Surga

9/24

Bab 5—Kedatangan Kristus Yang Kedua Kali

Awan Hitam yang Kecil adalah Tanda Kedatangan Yesus —Tidak lama kemudian tampaklah di sebelah timur suatu awan hitam yang kecil kira-kira setengah kepalan tangan besarnya. Itulah awan yang mengelilingi Juruselamat, yang tampak dari jauh seperti diselubungi oleh kegelapan. Umat Allah mengenal ini sebagai tanda Anak Manusia. Dalam keheningan yang khidmat mereka memandanginya sementara semakin mendekat ke bumi, menjadi semakin terang dan mulia, hingga menjadi awan putih besar, yang dasarnya adalah kemuliaan bagaikan api yang menyala-nyala, dan di atasnya ada pelangi perjanjian. Yesus mengendarainya bagaikan seorang Penakluk. — Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 676. Sg 39.1

Tidak lama kemudian mata kami dialihkan ke sebelah timur, karena sebuah awan kecil telan kelihatan, kira-kira setengah kepalan tangan manusia besarnya, yang kami semuanya ketahui sebagai Anak Manusia. Kami semuanya dalam ketenangan yang penuh khidmat memandang pada awan itu sementara awan itu bertambah dekat dan menjadi lebih terang, mulia, dan lebih mulia lagi, sampai awan itu menjadi suatu awan putih yang besar. Bagian bawahnya kelihatan seperti api; pelangi terdapat di atas awan itu, sedangkan di se-kelilingnya terdapat sepuluh ribu malaikat, menyanyikan suatu nyanyian yang paling merdu; dan di atasnya duduklah Anak Manusia. Rambut-Nya putih dan ikal, dan sampai pada bahu-Nya; dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota. KakiNya kelihatan seperti api; pada tangan kanan-Nya terdapat sabit yang tajam; pada tangan kiri-Nya ada sebuah nafiri perak. Mata-Nya seperti nyala api, yang menatapi anak-anak-Nya dengan saksama.— Testimonies for the Church, jld. l, hlm. 60. Sg 39.2

Seluruh Dunia akan Melihat —“Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia” Matius 24: 24-27, 31; 25: 31; Wahyu 1: 7; 1 Tesalonika 4:16, 17. Kedatangan ini tidak mungkin dipalsukan. Akan diketahui semua orang secara universal—disaksikan oleh seluruh dunia.— Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 659. Sg 40.1

Kedatangan Yesus dalamKemuliaan Dikelilingi oleh Awan Malaikat —Diiringi nyanyian-nyanyian surgawi dari malaikat-malaikat kudus, suatu kelompok besar yang tak terhitung banyaknya menyertai Dia dalam perjalanan-Nya. Langit seolah-olah dipenuhi oleh bentuk-bentuk yang bercahaya — “berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa banyaknya.” Tak ada pena manusia yang dapat melukiskan pemandangan itu, tidak ada pikiran fana yang sanggup mengerti keindahan dan keagungan kemuliaan-Nya. Sementara awan yang hidup itu datang semakin dekat, maka setiap mata memandang Raja kehidupan itu. Tidak ada lagi mahkota duri yang merusakkan kepala yang kudus itu, tetapi suatu perhiasan kemuliaan terletak di atas kening-Nya yang suci. Wajah-Nya memancarkan sinar terang yang menyilaukan me lebihi sinar matahari di tengah hari. Sg 40.2

Raja segala raja turun di atas awan, dibungkus di dalam api yang bernyala-nyala. Segala langit digulung bagaikan gulungan kertas, bumi bergetar di hadirat-Nya, dan setiap gunung dan pulau berpindah dari tempatnya. “Allah kita datang dan tidak akan berdiam diri, di hadapan-Nya api menjilat-jilat, di sekelilingnya bertiup badai yang dahsyat. Ia berseru kepada langit di atas, dan kepada bumi untuk mengadili umat-Nya” Mazmur 50: 3, 4. — Alfa dan Omega , jld. 8, hlm. 677. Sg 40.3

Yesus Terlihat Jelas di Awan —Awan cemerlang yang indah itu dan kemuliaan yang tak daPat ditandingi itu semakin lama semakin dekat, dan kita dengan jelas dapat melihat pribadi Yesus yang indah itu. Ia tidak memakai mahkota duri lagi, tetapi sebuah mahkota kemuliaan berada di atas dahi-Nya yang kudus. Pada pakaian dan paha-Nya tertulis sebuah nama, RAJA DI ATAS SEGALA RAJA DAN TUAN DI ATAS SEGALA TUAN. Mata-Nya bagaikan nyala api, kaki-Nya tam-paknya seperti tembaga yang murni, dan suaraNya terdengar seperti alat musik yang banyak. Wajah-Nya bercahaya seperti matahari siang hari. — Spiritual Gifts, jld. 1, hlm. 207. Sg 41.1

Sukacita dari Umat Tuhan — Penyataan ke-muliaan-Nya sendiri dalam bentuk kemanusiaan, akan membawa surga begitu dekat kepada manusia sehingga keelokan yang menghiasi bilik yang maha suci akan terlihat dalam setiap jiwa di mana Juruselamat tinggal. Manusia akan ditawan oleh kemuliaan Kristus yang berdiam di dalamnya. Dan dengan pujian yang hangat dan syukur dari banyak jiwa yang ditarik kepada Allah, kemuliaan akan mengalir kembali kepada Pemberi yang agung itu. Sg 41.2

“Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu” Yesaya 60: 1. Bagi mereka yang menyongsong Pengantin laki-laki, berita ini disampaikan. Kristus akan datang dengan kuasa dan kemuliaan besar. Ia akan datang dengan kemuliaanNya sendiri dan dengan kemuliaan Bapa. Ia akan datang dengan segenap malaikat suci menyertai Dia. Sementara dunia ini tenggelam dalam kegelapan, akan ada terang dalam setiap tempat kediaman orang-orang kudus. Mereka akan memandang terang yang pertama dari kedatangan-Nya yang kedua kali. Terang yang tidak bernoda akan bercahaya dari keindahan-Nya dan Kristus Penebus akan dikagumi oleh semua orang yang telah menyembah Dia. Sementara orang jahat me-larikan diri dari hadirat-Nya, pengikut-pengikut Kristus akan bersukacita. Ayub, memandang ke-datangan Kristus yang kedua kali, dengan berkata, “Aku sendiri akan melihat... mataku sendiri menyaksikan-Nya dan bukan orang lain” Ayub 19:27. Sg 41.3

Kepada pengikut-pengikut-Nya yang setia Kristus telah menjadi sahabat sehari-hari dan sahabat yang erat. Mereka telah hidup dalam hu-bungan yang erat, dalam hubungan yang tetap de-ngan Allah. Ke atas mereka kemuliaan Tuhan telah bangkit Dalam mereka terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah pada wajah Yesus Kristus telah dipantulkan. Sekarang mereka bersukacita dalam sinar-sinar terang yang gemerlapan dan kemuliaan Raja dalam kemegahan-Nya. Mereka sudah siap untuk persekutuan surga; karena mereka mempunyai surga di dalam hati mereka. Sg 42.1

Dengan kepala diangkat, dengan terang yang bersinar dari Matahari Kebenaran yang bercahaya ke atas mereka, dengan gembira bahwa penebusan mereka telah dekat, mereka menyongsong Pengantin laki-laki, dengan berkata, “Sesungguhnya inilah Allah kita, yang kita nantinantikan, supaya kita diselamatkan” Yesaya 25: 9. Sg 42.2

“Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: Haleluya; karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi Raja. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia; karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba dan pengantin-Nya telah siap sedia. ... Lalu ia berkata kepadaku: Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.” “Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka yang bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih, dan yang setia” Wahyu 19: 6-9; 14 - Membina Kehidupan Kekal, hlm. 324, 325. Sg 42.3

Orang-orang Benar yang Sudah Mati dan Masih Hidup akan Melihat Yesus Bersama-sama - Paulus menunjukkan bahwa mereka yang hidup ketika Yesus akan datang tidak akan pergi untuk menemui Tuhan mereka lebih dulu daripada mereka yang telah tertidur dalam Yesus. Suara Penghulu malaikat dan sangkakala Allah akan membangkitkan mereka yang tertidur, dan yang mati dalam Kristus akan bangkit lebih dulu sebelum jamahan kekekalan akan diberikan kepada yang hidup. “Sesudah itu, kita yang hidup, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini” 1 Tesalonika 4:17, 18.— Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 218. Sg 43.1

Pakaian yang Paling Putih — Kristus telah mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba dan mempersembahkan korban, Ia sendirilah imamnya, Ia juga korbannya. Sebagai imam besar, sesudah melaksanakan pelayanan dalam tempat yang mahasuci, ke luar kepada orang banyak yang sedang menunggu mengenakan juban keimamatan-Nya; demikianlah Kristus akan datang kedua kalinya, mengenakan jubah yang paling putih sehingga, “tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.” Ia akan datang dengan kemuliaanNya sendiri, dalam kemuliaan Bapa-Nya, dan segala malaikat akan menyertai Dia dalam perjalanan-Nya. Ms, hlm. 113, 1899 dikutip dalam The SDA Bible Commentary, jld. 1, hlm. 1111, 1112. Sg 43.2

Yesus Membangkitkan Orang-orang Kudus kepada Kehidupan Kekal —Di tengah-tengah bumi yang sedang bergoyang, sambaran kilat dan deru halilintar, suara Anak Allah memanggil orang-orang kudus yang sedang tidur. Ia memandang kepada kuburan orang-orang benar, alu mengangkat tangan-Nya ke langit dan ber-seru, “Bangun, bangun, bangun, kamu yang tidur dalam debu tanah, bangkitlah!” “Hai orangorang yang sudah dikubur di dalam tanah bangkitlah dan bersorak-sorai!”. Dari seluruh penjuru dunia ini orang mati mendengar suara itu, dan mereka yang mendengar akan hidup. Dan seluruh dunia dipenuhi dengan bunyi derap langkah pasukan yang amat besar yang terdiri dari segenap bangsa, suku, bahasa dan kaum. Dari penjara maut mereka keluar, berpakaian kemuliaan kekal, berseru, “Hai maut, di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?” [1 Korintus 15 : 55.] Dan orang-orang benar yang masih hidup dan orang-orang kudus yang dibangkitkan itu menyatukan suara mereka dalam pekik kemenangan yang panjang penuh kegembiraan. Sg 44.1

