Surga
Bab 11—Beberapa Orang Sudah Berada Di Surga
Henokh — Hati Henokh tertuju kepada harta yang kekal. Ia telah memandang negeri kemuliaan itu. Ia telah melihat Raja di dalam kemuliaan-Nya di tengah-tengah Sion. Pikiran, hati, serta perkataannya terpusat ke surga. Lebih besar kejahatan yang berlaku, lebih dalam lagi kerinduannya akan rumah Allah itu. Sementara masih hidup di dunia, oleh iman, ia tinggal di dalam suasana kemuliaan. Sg 113.1
“Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah” Matius 5: 8. Untuk tiga ratus tahun lamanya Henokh telah mencari kesucian hati agar ia bisa menjadi selaras dengan surga. Untuk tiga abad ia telah bergaul dengan Allah. Hari demi hari ia rindu untuk mengalami satu hubungan yang lebih erat; dan hubungan itu senantiasa menjadi lebih rapat lagi sehingga Allah mengangkat dia datang kepadaNya. Ia telah berdiri di ambang pintu dunia yang kekal, hanya satu langkah saja yang mengantarai dia dengan negeri yang penuh berkat itu; dan sekarang gerbang dibukakan, perjalanannya bersama dengan Tuhan yang sudah lama sekali ditempuhnya di dunia ini dilanjutkan, dan ia berjalan melalui gerbang Kota Suci — sebagai orang yang pertama dari antara umat manusia untuk masuk ke sana. — Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 92. Sg 113.2
Musa — Kristus sendiri, dengan malaikatmalaikat yang telah menguburkan Musa, turun dari surga untuk membangkitkan orang suci yang tidur itu. Setan telah bersuka-suka atas berhasilnya usaha untuk menuntun Musa kepada dosa melawan Allah dan dengan demikian membawa dia kepada kuasa maut. Musuh yang besar itu menyatakan bahwa hukuman Ilahi — “Sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu” Kejadian 3: 19 — memberikan kepadanya hak atas jenazah itu. Kuasa kubur belum pernah dikalahkan dan semua yang berada di dalam kuburan ia nyatakan sebagai tawanan-tawanannya, yang tidak pernah dilepaskan dari penjaranya yang gelap itu. Sg 113.3
Untuk pertama kalinya Kristus segera memberikan hidup kepada orang yang sudah mati. Apabila Penghulu kehidupan dan makhlukmakhluk yang bercahaya itu mendekati kubur itu, Setan merasa khawatir atas kemenangannya itu. Bersama dengan malaikat-malaikat jahatnya ia berdiri memperdebatkan penyerangan terhadap wilayah yang ia nyatakan sebagai hak miliknya. Ia membanggakan bahwa hamba Allah itu telah menjadi tawanannya. Ia menyatakan bahwa Musa sekalipun tidak sanggup menuruti hukum Allah; bahwa ia telah mengambil bagi dirinya sendiri kemuliaan yang menjadi hak Tuhan — dosa yang sama yang telah menyebabkan diusirnya Setan dari surga — dan oleh pelanggaran telah berada di bawah kekuasaan Setan. Pemimpin pengkhia-nat itu mengulangi kembali tuduhan yang semula yang telah diadakannya terhadap pemerintahan Ilahi, dan mengulangi persungutannya tentang ketidakadilan Allah terhadap dirinya. Sg 114.1
Kristus tidak mau membiarkan diri - Nya terlibat dalam pergumulan dengan Setan. Sebenarnya Ia bisa menghadapkan kepadanya pekerjaan yang kejam yang telah diakibatkan oleh penipuannya di dalam surga, yang telah menyebabkan kehancuran sejumlah besar penduduknya. Ia bisa saja menunjukkan dusta yang telah diucapkannya di Eden, yang telah mengakibatkan Adam berdosa dan mendatangkan maut ke atas umat manusia. Ia bisa mengingatkan Setan bahwa adalah pekerjaannya dalam menggoda Israel untuk bersungut-sungut dan memberontak, yang telah menghabiskan kesabaran pemimpin mereka, dan pada saat yang lengah telah membawa dia kepada dosa, sehingga ia telah jatuh ke bawah kuasa kematian. Tetapi Kristus menyerahkan kepada Bapa-Nya segala perkara itu, sambil berkata, “ Kiranya Tuhan menghardik engkau” Yudas 9. Sg 114.2
Juruselamat tidak melibatkan diri-Nya dalam perbantahan dengan musuh-Nya, tetapi Pada saat itu Ia telah memulaikan pekerjaan-Nya untuk menghancurkan kuasa musuh yang telah jatuh itu, dan membawa orang mati kepada kehidupan. Di sini terdapat satu bukti bahwa Setan tidak dapat melawan keunggulan Anak Allah. Kebangkitan dipastikan untuk selama-lamanya. Setan kehilangan mangsanya; orang benar yang sudah mati akan hidup kembali. Sg 115.1
