Nasihat Mengenai Perilaku Seksual, Perzinahan Dan Perceraian
33. Stephen Belden
(Sebutan W. C. White: Saudari White tidak merasa simpati terhadap mereka yang memegang alasan bahwa seorang yang bercerai dari pasangannya dengan alasan lain selain dasar Alkitabiah, lalu menikah lagi, agar pernikahan kedua harus diceraikan jikalau mereka diterima atau dipertahankan dalam gereja MAHK. NMPS 194.1
“Saudari White mengakui sepenuhnya bahwa orang-orang ini dalam banyak hal telah berbuat dosa, bahwa sebagian berdosa dengan menyedihkan, dan bahwa mereka seharusnya tidak diterima ke dalam persekutuan gereja kecuali dosa itu disesali. Saudari White tidak menerima pendirian bahwa penerimaan seperti itu tidak murni tanpa mematahkan ikatan baru, dan melakukan usaha yang sungguh-sungguh supaya kembali kepada pasangan pertama. Dia mengakui fakta bahwa dalam banyak kejadian, penyatuan dengan pasangan pernikahan sebelumnya akan menjadi tidak mungkin atau paling tidak menguntungkan. Dia juga mengakui bahwa sumpah yang diambil pada pernikahan kedua memerlukan satu keputusan seperti itu sebagai yang paling baik dan bermurah hati kepada pasangan terikat. NMPS 194.2
“Kadang-kadang dia menunjuk kepada pengajaran Paulus, yang sudah mencapai batas tertentu dalam pengalamannya, lalu mengatakan ‘Tetapi aku mau menghindarkan kamu.’ Dia mengetahui bahwa ada situasi tertentu yang orang-orang hidup bersama akibat dari dosa. Dia juga mengetahui bahwa Kristus menerima pertobatan mereka yang murni, dan bahwa dalam banyak kasus, itu akan menjadi lebih buruk jikalau hubungan yang sudah ada diceraikan untuk menyediakan jalan penyatuan dengan pihak yang tak dapat disatukan, jadi Saudari White menggunakan istilah ‘Untuk menghindarkan kamu.’ NMPS 194.3
Kakak dari Saudari White bernama Sarah Harmon telah menikah dengan Stephen Belden dan menjadi ibu dari lima orang anak. Setelah kematiannya, demi rasa kasihan terhadap anak-anaknya, dia menikahi seorang wanita yang sudah bertahun-tahun menjadi pembantu di rumahnya. Tidak lama sesudah itu, wabah campak menyerang lingkungan, bersama yang lainnya dia menderita campak yang sangat jahat. Virus campak memasuki otaknya, lalu dia menjadi gila dan harus dirawat di rumah sakit jiwa. Saudara Belden bergumul untuk sementara waktu, mencoba merawat sendiri anak-anaknya yang lima orang itu, kemudian demi mereka, dia menikahi seorang wanita yang terampil. Wanita istrinya ini menolong memulihkan keadaan rumah tangga, dan berada *bersama dia sebelum suaminya meninggal, pada saat-saat yang berbeda, orang-orang yang hidup bersama Saudara Belden berusaha menyingkirkan dia dari keanggotaan gereja karena dia telah menikah tanpa perceraian dari istrinya dengan tuduhan perzinahan. Ketika hal ini dihadapkan kepada Saudari White, dia berkata ‘Biarkanlah mereka itu.’” (W. C. White dalam suratnya tanggal 6 Januari 1931.) NMPS 194.4