Semua keluar dari kubur dengan perawakan yang sama pada waktu mereka dimasukkan ke dalam kubur. Adam, yang berdiri di antara orangorang yang dibangkitkan itu, adalah seorang yang tinggi dengan bentuk yang mulia, dengan perawakan sedikit lebih rendah dari Anak Allah. Ia memperlihatkan suatu perbedaan yang mencolok dibandingkan dengan generasi yang kemudian. Dalam satu hal ini saja telah tampak kemerosotan luar biasa umat manusia. Tetapi semuanya bangkit dengan kesegaran dan semangat muda yang kekal. Pada mulanya, manusia diciptakan dalam keserupaan dengan Allah, bukan saja dalam tabiat, tetapi juga dalam bentuk dan roman wajah. Dosa merusakkannya dan hampir melenyapkan citra atau gambaran Ilahi itu; tetapi Kristus datang untuk mengembalikan apa yang telah hilang. Ia akan mengubahkan tubuh kita yang hina ini dan membentuknya menjadi serupa dengan tubuhNya yang mulia. Tubuh yang fana dan korup, tidak bagus dipandang yang sekali telah dicemari dosa, menjadi sempurna, cantik dan baka. Semua noda cacat telah ditinggalkan di dalam kubur. Umat tebusan memantulkan gambar sempurna Tuhan mereka. Oh, penebusan yang ajaib! Yang telah lama dibicarakan, telah lama diharapkan dan direnungkan dengan kerinduan yang mendalam, tetapi yang tidak pernah dimengerti sepenuhnya.— The Spirit of Prophecy, jld. 4, hlm. 463, 464. Sg 44.2

Pikiran Pertama Orang yang Dibangkitkan —Sementara mereka (orang benar) dipanggil keluar dari tidur nyenyak mereka, mereka mulai memikirkan saat di mana hidup mereka berakhir. Perasaan yang terakhir adalah sakitnya kematian; pikiran yang terakhir ialah bahwa mereka sedang jatuh ke bawah kuasa maut. Pada waktu mereka bangkit dari kuburan, pikiran kesukaan pertama akan dikumandangkan dalam pekik kemenangan, “Hai maut, di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu? 1 Korintus 15: 55. — Alfa dan Omega , jld. 8, hlm. 578. Sg 45.1

Kematian adalah Perkara Kecil —Bagi orang percaya, Kristus adalah kebangkitan dan hidup. Dalam Juruselamat kita, hidup yang sudah hilang karena dosa dipulihkan kembali; karena Ia mempunyai hidup dalam diri-Nya Sendiri untuk meng-hidupkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dia diberikan untuk mengaruniakan sifat baka. Kehidupan yang Dia letakkan dalam kemanusiaan, diambilNya kembali, dan diberikan-Nya kepada manusia. “Aku datang,” kata-Nya, “supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” “Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal. ” “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman” Yohanes 10:10; 4:14; 6: 54. Sg 45.2

Bagi orang percaya, kematian hanyalah meru-pakan suatu perkara kecil. Kristus berbicara tentang kematian seakan-akan hal itu hanya sesaat lamanya. “Sesungguhnya barangsiapa menuruti Firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut,” ‘’tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.” Bagi orang Kristen, kematian hanyalah tidur saja, waktu yang tenang dan gelap. Hidup terlindung dengan Kristus dalam Allah dan “apabila Kristus yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan” Yohanes 8: 51, 52; Kolose 3: 4. Sg 46.1

Suara yang berseru dari salib, “Sudah selesai” kedengaran di antara orang mati. Suara itu menembusi dinding kubur, dan memanggil orang yang tidur untuk bangkit. Demikianlah akan terjadi bila suara Kristus akan terdengar dari surga. Suara itu akan menembusi kubur yang tidak berpalang, dan orang mati dalam Kristus akan bangkit. Pada waktu Juruselamat bangkit, beberapa kubur terbuka, tetapi ketika Ia datang kedua kalinya semua orang mati yang berharga itu akan mendengar suara-Nya, dan akan keluar kepada hidup yang mulia dan baka. Kuasa yang sama yang membangkitkan Kristus dari antara orang mati akan membangkitkan jemaat-Nya, dan memuliakannya bersama Dia, di atas segala pemerintah dan segala penguasa, dan di atas setiap orang yang ternama, bukan saja di dunia ini, tetapi juga di dunia yang akan datang. — The Desire of Ages, hlm. 786, 787. Sg 46.2

Anak-anak akan Dipulihkan — Umat-Nya yang setia akan mendapat upah, ketika kedatangan-Nya, maut akan kehilangan sengatannya dan kubur akan ditelan oleh kemenangan. Kemudian Ia mengembalikan kepada hamba-hamba-Nya anak-anak mereka yang telah diceraikan dari mereka oleh kematian. “Beginilah firman Tuhan; Dengar, di Rama terdengar ratapan, tangisan yang pahit pedih; Rahel menangisi anak-anaknya, ia tidak mau dihibur karena anak-anaknya, sebab mereka tidak ada lagi. Beginilah firman TUHAN; Cegahlah suaramu dari menangis, dan matamu dari mencucurkan air mata, sebab untuk jerih payahmu ada ganjaran,... mereka akan kembali dari negeri musuh. Masih ada harapan untuk hari depanmu, demikianlah firman TUHAN: anak-anak akan kembali ke daerah mereka” Yeremia 31:15-17.— Para Nabi dan Raja, hlm. 197, 198. Sg 47.1

Orang-orang Saleh yang Sedang Tidur Dijaga Sebagai Permata yang Mahal Harganya — Pemberi hidup itu akan memanggil milik-Nya yang sudah dibeli dalam kebangkitan yang pertama, sampai pada waktu kemenangan itu, apabila bunyi sangkakala yang terakhir berbunyi dan pasukan tentara yang besar muncul menuju kemenangan yang kekal, setiap orang kudus yang sedang tidur akan dipelihara dan dijaga sebagai permata yang mahal harganya, yang dikenal Allah melalui nama. Oleh kuasa Juruselamat yang diam di dalam diri mereka semasa mereka hidup dan oleh karena mereka turut ambil bagian dari kodrat Ilahi-Nya, mereka dibawa keluar dari dalam kematian. — Letter 65a, 1894 dikutip dalam The SDA Bible Commentary, jld. 4, hlm. 1143. Sg 47.2

