Sukses Memimpin

17/33

Mengendalikan Pikiran Orang Lain

Menyatakan Kasih Allah--“Kita tidak boleh beru-paya membentuk orang-orang menurut gagasan dan kecenderungan serta praktik-praktik kita sendiri. Dengan kehidupan yang tidak mementingkan diri dan berserah, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di pikiran kita, kita harus menyatakan, bukan cara dan kehendak kita sendiri, melainkan kuasa kasih Dia yang menyerahkan diri-Nya sendiri bagi kita supaya kita dapat ditarik dari sifat-sifat tabiat kita sendiri kepada kesempurnaan tabiat Kristus. Ia mati supaya kita dapat mengembangkan sifat-sifat tabiat-Nya, dan mengangkat, menyucikan serta menyenangkan hati dan kehidupan orang-orang yang memimpin di gereja kita). SM 74.1

Peka dan Bersimpati--“ Ada orang-orang, lebih baik, yang diperkirakan jauh lebih baik mengerjakan tanah daripada menghadapi pikiran manusia; mereka tidak peka ataupun bersimpati. Mereka yang mau melakukan pelayanan terbaik dan tertinggi untuk Yesus Kristus harus meniru pola dalam semua hubungan mereka dalam urusan bisnis, dan dalam perkaraperkara rohani. Allah melihat tidak seperti manusia, akibat kekerasan hati ini terhadap satu dengan yang lain dan itu merupakan suatu serangan terhadap Dia serta menghina nama-Nya yang Kudus ”-Letter 16d, 1892, hlm. 3 (7 Mei 1892 kepada Saudara Haskell). SM 74.2

Membentuk Pikiran Orang Lain--“Betapa pedih hati saya melihat ketua-ketua konferens memikul beban memilih mereka yang mereka rasa dapat mereka bentuk untuk bekerja dengan mereka di ladang. Mereka mengambil orang-orang yang tidak akan berbeda dengan mereka, tetapi yang akan bertindak sama seperti mesin saja. Tidak ada ketua yang mempunyai hak untuk melakukan hal ini. Biarkan orang-orang lain yang merencanakan; dan jika mereka gagal dalam beberapa hal, janganlah memandangnya sebagai bukti bahwa mereka tidak layak sebagai pemikir. Orangorang kita yang paling bertanggung jawab harus belajar melalui disiplin yang panjang bagaimana menggunakan pertimbangan mereka.”-Testimomes to Ministers, hlm. 304. SM 75.1

Allah Rela Mengajar Orang Lain,--“Pendapat bahwa pikiran dan pertimbangan satu orang dapat membentuk dan mengarahkan minat-minat yang penting, sehingga ia dapat dianggap sebagai suara untuk orang banyak, adalah suatu kejahatan besar, dan tetap, serta masih terus membahayakan orang yang ditempatkan pada suatu jabatan bertanggung jawab, dan juga mereka yang bekerja sama dengan dia. Allah tidak memberikan kepada satu orang manusia semua hikmat, dan hikmat tidak akan mati bersama dia. Mereka yang ditempatkan pada jabatan kepercayaan harus dengan sederhana menganggap pendapat orang lain layak dihormati dan sama benarnya dengan pendapat mereka sendiri. Mereka harus ingat bahwa Allah telah menjadikan orang lain sama berharganya dengan mereka, dan bahwa Allah mau mengajar dan membimbing SM 75.2

orang-orang im.”-Manuscript 55,1897 (3 Juni 1897, Perkembangan Para Pekerja). SM 76.1

Puji Orang Lain dengan Suatu Pengertian--“ Telah ditunjukkan kepada saya bahwa ada satu praktik yang harus dihindarkan oleh mereka yang berada di tempat bertanggung jawab; karena hal itu merusak pekerjaan Allah. Orang-orang yang mempunyai jabatan tidak boleh menjadi tuan atas harta pusaka Allah dan memerintah segala sesuatu yang berada di sekeliling mereka. Terlampau banyak yang menunjuk orang yang ditentukan yaitu yang mereka ingin supaya orang lain ikuti dalam pekerjaan. Pekerja-pekerja telah berusaha melakukan hal ini dengan iman yang buta, tanpa menggunakan pertimbangan mereka sendiri terhadap masalah yang ada di tangan mereka. Jika mereka yang ditempatkan sebagai direktur tidak hadir, maka mereka mengikuti arah mereka yang mutlak dengan tidak berbeda. Tetapi dalam nama Kristus, saya memohon supaya engkau menghentikan pekerjaan ini. Beri orang-orang kesempatan untuk menggunakan akal ‘sehat pribadi mereka. SM 76.2