Sebagai akibat dosa Musa telah berada di bawah kuasa Setan. Di dalam jasanya sendiri dia adalah tawanan maut yang sah; tetapi ia dibangkitkan kepada kehidupan yang kekal, memegang haknya dalam nama Penebus itu. Musa keluar dari kubur dengan kemuliaan, dan naik bersama dengan Yang melepaskannya ke Kota Allah. Sg 115.2
Belum pernah, sampai kepada saat dinyatakannya dalam pengorbanan Kristus, keadilan dan kasih Allah lebih jelas dinyatakan selain dalam perlakuan-Nya terhadap Musa. Tuhan melarang Musa untuk memasuki Kanaan, untuk memberikan satu pelajaran yang tidak boleh dilupakan— bahwa Ia menuntut penurutan yang saksama dan bahwa manusia harus berhati-hati, jangan mengambil bagi dirinya sendiri kemuliaan yang hanya menjadi hak Khalik mereka. Ia tidak dapat mengabulkan doa Musa agar bisa mengambil bagian dalam warisan Israel, tetapi Ia tidak melupakan atau meninggalkan hamba-Nya. Allah yang di surga itu mengerti akan penderitaan yang telah ditanggung oleh Musa; Ia telah mencatat setiap tindakan pelayanan yang setia selama tahuntahun yang lama dari ujian dan pertentangan itu. Di atas puncak Pisga, Allah memanggil Musa kepada satu warisan yang jauh lebih mulia daripada Kanaan duniawi. Sg 115.3
Di atas bukit di mana Yesus dipermuliakan Musa hadir bersama dengan Elia, yang telah diangkat ke surga. Mereka diutus sebagai pembawa terang dan kemuliaan Bapa kepada Anak-Nya. Dan dengan demikian doa Musa, yang diucapkan berabad-abad sebelumnya, akhirnya telah dikabulkan. Ia telah berdiri di atas “gunung yang indah itu” pusaka umat-Nya, sambil memberikan kesaksian kepada Dia yang di dalam-Nya segala perjanjian Israel terpusat. Demikianlah pemandangan terakhir yang dinyatakan kepada penglihatan manusia fana dalam sejarah hidup seorang manusia yang amat dihormati oleh surga. — Alfa dan Omega Jld. 2, 79-81. Sg 116.1
Elia —“Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke surga dalam angin badai” Lihat 2 Raja-raja 2:1-11. Sg 116.2
Elia adalah contoh orang-orang saleh yang akan hidup terus di atas bumi pada waktu kedatangan Kristus yang kedua kali dan yang akan diubah, “dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir,” tanpa merasai kematian. 1 Korintus 15: 51, 52. Itulah lambang bagi orang-orang yang akan diubahkan, sehingga Elia pada waktu Kristus tidak lama lagi mengakhiri pekerjaan-Nya di bumi, telah diizinkan berdiri dengan Musa di samping Juruselamat di atas bukit kemuliaan. Pada orang-orang yang dipermuliakan inilah, murid-murid itu melihat dalam bentuk mini, kerajaan umat tebusan. Mereka memandang Yesus yang disalut dengan terang surga; mereka mendengar “suara dari dalam awan” Lukas 9: 35, mengaku Dia adalah Anak Allah; mereka melihat Musa yang menjadi wakil orang-orang yang akan dibangkitkan dari kematian pada waktu kedatangan yang kedua kali; dan di sana juga berdiri Elia, mewakili orang-orang yang pada akhir sejarah dunia akan diubahkan dari keadaan yang fana kepada keadaan yang kekal dan akan diangkat ke surga tanpa mengalami kematian. Sg 116.3
Di padang gurun, dalam kesunyian dan putus asa, Elia pernah berkata bahwa umurnya sudah cukup dan telah meminta agar ia mati saja. Tetapi Tuhan dalam rahmat-Nya tidak mengambilnya ketika mengucapkan perkataan ini. Masih ada pekerjaan besar yang harus dikerjakan Elia; dan ketika pekerjaannya telah selesai, ia tidak akan binasa dalam keadaan putus asa dan kesepian. Juga tidak berlaku baginya turun ke kubur, akan tetapi naik dengan malaikatmalaikat Allah ke hadirat kemuliaan - Nya. — Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 187,188. Sg 117.1