Kita akan Mengenal Sahabat-sahabat Kita —Kebangkitan Yesus merupakan jenis kebangkitan terakhir bagi semua orang yang tidur dalam Dia. Wajah Juruselamat yang sudah bangkit, perilakuNya, pembicaraan-Nya, semuanya dikenal oleh murid-murid-Nya. Sebagaimana Yesus bangkit dari antara orang mati, demikian juga mereka yang tidur dalam Dia harus bangkit lagi. Kita akan mengenal sahabat-sahabat kita, sebagaimana murid-murid mengenal Yesus. Mungkin mereka bercacat, berpenyakit, atau buruk rupa tubuhnya dalam hidup yang fana ini, dan mereka bangkit dalam kesehatan dan kesejajaran yang sempurna; meskipun demikian dalam tubuh yang dipermuliakan identitas mereka akan dipelihara dengan sempurnanya. Pada waktu itu kita akan mengenal sebagaimana kita juga telah dikenal. 1 Korintus 13: 12. Pada wajah yang bercahaya dengan terang yang bersinar dari wajah Yesus, kita akan mengenal air muka orang-orang yang kita kasihi. — Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 457. Sg 48.1

Kita akan Mengenal Satu Sama Lain — Pemberian Allah yang terbesar adalah Kristus, yang hidup-Nya menjadi milik kita, diberikan demi kita. Ia mati bagi kita, dan dibangkitkan untuk kita, agar kita bisa keluar dari kubur kepada persekutuan yang mulia dengan para malaikat surga, berjumpa dengan kekasih-kekasih kita dan mengenali wajah-wajah mereka, karena keserupaan dengan Kristus itu tidak merusak citra mereka, melainkan mengubahnya kepada citraNya yang mulia. Setiap orang saleh yang mempunyai hubungan kekeluargaan sekarang ini kelak akan saling mengenal.—Letter, hlm. 79, 1898 dikutip dalam Selected Messages , jld. 3, hlm. 316. Sg 48.2

Kepribadian Dipertahankan dalam Tubuh Baru - Identitas pribadi kita dipertahankan dalam kebangkitan, meskipun unsur atau zat pokok tubah kita tidak sama lagi seperti waktu masuk ke kuburan. Pekerjaan Allah yang menakjubkan adalah misteri bagi manusia. Roh dan karakter manusia dikembalikan kepada Tuhan yang mana akan dipertahankan. Dalam kebangkitan, setiap manusia akan memiliki karakternya sendiri. Tuhan dalam waktu-Nya sendiri akan memanggil orang mati, memberikan napas kehidupan, menghidupkan tulang-belulang yang kering. Bentuk yang sama akan muncul, tetapi akan bebas dari setiap penyakit dan cacat. Manusia yang hidup kembali itu akan mempunyai ciri-ciri yang sama sehingga teman akan mengenali teman. Tidak ada hukum alam Tuhan yang menunjukkan bahwa Tuhan memberikan partikel identik yang sama dari unsur yang menyusun tubuh sebelum kematian. Kepada orang-orang benar yang sudah mati, Tuhan akan memberikan tubuh yang baru yang akan menyenangkan hati-Nya. Sg 49.1

Paulus mengilustrasikan perumpamaan ini dengan biji gandum yang ditaburkan di ladang. Biji yang sudah tertanam menjadi busuk, tapi muncullah biji yang baru. Zat alami yang di gandum yang busuk itu tidak pernah tumbuh sebelumnya, tapi Tuhan memberikan tubuh yang baru yang menyenangkan Dia. Bahan yang jauh lebih bagus akan membentuk tubuh manusia, karena itu adalah ciptaan baru, kelahiran baru. Bahan itu menebarkan tubuh alami dan membangkitkan tubuh rohani. - Ms, hlm. 76, 1900 dikutip dalam The SDA Bible Commentary, jld. 6, hlm. 1093. Sg 49.2

Kedekatan antara Tuhan dan Orang-orang Kudus yang Dibangkitkan —Kristus menyatakan kepada para pendengar-Nya bahwa kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Alkitab yang mereka percayai itu tidak akan ada gunanya. Ia berkata, “Tetapi tentang kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah, ketika Ia bersabda: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.” Tuhan memperhatikan perkara-perkara yang tidak ada seolah-olah ada. Ia melihat akhir dari mulanya, dan memandang hasil pekerjaan-Nya seakan-akan sudah dilaksanakan sekarang. Orang-orang mati yang mulia itu, mulai dari Adam sampai dengan orang saleh yang meninggal terakhir, akan mendengar suara Anak Allah, dan akan keluar dari kubur kepada hidup yang baka. Allah akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Nya. Akan terdapat suatu hubungan yang erat dan halus antara Allah dan orang saleh yang dibangkitkan. Keadaan ini, yang diharapkan dalam niat-Nya, dipandangNya seolah-olah sudah ada. Orang mati hidup bagiNya. Alfa dan Omega , jld. 6, hlm. 233. Sg 50.1

Dibangkitkan untuk Menjadi Satu dengan Kristus — Ia (orang percaya itu) boleh mati, seperti Kristus mati, tetapi hidup dari Juruselamat ada di dalam dia. Hidupnya tersembunyi bersama Kristus di dalam Allah. “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup,” kata Yesus, “dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” Dia menjalankan proses besar yang mana orang-orang percaya dijadikan satu dengan Dia dalam kehidupan sekarang, untuk menjadi satu dengan Dia sampai selama-lamanya. Sg 50.2

