyak mempelajarinya. Orang-orang muda perlu hidup giat dan berusaha keras, dan seringkali tugas yang tidak sesuai pun dibebankan meskipun untuk tugas-tugas yang biasa, dan hal itu sangat meringankan beban berat dari orang-orang yang menderita dan sengsara—hal ini kurang memberi tempat bagi adat kebiasaan. Pd 185.1
Betapapun cermatnya, banyak orang yang menekankan peraturan pergaulan kurang menunjukkan rasa hormat terhadap sesuatu yang gagal menghadapi patokan mereka yang bersifat luar itu. Hal ini merupakan pendidikan yang salah. Pendidikan semacam ini menanamkan kesombongan dan pergaulan terbatas yang sempit. Pd 185.2
Wujud keramah-tamahan sejati adalah perhatian terhadap orang-orang lain. Pendidikan yang baik dan penting memperluas rasa simpati dan mendorong keramahan secara menyeluruh. Itulah yang disebut kebudayaan yang tidak membuat orang-orang muda merasa segan terhadap orang tua mereka, atau menghargai atas keberhasilan mereka, menjauhkan kekurangankekurangan mereka, dan sangat menolong terhadap kewajiban-kewajiban mereka; yang tidak membuat dia berhati-hati dan lemah lembut, murah hati dan suka menolong terhadap orang-orang muda, orang-orang yang sudah tua, dan orang yang malang, dan tidak bersikap ramah terhadap semua orang adalah merupakan satu kegagalan. Pd 185.3
Kemurnian pikiran dan tingkah laku sejati lebih baik dipelajari dalam sekolah Guru ilahi daripada mengikuti peraturan-peraturan yang ditetapkan. CintaNya yang meresapi hati menyentuh tabiat yang akan membentuknya menurut tabiatNya. Pendidikan ini mengajarkan keluhuran sorga dan sopan santun. Pendidikan itu menanamkan tingkah laku yang manis dan budi bahasa yang lemah lembut yang tidak dapat diimbangi oleh bentuk luar yang dibangun oleh masyarakat. Pd 185.4
Alkitab mengajarkan sopan santun, dan buku itu melukiskan banyak ilustrasi mengenai roh yang tidak mementingkan diri sendiri, kasih karunia yang lemah lembut, perangai yang menarik, yang memberi ciri kesopanan yang sejati. Semuanya melukiskan tabiat Kristus. Semua kelemah-lembutan sejati dan kesopanan di dunia ini, meskipun di kalangan orang orang yang tidak mengakui namaNya, berasal dari Dia. Dan Ia ingin agar ciri-ciri ini dipantulkan sepenuhnya dalam diri anak-anakNya. Ia bermaksud agar dalam diri kita orang-orang memandang keindahanNya. Pd 185.5
Penjelasan yang sangat berharga mengenai tata pergaulan yang pernah dituliskan adalah ajaran yang disampaikan oleh Juruselamat dengan ucapan Roh Kudus melalui rasul Paulus-kata-kata yang harus tetap tertulis dalam kenangan setiap orang, yang sudah tua atau yang masih muda, “Seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi.” Yohanes 13:34. Pd 185.6
“Kasih itu sabar, kasih itu murah hati,
Ia tidak cemburu.
Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
Ia tidak melakukan yang tidak sopan
dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.
Ia tidak pernah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Ia tidak bersuka cita karena ketidakadilan,
tetapi karena kebenaran.
Ia menutupi segala sesuatu
percaya segala sesuatu,
mengharapkan segala sesuatu,
sabar menanggung segala sesuatu.
Kasih tidak berkesudahan.”
Pd 186.1
I Korintus 13:4-8.
Kasih karunia lain yang sangat indah harus ditanamkan baik-baik ialah penghormatan. Penghormatan sejati untuk Allah diilhami oleh kebesaranNya yang tak terduga dan pernyataan kehadiranNya. Hati setiap anak haruslah dikesankan dalam-dalam dengan arti Yang Tidak Kelihatan itu. Anak harus diajar mendoa di setiap waktu dan tempat dan dalam kumpulan kebaktian umum untuk memandang hal itu sebagai sesuatu yang suci sebab Allah hadir di sana. Dan sementara penghormatan dinyatakan dalam sikap dan tingkah laku, maka perasaan akan diperdalam. Pd 186.2
Orang-orang muda dan orang yang sudah tua harus mempelajari dan merenungkannya baik-baik, patut sering mengulang-ulangi kata-kata dari Kitab Suci yang akan menunjukkan bagaimana tempat itu ditandai oleh kehadiran Allah, harus mendapat perhatian. Pd 186.3
“Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu: firmanNya kepada Musa dekat semak belukar yang terbakar itu, “sebab tempat di mana engkau berberdiri itu adalah tanah yang kudus.” Keluaran 3:5. Pd 186.4
Setelah Yakub melihat khayal dari malaikat-malaikat, ia berseru, “Sesungguhnya Tuhan ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya. . . . Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga. “Kejadian 28:16, 17. Pd 186.5
“Tuhan ada di dalam baitNya yang kudus. Berdiam diri di hadapanNya, ya segenap bumi.” Habakuk 2:20. Pd 187.1
“Tuhan adalah Allah yang besar, dan Raja yang besar mengatasi segala allah. . . .
