Nasihat Penatalayanan
Akibat Mencari Keuntungan
Pengabdian kepada usaha mendapat uang, dan sifat tamak yang dilahirkan oleh upaya untuk mendapat untung itulah yang mematikan kerohanian sidang, dan menjauhkan kasih sayang Allah dari sidang itu. Apabila kepala-kepala dan tangan-tangan senantiasa sibuk dengan rencana dan usaha menimbun kekayaan, kepentingan-kepentingan Allah dan manusia dilupakan. NP 19.1
Jika Allah telah memberkati kita dengan kemakmuran, tidak berarti bahwa waktu dan perhatian kita harus dialihkan daripadaNya dan diberikan kepada berkat-berkat yang telah Ia pinjamkan kepada kita. Pemberi itu lebih besar daripada pemberian itu. Kita telah dibeli dengan harga yang mahal, kita bukan lagi milik kita. Lupakah kita bahwa suatu harga yang tak terduga besarnya telah dibayarkan bagi penebusan kita? Apakah rasa syukur telah mati di dalam hati? Tidakkah salib Kristus mempermalukan hidup yang dipenuhi dengan sifat cinta diri dan pemanjaan? . . . Kita sedang menyabit buah-buah dari pengorbanan diriNya yang tak ternilai ini; namun bila ada pekerjaan harus dilakukan, bila uang kita dibutuhkan untuk membantu pekerjaan Penebus dalam rangka penyelamatan jiwa-jiwa, kita memohon untuk dimaafkan. Kemalasan yang hina, sikap tidak peduli dan rasa cinta diri yang jahat menutup kesadaran kita terhadap tuntutantuntutan Allah. NP 19.2
Biarlah kita abdikan waktu dan harta kita bagi pekerjaan Allah, agar kita boleh berkenan di hadapanNya dan menerima pahalaNya. R &H, 17 Oktober 1882 NP 19.3