Pada hari terakhir Dia akan membangkitkan mereka sebagai bagian dari diri-Nya. ... Kristus menjadi satu dengan kita agar supaya kita boleh menjadi satu dengan Dia dalam keilahian. — The Review and Herald, 18 Juni 1901 dikutip dalam Maranata, hlm. 301. Sg 50.3

Dibangunkan Supaya Tidak Mati Lagi—Malaikat-malaikat pelayan ada di sekitar kita memberi kita minum dari air kehidupan untuk menyegarkan jiwa kita dalam kisah akhir kehidupan. Ada janji dari Dia yang adalah kebangkitan dan hidup, bahwa mereka yang tidur dalam Yesus, akan dibawa bersama Dia dari kubur. Trompet akan berbunyi, orang mati akan bangkit kepada kehidupan dan tidak akan mati lagi. Pagi yang kekal akan mereka terima karena tidak akan ada malam di Kota Allah. — Letter, hlm. 78, 1890 dikutip dalam Selected Messages, jld. 2, hlm. 250. Sg 51.1

Sentuah Akhir dari kekekalan—Pemberi hidup datang untuk memutuskan rantai belenggu kubur itu. Ia membebaskan para tawanan dan berseru, “Akulah kebangkitan dan hidup.” Di sana berdirilah rombongan orang yang dibangkitkan. Pikiran yang terakhir ialah kematian dan kesedihan-kesedihannya. Pikiran mereka yang terakhir ialah kuburan dan liang lahad, tetapi kini mereka menyatakan, “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut di manakah sengatmu?” ... Kepedihan kematian adalah hal terakhir yang mereka rasakan. “Hai maut, di mana sengatmu?” Hal terakhir yang mereka akui adalah kepedihan kematian. Ketika mereka terjaga rasa sakitnya hilang.... Sg 51.2

Di sini mereka berdiri, dan sentuhan terakhir dari kekekalan diletakkan di atas mereka, dan mereka terangkat untuk menyambut Tuhan di angkasa. Gerbang Kota Allah terbuka, dan bangsa-bangsa yang telah menerima kebenaran masuk. Ada pasukan-pasukan malaikat di kedua sis, dan orang-orang yang ditebus oleh Tuhan masuk melalui para kerub dan serafim. Kristus menyambut mereka dan memberikan mereka berkat-Nya. “Bagus sekali, hamba yang baik dan setia: ... masuklah ke dalam sukacita Tuhanmu.” Sukacita apakah itu? Ia melihat kesusahan jiwa-Nya dan merasa puas. Sg 51.3

Itulah yang kami kerjakan. Di sini ada seorang, yang di masa yang gelap kami mohonkan kepada Tuhan atas namanya. Di sana ada seorang yang sekarat yang kami sudah ceritakan bersama-sama di atas tempat tidurnya dan dia menggantung jiwanya yang tak berdaya kepada Yesus. Di sini ada seorang pemabuk berat. Kami mencoba untuk mengarahkan pandangannya pada Dia yang berkuasa untuk menyelamatkan dan kami mengatakan kepadanya bahwa Kristus dapat memberinya kemenangan. Ada mahkota keagungan kekal di atas kepala mereka, dan kemudian orang-orang yang ditebus meletakkan mahkota kemegahannya di kaki Yesus. — Ms, hlm. 18, 1894 dikutip dalam The SDA Bible Commentary, jld. 6, hlm. 1093. Sg 52.1

Orang Benar yang Mati dan Hidup Melihat Yesus Bersama-sama — Dalam suratnya yang pertama kepada orang-orang percaya di Tesalonika, Paulus berusaha untuk mengajarkan mereka mengenai keadaan yang sebenarnya daripada orang mati. Ia bicara tentang mereka yang mati seperti tidur - dalam keadaan tidak sadar: “Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jika kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. ... Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari surga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersamasama denga mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selamalamanya bersama-sama dengan Tuhan.” Sg 52.2

Orang-orang Tesalonika ingin memahami buah pikiran bahwa Kristus akan datang untuk mengubahkan orang-orang setia yang masih hidup, akan mengambil mereka kepada diri-Nya sendiri. Mereka dengan hati-hati menjaga kehidupan teman-teman mereka, supaya jangan mereka mati dan kehilangan berkat yang mereka harapkan untuk menerimanya pada waktu kedatangan Tuhan. Tetapi satu-persatu kekasih-kekasih mereka yelah diangkat dari mereka, dan dengan kesedihan orang-orang Tesalonika memandang untuk waktu yang terakhir wajah orang-orang yang sudan mati, hampir tidak berani mengharapkan untuk bertemu dengan mereka dalam kehidupan yang akan datang. Sg 53.1

Sementara suratan Paulus dibuka dan dibaca, kesukaan dan penghiburan yang besar telah dibawa kepada jemaat oleh perkataan yang menyatakan keadaan yang sebenarnya dari orang mati. Paulus menunjukkan bahwa mereka yang hidup bila Yesus akan datang tidak akan pergi untuk menemui Tuhan mereka lebih dulu daripada mereka yang telah teridur dalam Yesus. Suara Penghulu malaikat dan sangkakala Allah akan membangkitkan mereka yang tertidur, dan yang mati dalam Kristus akan bangkit lebih dulu sebelum jamahan kebakaan akan diberikan kepada orang yang hidup. “Sesudah itu, kita yang hidup, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa, Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataanperkataan ini. ” —Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 217, 218. Sg 53.2

