Iman dan Perbuatan

23/79

Suatu Penipuan yang Berhasil

Salah satu penipuan Setan yang berhasil adalah mengatakan bahwa manusia dapat disucikan, sementara mereka hidup tidak menurut kepada hukum-hukum Allah. Hal ini dijelaskan oleh Yesus seperti seseorang yang berkata, “Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat dalam nama-Mu? Mengusir Setan dalam nama-Mu? Membuat mukjizat dalam nama-Mu?” IP 61.3

Ya, mereka yang mengaku telah disucikan, mem-punyai hal yang besar untuk dikatakan mengenai di-selamatkan oleh darah Yesus, tetapi penyucian mereka tidak berdasar kepada kebenaran yang ada di dalam Yesus. Sementara mengaku percaya kepadaNya, dan rupanya membuat mukjizat dalam namaNya, mereka mengabaikan hukum-hukum Allah dan melayani sebagai agen dari musuh jiwa untuk meneruskan pekerjaan yang dimulai di Taman Eden, yang membuat alasan-alasan untuk tidak menuruti hukum Allah. Pekerjaan mereka adalah menuntun manusia untuk menolak Allah dengan mengabaikan hukum-hukum-Nya yang suatu saat nanti akan dibukakan di hadapan mereka mengenai hasil dari pekerjaan mereka. IP 62.1

Persyaratan mengenai kehidupan yang kekal telah dibuat dengan sangat sederhana di dalam Firman Allah yang mana tidak ada orang yang melakukan kesalahan, kecuali mereka memutuskan untuk melakukan kesalahan daripada melakukan kebenaran karena jiwa mereka yang tidak disucikan itu menyukai kegelapan daripada terang. IP 62.2

Seorang pengacara datang kepada Kristus dengan suatu pertanyaan, “Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Ia berpikir untuk memerangkap Kristus, tetapi Yesus menempatkan beban di bahunya. “Apakah yang tertulis di dalam hukum? Bagaimana engkau membacanya? Dan ia menjawab: Kasihilah Tuhan Aliahmu dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap pikiranmu; mengasihi saudaramu seperti engkau mengasihi dirimu sendiri.” Lalu Kristus berkata: “Jawabmu itu benar, perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup” (Lukas 10:25-28). Katakata ini berguna bagi setiap orang untuk berbagai masalah yang dihadapi. Apakah kita bersedia menuruti persyaratan ini? Apakah kita akan menjadi pelaku firman bukan hanya sekadar pendengar firman? Hukum Allah itu bersifat kekal dan tak berubah sama seperti tabiat-Nya. Apa pun yang manusia lakukan untuk membuat hukum itu menjadi hampa tidak akan mengganti tuntutan pada manusia atau melepaskan mereka dari kewajiban untuk menurut hukum itu. IP 62.3

Kita membutuhkan pencerahan Ilahi setiap hari; kita harus berdoa sama seperti Daud, “Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaibankeajaiban dari taurat-Mu” (Mazmur 119:18). Umat Allah akan mempertahankan kehormatan-Nya dengan pemeliharaan hukum-hukum-Nya; dan hukum-hukum-Nya tidaklah menyakitkan atau merupakan beban yang membelenggu kita. Daud berdoa, “Waktu untuk bertindak telah tiba bagi Tuhan; mereka telah merombak Taurat-Mu” (ayat 126). IP 63.1

Tidak satu pun dari kita yang dapat memper-malukan Allah dengan melanggar hukum-hukumNya. Adalah suatu kerugian yang tak terkira untuk mengabaikan Alkitab dan menyerahkan diri pada pencarian harta duniawi. Kekekalan akan mengung-kapkan pengorbanan besar yang dilakukan banyak orang untuk mengamankan kehormatan duniawi dan keuntungan duniawi, dan kehilangan jiwanya, kehilangan harta kekayaan yang kekal. Mereka bisa mendapatkan hidup yang diukur dengan hidup Allah; karena Yesus telah mati untuk membawa berkat dan kekayaan yang dapat dijangkau oleh manusia, supaya mereka tidak dikategorikan miskin, malang dan menyedihkan pada ukuran kekekalan. IP 64.1