Musa dan Elia —Di atas gunung, di tempat Yesus dipermuliakan, Musa menyaksikan kemenangan Kristus atas dosa dan kematian. Ia mewakili mereka yang akan keluar dari kubur pada saat kebangkitan orang benar. Elia yang sudah diubahkan dan diangkat ke surga tanpa mengalami kematian, mewakili mereka yang akan tetap hidup di bumi ini pada saat kedatangan Kristus kedua kalinya, dan yang akan “diubah dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir,” “dalam keadaan yang tidak dapat binasa,” dan “karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati” 1 Korintus 15: 51-53. Yesus mengenakan terang surga, sebagaimana Ia akan kelihatan ketika Ia datang “sekali lagi tanpa menanggung dosa.” Karena Ia akan datang “dalam kemuliaan BapaNya, diiringi malaikat-malaikat kudus” Ibrani 9: 28; Markus 8: 38. Sg 117.2
Sekarang janji Juruselamat kepada muridmurid digenapi. Di atas gunung itu kerajaan ke-muliaan yang akan datang digambarkan dalam bentuk kecil—Kristus sebagai Raja, Musa mewakili orang saleh yang dibangkitkan, dan Elia mewakili orang saleh yang diubahkan.— Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 32. Sg 118.1
Kebangkitan Istimewa — Kristus bangkit dari antara orang mati sebagai buah sulung dari mereka yang tidur. Ialah yang dilambangkan dengan berkas yang diunjuk dan kebangkitan - Nya terjadi tepat pada hari ketika berkas yang diunjuk itu dipersembahkan di hadapan Tuhan. Selama lebih dari seribu tahun upacara simbolis ini telah diadakan. Dari ladang penuaian mayang mula-mula dari gandum yang masak dikumpulkan, dan ketika orang banyak pergi ke Yerusalem untuk Paskah, seberkas buah sulung diunjuk sebagai suatu persembahan syukur di hadapan Tuhan. Nanti sesudah buah sulung ini dipersembahkan, barulah sabit dapat digunakan untuk menyabit gandum, dan gandum ini dikumpulkan berkas-berkas. Berkas yang dipersembahkan kepada Allah melambangkan panen. Demikian juga Kristus, buat sulung itu, melam bangkan panen rohani yang besar yang akan di-kumpulkan untuk kerajaan Allah. KebangkitanNya melambangkan dan menjamin kebangkitan segala orang benar yang sudah mati. “Karena jika kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia” 1 Tesalonika 4:14. Sg 118.2
Ketika Kristus bangkit, Ia membawa banyak tawanan dari kubur. Gempa bumi pada saat kematian-Nya telah membuka kubur mereka, dan ketika Ia bangkit, mereka keluar dengan Dia. Merekalah yang telah bekerja bersama-sama dengan Allah, dan yang dengan mengorbankan jiwa mereka sendiri telah memberikan kesaksian tentang kebenaran. Sekarang mereka harus menjadi saksi bagi-Nya yang telah membangkitkan mereka dari antara orang mati. Sg 119.1
Selama masa kerja-Nya, Yesus telah mem-bangkitkan orang mati. Ia telah membangkitkan anak laki-laki seorang janda di Nain, dan anak perempuan seorang penghulu dan Lazarus. Tetapi orang-orang ini tidak berpakaian sifat baka. Sesudah mereka dibangkitkan, mereka masih di bawah kuasa maut. Tetapi mereka yang keluar dari kubur pada saat kebangkitan Kristus, dibangkitkan kepada hidup kekal. Mereka naik dengan Dia sebagai tanda kemenangan-Nya atas maut dan kubur. Orang-orang ini, kata Kristus, tidak lagi menjadi tawanan Setan; Aku telah menebus mereka. Aku telah membawa mereka dari kubur sebagai buah sulung kuasa-Ku, untuk beserta dengan Aku ke mana Aku ada, tidak pernah lagi melihat kematian atau mengalami kesusahan. Sg 119.2
Orang-orang ini masuk ke dalam kota, dan kelihatan kepada banyak orang, menyatakan bahwa Kristus sudah bangkit dari antara orang mati, dan kami bangkit dengan Dia. Demikianlah kebenaran kebangkitan yang suci itu telah diabadikan. Orang saleh yang sudah bangkit memberikan kesaksian tentang kebenaran perkataan, “Orang-orang-Mu yang mati akan hidup pula, mayat-mayat mereka akan bangkit pula.” Kebangkitan mereka merupakan suatu gambaran tentang kegenapan nubuatan, “Hai orang-orang yang sudah dikubur di dalam tanah bangkitlah dan bersorak-sorai! Sebab embun Tuhan ialah embun terang, dan bumi akan melahirkan arwah kembali” Yesaya 26:19. Sg 119.3
Bagi orang percaya, Kristus adalah kebangkitan dan hidup. Dalam Juruselamat kita, hidup yang sudah hilang karena dosa dipulihkan kembali; karena Ia mempunyai hidup dalam diri-Nya Sendiri.— Alfa dan Omega, jld. 6, 437-439. Sg 120.1