Kerajaan Masa Depan dalam Miniatur—Di atas gunung, di tempat Yesus dipermuliakan, Musa menyaksikan kemenangan Kristus atas dosa dan kematian. Ia mewakili mereka yang akan keluar dari kubur pada saat kebangkitan orang benar. Elia yang sudah diubahkan dan diangkat ke surga tanpa mengalami kematian, mewakili mereka yang akan tetap hidup di bumi ini pada saat kedatangan Kristus kedua kalinya, dan yang akan “diubah dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir, ” “dalam keadaan yang tidak dapat binasa, “dan “karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat mati” 1 Korintus 15: 51-53. Yesus mengenakan terang surga, sebagaimana Ia akan kelihatan ketika Ia datang “sekali lagi tanpa menanggung dosa.” Karena Ia akan datang “dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus” Ibrani 9: 28; Markus 8: 38. Sekarang janji Juruselamat kepada murid-murid digenapi. Di atas gunung itu kerajaan kemuliaan yang akan datang digambarkan dalam bentuk kecil—Kristus sebagai Raja, Musa mewakili orang saleh yang dibangkitkan, dan Elia mewakili orang saleh yang diubahkan. - Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 32. Sg 54.1

Garis-garis yang Dituliskan pada Kematian Keponakan Nyonya White — Sering pengharapan-pengharapan kita yang teguh sudah rusak Para kekasih kita dirampas dari kita oleh kematian. Kita menutup mata mereka dan membawa tubuh mereka di dalam kubur, dan mereka terbaring jauh dari pandangan mata kita. Akan tetapi pengharapan tetap hidup di dalam hati kita. Kita berpendirian bahwa kita bukanlah berpisah selama-lamanya, melainkan pada suatu saat kita akan bertemu dengan para kekasih yang tidur di dalam Yesus. Kelak mereka akan keluar dari tanah musuh. Pemberi hidup akan datang. Tak terhitung banyaknya malaikat-malaikat turut mengawal Dia. Ia putuskan tali pengikat maut, mematahkan tali rantai pengikat kubur, lalu para tawanan keluar di dalam keindahan yang segar dan tidak dapat binasa. Sg 54.2

Saat bayi-bayi mungil itu muncul dengan kekal dari tempat tidur debu mereka, mereka segera mengarahkan sayap ke lengan ibu mereka. Setelah bertemu, mereka tidak pernah mau lagi terpisah. Tetapi banyak dari anak-anak kecil tidak memiliki ibu mereka di sana. Kami mendengar dengan sia-sia lagu kemenangan yang meriah dari ibu itu. Para malaikat menerima bayi-bayi tanpa ibu dan mengarahkan mereka ke pohon kehidupan. Sg 55.1

Yesus menempatkan lingkaran cahaya keemasan, mahkota di atas kepala kecil mereka. Allah menganugerahkan ibu yang terkasih “Hawa” mungkin ada di sana, sehingga sayap-sayap kecilnya dapat dilipat di atas dada ibunya yang bahagia. — The Youth’s Instructor, April, 1858 dikutip dalam Selected Messages, jld. 2, hlm. 259, 260. Sg 55.2

Keluarga-keluarga dan Teman-teman Bersatu - Orang benar yang masih hidup “diubahkan dalam sekejap mata.” Pada waktu Allah bersuara mereka telah dimuliakan, dan dengan bangkitnya orang-orang kudus mereka diangkat untuk menemui Tuhan mereka di awang-awang. Malaikat-malaikat “mengumpulkan orangorang pilihan dari keempat penjuru mata angin, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.” Anak_anak kecil dibawa oleh malaikatmalaikat suci ke pangkuan ibu mereka. Temanteman yang sudah lama dipisahkan oleh kematian dispersatukan, tidak pernah lagi akan berpisah, dan dengan nyanyian kesukaan naik bersama-sama ke dalam Kota Allah. Sg 55.3

Pada kedua sisi kereta kencana awan itu terdapat sayap-sayap dan di bawahnya ada roda-roda hidup, dan sementara kereta kencana itu bergerak menuju ke atas, roda-roda itu berbunyi, “Kudus,” dan sayap-sayap itu berbunyi “Kudus, kudus, kudus Tuhan Allah Yang Mahakuasa.” Dan umat yang ditebus itu berseru, “Haleluya!” sementara kereta itu terus bergerak menuju Yerusalem Baru. — Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 680, 681. Sg 56.1

Ketidakberhasilan Orang Berdosa Menyem-bunyikan Diri dari Yesus — Orang-orang berdosa memohon agar ditimpa oleh batu-batu pegunungan, hal itu lebih baik daripada bertatap dengan wajah Yesus yang telah mereka benci dan tolak... Sg 56.2

Mereka yang mencemoohkan pengakuanNya sebagai Anak Allah sekarang bungkam tidak bisa berkata-kata. Di situ ada Herodes yang angkuh, yang mengejek-Nya mengenai gelar kerajaan-Nya dan yang memerintahkan serdaduserdadu yang mengejek itu untuk memahkotaiNya menjadi raja. Di sana ada orang-orang yang dengan tangannya yang cemar memakaikan jubah ungu kepada-Nya, dan mahkota duri ke atas kepala-Nya yang suci, dan pada tangan-Nya yang tak berdaya itu tongkat tiruan, dan tunduk di hadapan-Nya dengan ejekan penghujatan. Orang-orang yang memukul dan meludahi Raja kehidupan itu, sekarang berpaling dari pandangan-Nya yang tajam dan berusaha melarikan diri dari kemuliaan hadirat-Nya yang dahsyat itu. Mereka yang memaku tangan dan kaki-Nya, serdadu yang menusuk lambung-Nya, melihat bekas itu dengan ketakutan dan penyesalan yang dalam. Sg 56.3