Masuklah, marilah kita sujud menyembah
Bertelut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita.”
“Dialah yang menjadikan kita dan
punya Dialah kita,
UmatNya dan kawanan domba gembalaanNya.
Masuklah melalui pintu gerbangNya
dengan nyanyian syukur,
ke dalam pelataranNya dengan puji-pujian,
bersyukurlah kepadaNya dan pujilah namaNya.”
Pd 187.2
Mazmur 95:3-6; 100:3, 4.
Penghormatan juga harus ditunjukkan untuk nama Allah. Jangan sekalikali mengucapkan nama itu dengan sia-sia atau dengan cara yang serampangan. Baik dalam doa janganlah mengulang-ulangi-ulangi nama itu. “NamaNya kudus dan dahsyat.” Mazmur 111:9. Para malaikat, bilamana tiba pada kata itu, mereka menutupi wajah mereka. Bagaimana hormat seharusnya bibir kita mengucapkan nama itu, kita yang sudah jatuh ke dalam dosa ini! Pd 187.3
Kita harus menghormati firman Allah. Terhadap buku yang tercetak itu kita harus menunjukkan penghormatan, jangan sekali-kali menaruhnya kepada tempat yang biasa, atau memegangnya dengan tidak hati-hati. Dan jangan sekali-kali Alkitab itu dikutip untuk lelucon atau kelakar, atau diuraikan untuk menunjukkan perkataan jenaka. “Semua firman Allah adalah murni,” “bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.” Amsal 30:5; Mazmur 12:7. Pd 187.4
Di atas segalanya, biarlah anak-anak diajar bahwa penghormatan yang benar ditunjukkan oleh penurutan. Allah tidak memerintahkan sesuatu yang tidak perlu, dan tak ada jalan lain untuk menyatakan penghormatan yang begitu menyenangkan kepadaNya sebagaimana halnya dengan menurut kepada apa yang telah Ia katakan. Pd 187.5
Dan Allah telah mewajibkan penghargaan yang baik terhadap orangorang yang sudah tua. KataNya, “Rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran.” Amsal 16:31. Ayat itu mengatakan peperangan, dan kemenangan yang diperoleh; tentang beban yang dipikul dan pencobaan yang dilawan. Juga mengatakan kaki yang letih yang mau berhenti, tentang tempat-tempat yang segera dikosongkan. Bantulah anak-anak memikirkan hal ini, dan mereka akan meratakan jalan orang-orang yang tua oleh sopan-santun dan penghormatan mereka, dan akan membawa kemuliaan dan keindahan ke dalam hidup kemudaan mereka sebagai mengindahkan perintah untuk “harus bangun berdiri di hadapan orang ubanan, dan engkau harus menaruh hormat kepada orang yang tua.” Imamat 19:32. Pd 187.6
Para bapa, ibu dan para guru perlu lebih menghargai tanggung jawab dengan sepenuhnya dan penghormatan yang telah dipikulkan Allah kepada mereka, membuat mereka menjadi wakil-wakil Allah kepada anak-anak. Tabiat yang dinyatakan dalam pergaulan hidup sehari-hari akan memberikan pengertian kepada anak akan firman Allah untuk kebaikan atau kejahatan: Pd 188.1
“Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.” Mazmur 103:13. “Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah Aku ini akan menghibur kamu.” Yesaya 66:13. Pd 188.2
Berbahagialah anak yang mendengar kata-kata yang membangkitkan cinta dan terima kasih dan kepercayaan, bagi anak yang kelemah-lembutan dan keadilan dan kesabaran dari bapa dan ibu dan guru menafsirkan cinta, keadilan dan kesabaran Allah; anak yang oleh percaya dan penyerahan diri dan penghormatan kepada pelindungnya belajar untuk mempercayai dan menurut dan menghormati Aliahnya. Dia yang menyampaikan kepada anak atau siswa karunia yang sedemikian telah mengaruniainya dengan harta yang lebih berharga dari kekayaan sepanjang zaman—harta yang tahan selama-lamanya. Pd 188.3