Iman dan Perbuatan
Ini adalah Pembenaran
Kebenaran Kristuslah yang membuat orang berdosa diterima dan dibenarkan Allah. Walaupun hidupnya berdosa, jika ia percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat pribadinya, ia berdiri di hadapan Allah dengan menggunakan jubah yang tak bercacat cela dari kebenaran Kristus. IP 185.1
Orang berdosa mati karena pelanggaran dan dosa dipersingkat oleh iman dalam Kristus. Ia melihat dengan iman bahwa Yesus adalah Juruselamatnya, dan ia akan hidup selamanya, dan Ia dapat menyelamatkannya jika saja ia datang kepada Allah melalui Yesus. Dalam penebusan untuknya orang percaya melihat suatu efisiensi dalam panjang dan tinggi dan dalamnya satu napas—melihat betapa suatu kesempurnaan penebusan, yang dibeli dengan suatu harga yang sangat mahal, sehingga jiwanya dipenuhi dengan pujian dan rasa syukur. Ia melihat dalam terang kemuliaan Tuhan dan ia diubahkan sama seperti citra-Nya oleh kuasa Roh Tuhan. Ia melihat jubah kebenaran Kristus, ditenun dalam mesin tenun surgawi, dibungkus dengan penurutannya, dan dianugerahkan kepada jiwa yang bertobat melalui iman di dalam nama-Nya. IP 185.2
Pada saat orang berdosa memandang kepada Yesus yang mempunyai karisma yang tak tertandingi, dosa tidak lagi terlihat menarik bagi orang itu; karena ia memandang pemimpin tertinggi di antara sepuluh ribu, satu-satunya yang indah. Ia menyadari melalui pengalaman pribadi akan kuasa Injil, yang desainnya hanya bisa diimbangi oleh kemuliaan tujuannya. IP 186.1
Kita mempunyai Juruselamat yang hidup. Dia tidak berada di dalam kuburan Yusuf yang baru; Ia bangkit dari antara orang mati dan naik ke atas sebagai Pengganti dan Penjamin bagi setiap jiwa yang percaya. “Sebab itu kita yang dibenarkan oleh iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita Yesus Kristus” (Roma 5:1). Orang berdosa dibenarkan oleh karena kebaikan Kristus, dan ini adalah pengakuan Allah akan kesempurnaan dari penebusan bagi manusia. Bahwa Kristus taat sampai mati di kayu salib adalah sebuah janji dari penerimaan akan orang berdosa yang bertobat oleh Allah. Lalu apakah kita masih membiarkan diri kita mengalami keragu-raguan dan percaya, percaya dan ragu-ragu? Kita berdiri di hadapan Allah karena kebaikan-Nya, bukan karena kebaikan yang ada dalam diri kita, tetapi karena iman kita dalam “Tuhan Kebenaran kita”. IP 186.2
Yesus berdiri di dalam kesucian dari yang paling suci, muncul di hadapan Allah bagi kita. Di sana Ia tiada henti mewakili kita setiap saat, agar kita sem-purna di dalam-Nya. Tetapi karena demikian kita diwakili oleh-Nya di hadapan Bapa, kita tidak boleh menyalahgunakan rahmat-Nya, dan menjadi tidak peduli, seenaknya dan mementingkan diri sendiri. Kristus bukanlah pelayan dosa. Kita sempurna di dalamnya, diterima dalam kasih-Nya, hanya jika kita tinggal di dalam Dia melalui iman. IP 186.3
Kita tidak akan pernah mencapai kesempurnaan dengan usaha kita sendiri. Jiwa yang memandang Yesus dengan iman, akan membuang kebenarannya sendiri. Ia melihat dirinya tidak utuh, pertobatannya tidak mencukupi, iman terkuatnya masih lemah, pengorbanannya yang tertinggi sangat tidak cukup, dan ia akan membenamkan dirinya dalam kerendahan hati di kaki kayu salib. Tetapi suatu suara berbicara kepadanya yang datang dari nubuatan Firman Allah. Dalam ketakjuban dia akan mendengar pesan, “Engkau telah sempurna di dalam Dia.” Sekarang semuanya telah beristirahat di dalam jiwanya. Tidak perlu lagi ia berjuang untuk mendapatkan kelayakan di dalam dirinya, tidak perlu lagi melakukan suatu kebaikan agar layak berada di hadapan Allah. IP 187.1