Dengan jelas para imam penguasa mengingat kembali peristiwa Golgota. Dengan ketakutan yang menggetarkan mereka mengingat bagaimana mereka dengan menggoyang-goyangkan kepala dengan ejekan kesetanan, berkata, “Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepadaNya. Ia menaruh harapan-Nya pada Allah, baiklah Allah menyelamatkan Dia, jika Allah berkenan kepada-Nya” Matius 27: 42, 43. Sg 56.4

Dan sekarang terdengarlah tangisan penderitaan fana. Lebih nyaring dari teriakan ” Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia!” yang terdengar di jalan - jalan Yerusalem, terdengarlah raungan keputusasaan yang mengerikan, “Ia adalah Anak Allah! Ia adalah Mesias yang sebenarnya!” Mereka berusaha melarikan diri dari hadapan Raja segala raja itu. Dengan sia-sia mereka berusaha mencoba bersembunyi di dalam gua-gua di bumi, yang retak karena beradunya elemen - elemen bumi.— The Sprit of Prochecy, jld. 4, hlm. 460-462. Sg 57.1

Umat Tebusan Tujuh Hari Lamanya Naik ke Surga - Kami semuanya memasuki awan bersama-sama, dan tujuh hari lamanya kami naik ke laut kaca, ketika Yesus membawa mahkota-mahkota, dan dengan tangan kanan-Nya sendiri menempatkannya di atas kepala kami. Ia memberikan kepada kami kecapi emas dan daun palem kemenangan. Di sinilah di laut kaca ke 144.000 orang itu berdiri dalam bentuk bujur sangkar. Beberapa dari mereka mempunyai mahkota yang amat terang, yang lain pula tidak begitu terang. Beberapa mahkota kelihatan sarat dengan bintang-bintang, sedangkan yang lainnya hanya sedikit. Semuanya merasa puas sekali dengan mahkota mereka. Dan mereka semuanya berpakaian jubah putih yang mulia dari bahu ke kaki. Malaikat-malaikat mengelilingi kami sementara kami berjalan di laut kaca menuju ke gerbang kota itu. Yesus mengangkat lengannya yang kuat dan mulia itu, memegang gerbang mutiara itu, mengayunkannya pada engsel yang gemerlapan dan mengatakan kepada kami, “Kamu sudah membasuh jubah dalam darah-Ku, berdiri teguh untuk kebenaran-Ku, masuklah.” Kami semuanya, masuk dan merasa bahwa kami berhak penuh dalam kota itu. — Life Sketches of Ellen G. White, hlm. 66, 67. Sg 57.2

Yesus Menyambut Orang-orang yang Ditebus ke Kota Yerusalem Baru — Di hadapan umat tebusan tampaklah kota suci itu. Yesus membuka lebar-lebar pintu-pintu gerbang mutiaranya dan bangsa-bangsa yang telah memelihara kebenaran masuk ke dalamnya. Di sana mereka memandang Firdaus Allah, tempat kedi-aman Adam sebelum ia berdosa. Kemudian suara itu, yang lebih merdu dari musik mana pun yang pernah didengar telinga fana, terdengar berkata, “Perjuanganmu telah berakhir.” “Marilah, hai kamu yang diberkati Bapa-Ku, warisilah kerajaan yang disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.” Sg 58.1

Sekarang digenapilah doa Juruselamat bagi mu - rid-murid-Nya, “Ya Bapa, Aku mau supaya di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku. ” “Tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya” Yudas 24. Dalam mempersembahkan mereka yang dibeli dengan darahNya kepada Bapa, Kristus berkata, “Sesungguhnya, inilah Aku dan anak-anak yang telah diberikan Allah kepada-Ku.” “Yang Engkau telah berikan kepadaKu, Aku telah menjaga mereka.” Sg 58.2

Oh, betapa ajaibnya kasih yang menebus itu! Kesukaan besar saat itu bilamana Bapa, memandang mereka yang sudah ditebus itu, akan melihat gambar-Nya, perselisihan karena dosa dihapuskan, kutukan dosa dibuangkan, dan sekali lagi manusia selaras dengan Ilahi. Sg 58.3

Dengan kasih yang tak terkatakan, Yesus me-nyambut umat-Nya yang setia kepada “kesukaan Tuhan mereka.” Kesukaan Juruselamat adalah dalam melihat jiwa-jiwa yang telah diselamatkan oleh penderitaan dan kehinaan-Nya ke dalam kerajaan kemuliaan. Dan yang ditebus itu akan turut mendapat bagian dalam kesukaan-Nya, sebagaimana mereka lihat di antara orang-orang yang diberkati, mereka yang telah dimenangkan kepada Kristus melalui doa-doa mereka, usaha-usaha mereka dan pengorbanan kasih mereka. Sementara mereka berkumpul di sekeliling takhta putih yang agung itu, kegembiraan yang tak terkatakan akan memenuhi hati mereka, pada waktu mereka memandang orang-orang yang telah mereka menangkan bagi Kristus, melihat bahwa orang itu telah memenangkan orang lain, dan juga orang-orang ini memenangkan lain lagi, semuanya dibawa ke pelabuhan yang tenang. Di sana mereka meletakkan mahkota mereka di kaki Yesus, dan memuji Dia selama-lamanya. — Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 681, 682. Sg 59.1

Dua Adam Bertemu di Kota Kudus—Sementara umat yang sudah ditebus disambut ke dalam Kota Allah, berkumandanglah di udara sorak pujian. Dua Adam baru saja bertemu. Anak Allah berdiri dengan mengulurkan tangan untuk menerima bapa umat manusia,—makhluk yang diciptakan-Nya, yang telah berdosa terhadap Pencipta-Nya, dan yang dosanya telah memberikan tanda-tanda penyaliban di tubuh Juruselamat. Pada waktu Adam melihat dengan jelas bekas-bekas paku yang kejam itu, ia tidak merebahkan dirinya di pangkuan Tuhan-Nya, tetapi dalam kerendahan menjatuhkan dirinya di kaki-Nya sambil berseru, “Layaklah Anak Domba yang tersembelih itu!” Dengan lembut Juruselamat mengangkat dia berdiri, dan menyuruhnya untuk melihat sekali lagi rumah Taman Firdaus, dari mana ia telah lama terbuang. Sg 59.2

