Iman dan Perbuatan

30/79

Bab 6 - Peringatan Terhadap Penyucian Palsu

(Tulisan ini berasal dari “Konferensi di Swedia “di bulan Juni pertengahan 1886.
Diterbitkan pada Review and Herald, 5 Oktober 1886.)

Pada pertemuan di Orebro saya didorong oleh Roh Tuhan untuk mempresentasikan hukumNya sebagai ukuran kebenaran dan untuk memperingatkan umat kita terhadap penyucian modern palsu yang berasal dari penyembahan yang berdasarkan keinginan sendiri ketimbang kehendak Allah. Kesalahan ini dengan cepat menyebar ke seluruh dunia, dan sebagai saksi-saksi Allah kita dipanggil untuk membawa suatu pekabaran menentang hal ini. Hal ini merupakan suatu khayalan pada zaman ini dan ini akan menjadi ujian bagi mereka yang percaya kepada kebenaran. Mereka yang tidak mempunyai iman yang berakar kuat pada Firman Allah akan dituntun kepada hal yang salah. Dan hal yang paling menyedihkan dari semuanya adalah sangat sedikit dari mereka yang tertipu oleh kesalahan ini yang dapat menemukan terang itu kembali. IP 81.1

Alkitab adalah ukuran untuk menguji setiap orang yang mengaku disucikan. Yesus berdoa agar semua murid dapat disucikan melalui kebenaran, dan Ia berkata: “Firman-Mu adalah kebenaran” (Yohanes 17:17); sementara pemazmur berkata: “Taurat-Mu benar” (Mazmur 119:142). Semua yang dituntun oleh Allah akan menghargai suara-Nya melalui Firman-Nya. Bagi mereka Alkitab adalah doktrin yang menguntungkan, untuk pembuktian, memperbaiki kesalahan, tuntunan kepada kebenaran; di mana umat Allah bisa menjadi sempurna, secara keseluruhan dan dibentuk ke dalam setiap perbuatan baik (2 Timotius 3:16). “Dari buahnya engkau akan mengenal mereka” (Matius 7:16). IP 81.2

Kita tidak memerlukan bukti yang lain untuk membuktikan penyucian diri seseorang; jika mereka takut akan Tuhan tetapi tidak menuruti seluruh kehendak Allah, jika mereka mendengarkan dengan sungguh-sungguh akan suara Allah, percaya kepada kebijaksanaan-Nya, dan membuat Firman-Nya sebagai penasihatnya, lalu jika mereka tidak menyombongkan diri mereka atas kebaikan mereka, kita mendapatkan kepastian bahwa mereka berusaha mencapai kesempurnaan dari tabiat Kristus. Tetapi jika mereka menyatakan kesucian mereka sampai tidak lagi harus mempelajari firman, kita tidak perlu ragu bahwa penyucian mereka adalah palsu. Mereka bersandar pada pengertian mereka sendiri daripada memastikan kehendak Allah. IP 82.1