Orang-orang yang mengikuti kepemimpinan orang lain, dan rela supaya orang lain yang harus berpikir untuk mereka, tidak layak dipercayai dengan tanggung jawab. Orang-orang kita yang memimpin kehilangan lagi dalam hal ini. Allah tidak mengaruniakan kepada orang-orang khusus semua kuasa otak yang ada di dunia. Orang-orang yang berada pada jabatan bertanggung jawab harus memuji orang lain dengan suatupengertian, dengan suatu kesanggupan pertimbangan dan penglihatan ke depan, dan memandang mereka sebagai yang mampu melakukan pekerjaan yang di-serahkan ke tangan mereka. SM 76.3

Saudara-saudara kita yang memimpin telah melakukan suatu kesalahan besar dalam menunjuk semua arah yang harus para pekerja ikuti, dan ini telah mengakibatkan cacat, dalam kurangnya roh peduli pada para pekerja oleh sebab mereka bergantung atas orang lain untuk melaksanakan semua rencana mereka, dan mereka sendiri tidak memikul tanggung jawab. Sekiranya orang-orang yang telah mengambil tanggung jawab ini untuk mereka pikul sendiri keluar dari jajaran kita, atau meninggal, keadaan apakah yang akan didapati dalam lembaga-lembaga kita? SM 77.1

Orang-orang yang memimpin harus menempatkan tanggung jawab pada orang lain, dan membiarkan merencanakan dan merancang serta melaksanakan, sehingga mereka dapat memperoleh pengalaman. Beri mereka nasihat bila perlu, tetapi jangan ambil pekerjaan itu karena engkau mengira saudara-saudara itu sedang melakukan kesalahan. Semoga Allah merasa iba terhadap pekerjaan itu bila pikiran satu orang dan rencana satu orang diikuti dengan tidak ada pertanyaan. Allah tidak akan dihormati sekiranya keadaan seperti itu memang ada. SM 77.2

Semua pekerja kita harus ada tempat untuk meng-gunakan pertimbangan dan kebijaksanaan mereka sendiri. Allah telah memberi talenta pada manusia dengan maksud supaya mereka menggunakannya. Ia telah memberi mereka pikiran dan Ia bermaksud supaya mereka akan menjadi ahli pikir, dan melakukan pemikiran dan perencanaan mereka sendiri daripada bergantung atas orang lain untuk berpikir dan meren canakan bagi mereka.”-Letter 12, 1885, (28 Oktober 1885, kepada Butler dan Haskell). SM 77.3

Jabatan Bukan Kuasa untuk Mendikte--“Setiap cabang pekerjaan Allah harus ada pengaktian. “Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar; untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus.” Efesus 4:11, 12. Ayat ini menunjukkan bahwa akan ada pekerja-pekerja yang berbeda-beda, perantara-perantara yang berlainlainan. Masing-masing mempunyai pekerjaan yang berbeda. Tidak ada orang yang dituntut untuk memegang pekerjaan orang lain, dan walaupun tidak terlatih, coba-coba melakukannya. Allah telah mengaruniakan kepada masing-masing sesuai dengan kesanggupannya. Satu orang mungkin mengira bahwa jabatannya memberinya kuasa untuk mendikte pekerja-pekerja lain, tetapi ini tidak demikian. Tidak mengetahui pekerjaan mereka, ia mau menjadi besar di manala seharusnya menjadi kecil, dan menjadi kecil di mana ia seharusnya menjadi besar, sebab ia hanya dapat melihat bagian kebun anggur tempat ia bekerja. ”-Testimonies, Jilid 8, hlm. 170, 171. SM 78.1