Setelah ia diusir dari Taman Firdaus, kehidupan Adam di dunia ini telah dipenuhi dengan kesedihan. Setiap daun yang mati, setiap korban persembahan, setiap kutukan pada wajah alam yang indah, setiap noda pada kemurnian manusia, semuanya mengingatkan dosa-dosanya. Sangat mengerikan penderitaan penyesalan itu pada waktu ia melihat kejahatan merajalela, dan dalam jawaban kepada amaran-amaran-Nya, menghadapi teguran-teguran yang dilemparkan kepadanya sebagai penyebab dosa. Dengan kesabaran dan kerendahan hati ia menanggung hukuman pelanggaran hampir seribu tahun lamanya. Dengan setia ia menyesali dosa-dosanya dan berharap kepada jasa-jasa Juruselamat yang dijanjikan, dan ia mati di dalam pengharapan akan suatu kebangkitan. Anak Allah menebus kegagalan dan kejatuhan manusia, dan sekarang, melalui pekerjaan pendamaian, Adam di-kembalikan kepada kedudukannya yang semula. Sg 60.1

Dengan diliputi sukacita ia memandang pe-pohonan yang dahulu pernah menjadi kesenangannya, — pohon-pohon yang buahnya dikumpulkannya sendiri pada waktu ia masih belum berdosa dan masih dalam kesukaan. Ia melihat pokok anggur yang telah dirawatnya sendiri dengan tangannya sendiri, dan bunga-bunga yang pada suatu waktu ia senang memeliharanya. Pikirannya menangkap realitas pemandangan itu. Ia mengerti bahwa sesungguhnya inilah Eden Firdaus yang telah dipulihkan, sekarang lebih indah daripada waktu ia dihalau dari dalamnya. Juruselamat menuntunnya ke pohon kehidupan, dan memetik buahnya yang mulia, lalu menawarkannya kepada Adam untuk dimakan. Ia melihat ke sekelilingnya, dan melihat rombongan besar keluarganya yang telah ditebus, berdiri di Firdaus Allah. Kemudian ia meletakkan mahkotanya di kaki Yesus, dan merebahkan dirinya ke dada-Nya dan memeluk Penebus itu. Ia memetik kecapi emas dan kubahkubah surga menggemakan nyanyian kemenangan, “Layaklah, layaklah Anak Domba yang tersembelih, namun hidup kembali!” Keluarga Adam menyanyikan nyanyian mereka sambil meletakkan mahkota mereka di kaki Juruselamat dan tunduk di hadapan-Nya dengan pujian. Sg 60.2

Pertemuan kembali ini disaksikan oleh malaikat-malaikat yang menangis pada waktu kejatuhan Adam, dan bersukacita pada waktu Yesus, sesudah kebangkitan-Nya naik ke surga, telah membuka kuburan bagi semua yang akan percaya kepada nama-Nya. Sekarang mereka melihat pekerjaan penebusan itu diwujudkan, dan mereka menyatukan suara dalam nyanyian pujian. — Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 682-684. Sg 61.1

Berdiri Bersama Anak Domba di Atas Laut Kaca - Di atas laut kristal yang di depan takhta itu, laut kaca yang bening itu seakan-akan bercampur dengan api—begitu berkilau-kilau dengan kemuliaan Allah—berhimpunlah rombongan yang “telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya.” Mereka berdiri bersama Anak Domba di Bukit Sion memegang “kecapi Allah” bersama 144.000 orang yang ditebus dari antara manusia. Dan kemudian terdengarlah, bagaikan desau air bah, dan bagaikan deru guruh yang dahsyat, “bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya,” Dan mereka menyanyikan “nyanyian yang baru” di hadapan takhta itu, suatu nyanyian yang tak seorang pun dapat mempelajarinya selain dari yang 144.000 orang itu. Nyanyian itu ialah nyanyian Musa dan Anak Domba—suatu nyanyian kelepasan. Sg 61.2

Tak seorang pun, kecuali yang 144.000 orang itu, dapat mempelajari nyanyian itu, karena nyanyian itu adalah nyanyian pengalaman mereka— suatu pengalaman yang tidak pernah dialami oleh rombongan lain. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. “Mereka ini, setelah diubahkan dari dunia ini, dari antara yang hidup, dianggap sebagai “korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu” Wahyu 15: 2, 3; 14: 1-5. “Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar, mereka telah melewati masa kesesakan seperti yang belum pernah terjadi sejak adanya suatu bangsa. Mereka telah menanggung penderitaan masa kesesakan Yakub. Mereka telah ber-diri tanpa pengantara selama pelaksanaan terakhir penghakiman Allah. Tetapi mereka telah dilepaskan, karena telah “mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba. ” “Di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta, mereka tidak bercela “di hadapan Allah. “Karena mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang dan malam di bait suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.” Sg 62.1

Mereka telah melihat dunia ini dilanda kelaparan dan bala sampar, matahari berkuasa menghanguskan manusia dengan panasnya yang hebat, dan mereka sendiri telah menanggung penderitaan, kelaparan dan dahaga. Akan tetapi “mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi. Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembala-kan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka” Wahyu 7: 16—17. — Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 684, 685. Sg 62.2